My Blog List

Thursday, 23 January 2014

Kumpulan Cowok Cuek

Sebuah villa di atas bukit, sungguh fantastis! Ternyata tidak sia-sia juga melewati dua jam perjalanan yang melelahkan itu setelah villa Dito yang nyaman dan tampak asri itu berada di depan mataku, di sebuah daerah perbukitan yang sejuk dan hijau. Jarang-jarang aku punya kesempatan untuk rekreasi seperti saat itu, karena aku memang tidak terlalu menganggapnya sebagai sesuatu yang penting. Lagipula, mana enak rekreasi sendirian, paling tidak aku harus mengajak tiga atau empat orang lagi agar tambah seru, dan itu aku rasa merupakan pekerjaan berat jika harus mempengaruhi teman-temanku yang kusebut sebagai “KCC” alias “kumpulan cowok cuek” itu. “Villa kamu hebat, Dit!” puji Arya yang berdiri di sebelahku. Untuk beberapa saat lamanya kami hanya berdiri sambil tertegun memandang bangunan asri di depan kami itu. Sementara itu, Axel masih terdiam, cowok yang satu ini memang lebih banyak diam bahkan boleh dikatakan sangat pendiam, dan mungkin juga itu yang menjadi resepnya kenapa ia sampai jadi buruan cewek-cewek kece di sekolah kami, disamping tentu saja tampangnya yang cute itu. “Masuk yuk!” ajak Dito sambil menenteng ranselnya dan berjalan menuju villa, melewati hamparan rumput taman yang memenuhi hampir seluruh pekarangan villanya itu. Kami bertiga menyusul Dito di belakang. “Mas Ferry, jangan kuatir, tempat ini cukup aman dan bebas, paling-paling yang ada di sini hanya Pak Gito, penjaga villa ini,” bisik Dito sambil nyengir di dekat kupingku, aku langsung mengerti apa oleh Dito dimaksud aman tadi. Arya dan Axel sempat melirik ke arah kami, namun mereka tidak terlalu menanggapi kata-kata Dito barusan, tentu saja mereka sama sekali tidak mengerti. Dan bahkan, pasti tidak akan pernah terpikir di benak mereka berdua, kalau mereka akan kehilangan keperjakaan di villa ini nantinya, semuanya masih menjadi rahasia dan hanya aku dan Dito yang tahu. Dito membuka sendiri pintu villanya itu dengan kunci yang dibawanya dari rumah, tidak tampak wajah Pak Gito di sekitar bangunan itu, barangkali pria itu sedang tidur atau mandi. Pak Gito pun tidak tahu kalau majikan kecilnya akan datang ke villa hari itu, karena memang di sana tidak ada line telepon. “Di sini ada dua kamar dan satu kamar utama, mendingan kita kumpul saja di kamar utama, cukup luas kok untuk empat atau bahkan sepuluh orang sekalipun. Nanti kita pindahkan kasur dari kamar lainnya kalau tidak cukup,” kata Dito mengkomando. Kamar utama yang dimaksud Dito memang lumayan luas bahkan sangat luas, di samping itu tempatnya nyaman, dengan dua jendela kaca berukuran besar di salah satu dindingnya, di balik jendela kaca itu dibangun kolam ikan kecil dan air mancur, suasananya betul-betul asri dan berhawa sejuk. Kamar itu yang biasanya ditempati orang tua Dito jika mereka sekeluarga menginap di villa itu. Arya langsung membanting badannya ke atas ranjang. “Wah, nyaman yah. Sepertinya aku betah nih!” kata Arya sambil kemudian diikuti oleh gelak tawanya. Ia menarik bantal dan guling yang ada di dekatnya dan langsung mengambil ancang-ancang untuk tidur, seperti biasanya jika pemuda itu bertemu dengan kasur. Jika melihat kasur empuk, Arya memang tak ada bedanya dengan orang yang kehausan di tengah gurun dan kemudian melihat mata air, bernafsu untuk segera menikmatinya. Benar saja, tak lama kemudian Arya sudah terlelap sambil mengorok pelan. Sementara itu, Aku, Dito dan Axel memindahkan sebuah kasur lagi ke dalam kamar itu, cukup melelahkan juga mengangkat kasur berukuran besar itu. Setelah itu kami menghabiskan waktu kami dengan mengobrol dan bersenda gurau di dalam kamar. Sampai pada akhirnya, cerita kami mulai berbau porno, meski tidak terlalu ekstrim. Tentu saja, yang mendominasi aku dan Dito, sementara Axel waktu aku lirik tampaknya ia merasa risih dengan topik pembicaraan itu, ia hanya menanggapinya dengan tersenyum dan mengangguk-anggukkan kepalanya. “Xel, kamu pernah nyoba ngeseks tidak?” tanyaku pada Axel. Cowok tampan itu menggeleng dengan lugunya. “Ah, bohong! tapi ingin juga kan?” timpal Dito memancing. Beberapa saat Axel terdiam, ia seperti kena skak mat. “Nggak ah! Jujur saja, aku agak takut!” sahut Axel kemudian. “Takut apa? Takut bunting?” gurau Dito yang kemudian membuat kami bertiga tertawa terpingkal-pingkal. “Ada orang tidur tuh, jangan ribut!” timpal ku mengingatkan. Arya membalikkan tubuhnya dan berubah posisi telentang. “Kita kerjain yuk!” kata Dito tiba-tiba. “Kerjain apaan?” tanyaku tak mengerti. Dito kemudian meraih tas ranselnya dan mengambil sesuatu dari dalamnya. “Dengan ini!” kata Dito bersemangat sambil menunjukkan tiga batang spidol besar dan sebuah rapido di tangannya. “Boleh juga,” timpal Axel sambil nyengir. Kami bertiga pun merayap dan duduk mengelilingi Arya yang masih terlelap dalam alam mimpinya itu. Waktu itu sudah hampir menjelang petang, sekitar jam empat. Sesaat kemudian, tangan jahil kami pun mulai beraksi. Aku dan Axel melukis muka Arya dengan spidol dan rapido. Sementara Dito duduk di samping betis Arya sambil memegang spidol yang lain. Wajah putih mulus itupun dalam beberapa saat berubah menjadi wajah badut. “Dadanya juga!” usul Axel kemudian. Aku dan Dito hampir bersamaan mengangguk setuju. Axel pun langsung melepas kancing kemeja Arya satu per satu dan mengangkat perlahan singlet yang dipakainya. Begitu dada Arya yang bidang itu membentang di hadapanku, aku pun langsung terangsang sekali, aku tidak tahu bagaimana dengan Axel dan Dito. Tetapi aku masih berusaha untuk menahan gejolak birahiku saat itu. “Dit, minta yang biru!” pintaku sambil menjulurkan tangan ke arah Dito yang aku yakin masih duduk di tempatnya semula, aku tak menoleh saat itu pada Dito karena mataku yang terpaku menyaksikan hasil karyaku dan Axel. Tetapi, lama Dito tak memberikan spidol biru yang kuminta dan tidak sepatah kata pun yang diucapkannya, aku pun lantas menoleh ke arahnya, dan ternyata, astaga! Dito sudah tidak lagi memegang spidol melainkan tangannya sedang sibuk meraba-raba kontol Arya yang masih terbungkus celana jeans itu, bahkan Dito hendak membuka restsleting celana itu. Axel pun sama bengongnya denganku menyaksikan aksi Dito saat itu, bahkan barangkali degup jantung Axel juga sama tak karuannya juga denganku. Dito mendekatkan mukanya ke celana Arya, ia menciuminya dengan liar sebelum ia membukanya. Kemudian barulah ia menarik resletingnya perlahan agar terbuka dan tak lama kemudian terlihatlah celana dalam GT-man merah hati yang dipakai Arya saat itu. Dengan hati-hati sekali, Dito memelorotkan celana jeans Arya itu, sampai pemuda itu tak bercelana lagi, hanya mengenakan kemeja yang hampir semua kancingnya sudah membuka dan celana dalam seksi warna merah hati. Pokoknya, Arya sudah benar-benar acak-acakan saat itu, sangat jauh berbeda dengan penampilan sehari-harinya yang selalu tampil trendy, rapi dan modis. Tetapi justru ketika sedang dalam keadaan acak-acakan itulah Arya bahkan tampak lebih macho dan seksi dibandingkan biasanya. Tanganku pun mulai mengelus-elus dada dan perut Arya yang ditumbuhi bulu-bulu halus yang menyambung dengan jembut-jembutnya yang tumbuh sampai ke seputar selangkangannya itu, bahkan ada yang tidak tertutup oleh celana dalamnya. Axel pun tak lagi merasa canggung, apalagi dilihatnya aku pun sudah mulai ikut-ikutan terbawa suasana dan mengerayangi tubuh Arya, Axel memilih untuk meraba-raba paha mulus Arya dan menciumi leher Arya. “Argh, teruskan!” tiba-tiba Arya terbangun tanpa kami sadari, ia langsung mengerang-erang dan menggeliat. Entah ia benar-benar sadar atau masih setengah terbawa alam mimpinya. Yang jelas, Arya mendesah-desah seperti orang yang sedang berada dalam puncak kenikmatan. Kami bertiga pun makin diburu nafsu dan makin menggencarkan aksi kami mengeroyok Arya. Dito menarik celana dalam Arya dan kemudian kontol Arya pun langsung tegak selepasnya dari dalam sangkar. Dito langsung melumatnya, menghisapnya maju mundur, menggigit-gigit pelan dan memainkan lidahnya di kulup sang pangeran. Kemudian, sesaat ia melepaskan lumatannya, bola mata Dito digerakkannya ke atas sambil menggoyang-goyangkan kepalanya, tampangnya persis seperti orang yang mabuk kepayang setelah menenggak sebotol besar tuak cina. Sepertinya nikmat sekali kontol Arya yang panjangnya sekitar 17 cm itu saat kulihat Dito sampai seperti itu setelah menghisapnya. “Gantian dong!” pintaku pada Dito. Dito langsung berpindah posisi, ia duduk di dekat Axel, merebahkan diri dan memeluk tubuh pemuda itu dari belakang dengan erat, Axel pun pasrah saja bahkan ketika Dito melumat lehernya dan melepaskan t-shirt yang dipakainya dengan penuh nafsu. Setelah itu keduanya saling berpagutan, menikmati permainan lidah ular yang dahsyat, apalagi Dito adalah jagonya dalam urusan lumat melumat dan cium-mencium, malah ia bisa melakukan yang lebih dahsyat dari French kiss. Namun tak disangka, Axel ternyata sanggup mengimbanginya, tak kalah seperti orang yang sudah berpengalaman saja. Arya makin kuat menggelinjang, tampaknya kenyamanan tidurnya terganggu dengan kenyamanan yang jauh lebih nikmat. Sama seperti yang Dito lakukan tadi, aku pun memasukkan kontol Arya ke dalam mulutku, mengulum dan melumatnya dengan sangat liar. Dan tak lama kemudian, Arya pun menyemprotkan sperma kentalnya di dalam mulutku, sensasi asin, hangat bercampur nikmat. Aku pun menjilati sisa-sisa sperma yang masih menempel di kontol Arya sampai ludes tak bersisa. Rasanya jauh lebih nikmat dari susu, dan sangat kental. Setelah puas bermain-main dengan batang kejantanan Arya, aku menanggalkan semua pakaianku sampai bertelanjang bulat dan kemudian menindih badan Arya dan melumat bibirnya, dan tidak kulewatkan setiap bagian dan lekuk-lekuk badan Arya dengan ciuman-ciuman mautku. Yang cukup lama ketika aku melumat bibir dan lehernya, karena menurutku bagian tubuh itulah yang paling seksi dari Arya. Apalagi aroma kelelakian dari keringat yang membasahi tubuh Arya yang makin membuatku bergairah. Arya kemudian membalikkan badanku, menindihnya dan menyerangku dengan ciuman-ciumannya yang juga tak kalah dahsyat. “Argh!” Aku menggigit bibir bawahku sambil merasakan kenikmatan yang luar biasa ketika mulut Arya mencaplok kontolku di bawah sana dan kemudian melumatnya. Tidak lama, aku minta posisi 69 pada Arya, karena sebetulnya aku masih belum puas menikmati kontol Arya di mulutku, apalagi kontolnya yang tergolong besar untuk ukuran remaja tujuh belasan itu kini sudah setegak dan sekokoh tower. Mengeras dengan urat-uratnya yang besar-besar itu. Axel dan Dito ternyata punya keasyikan sendiri, mereka bertempur di atas karpet, bergulung-gulung sambil berpagutan dengan tanpa selembar benang pun yang menempel ditubuh mereka. Axel punya tubuh putih mulus, agak langsing dan memang tidak semacho Dito atau Arya, tapi tetap sangat menggairahkan. Dito mengocok kontol Axel yang panjangnya 15 cm itu sambil sesekali mengulumnya, ternyata Axel mudah sekali ejakulasi, sebentar saja dirangsang, precum-nya sudah keluar dan tidak lama sesudah itu, Axel menyemprotkan lahar putihnya yang juga kental itu ke dalam mulut Dito, bahkan saking banyaknya sampai-sampai Dito tersedak karenanya. Setelah kontol Axel terkulai lemas dan untuk beberapa saat pemuda itu duduk berselonjor di atas karpet, Dito pun berdiri dan menjulurkan kontolnya tepat di depan mulut Axel. Axel pun tak menyia-nyiakannya ketika sosis raksasa berdiameter 3 cm itu disodorkan ke arahnya, sangat menggairahkan. Ia pun mengocok dan melumatnya secara bergantian. “Argh!”, Dito pun menggeliat-geliat karena nikmatnya. Axel makin buas saja, disepongnya dengan kuat kontol Dito itu, dan sesaat kemudian sperma Dito muncrat ke muka Axel. Dito membungkukkan badannya, ia memeluk leher AXel dan menciumi kepala Axel, Aku berdiri di belakang Dito, sambil memasang kuda-kuda untuk menusukkan kontolku ke dalam lubang anus Dito yang membuka di depanku saat itu. Sementara itu, Arya berjongkok di belakang Axel sambil menciumi punggung pemuda itu, dan kemudian perlahan makin turun dengan gerakan yang makin liar sampai pada akhirnya kontol Axel masuk ke dalam mulutnya. Arya menghisapnya dengan kuat sekuat gairahnya yang sedang berada pada posisi puncak saat itu. Demikianlah yang kami berempat lakukan di dalam kamar berukuran 10 x 8,5 meter persegi itu selama hampir empat jam sampai jam makan malam tiba. Lelucon badut yang berakhir dengan sex party.

Nikmatnya Di Entot Ayah Sendiri

“Yah, ini rokoknya”. Aku langsung berlari ke dalam kamar, melemparkan plastik berisi bungkusan barang-barang yang baru aku beli ke atas kasurku dan segera masuk ke dalam toilet yang ada di dalam kamarku. Aku sudah tak tahan menahan kencing sejak di warung tadi. Ya, aku tadi membeli obat nyamuk semprot untuk di rumahku, dan Ayahku pun sekalian minta dibelikan rokok tadi. Sebelum ke warung aku sempat mampir sejenak ke laYah DVD di perempatan jalan tak jauh dari rumah. Beberapa keping DVD straight aku beli untuk aku tonton malam ini. Ketika aku sedang kencing, aku mendengar pintu kamarku terbuka. Ah, paling Ayah kupikir, ia akan mengambil rokoknya. Tapi… Oh tidak! Di bungkusan itu ada kepingan DVD ! Ahh deg-degan rasanya aku hendak keluar kamar mandi, aku takut Ayah marah. Aku diam sejenak. Aku tidak mendengar suara apa-apa dari dalam kamarku. Mungkinkah Ayah sudah keluar? Aku, Satria, adalah seorang pria berusia 17 tahun. Aku kini duduk di kelas 3 SMA. Badanku biasa saja, tidak terlalu berotot. Kulitku sawo matang. Aku asli Jawa Tengah, tapi aku sekarang tinggal di Jakarta. Ya, Ayahku yang seorang tentara dipindah tugaskan ke satuan di Jakarta. Ayahku seorang yang tegas. Ia boleh dibilang galak dan sangat keras. Tapi semua berubah sejak ulang tahunku yang ke-17 dua bulan lalu. Ayah bilang, aku sudah dewasa, sudah harus bisa menentukan nasib sendiri. Sudah harus tahu mana yang baik dan mana yang salah. Ayah hanya bisa menasehati saja. Usia Ayah 42 tahun. Secara fisik, Ayahku seperti kebanyakan tentara yang lainnya, tubuhnya gempal, berotot, kulitnya sawo matang, memiliki kumis tebal, dan tatapannya tajam. Teman-temanku bilang tampang Ayah menyeramkan. Tapi beberapa teman perempuanku malah menyukainya. Mereka bilang sangat macho! Hahahaha… Sejak dua hari lalu, Ibuku pulang kampung ke Solo bersama adikku satu-satunya yang masih duduk di bangku SMP, Intan. Bulik-ku akan menikah empat hari lagi dan sebagai kakak, Ibu merasa wajib untuk membantu persiapannya. Saat ini bertepatan dengan liburan semester, sehingga adikku pun bisa ikut. Tinggallah aku dan Ayah di rumah berdua. Untuk bersih-bersih rumah aku kerjakan bersama Ayah. Sedangkan untuk urusan perut, Ayah sangat jago masak. Cukup banyak ilmu yang ia dapatkan selama pendidikan militernya dulu, termasuk masak-memasak. Aku sendiri tidak ikut ke Solo karena sedang sibuk mempersiapkan ujian akhir nasional. Jadi nanti saja lah, aku dan Ayah datang pada H-1. Oke, kembali ke cerita awal. Oya, sebelumnya aku beritahukan bahwa aku bukanlah gay, aku mempunyai pacar wanita yang sangat kusayang. Ayah Ibuku pun tahu dan mengenal baik pacarku itu. Dan selama berpacaran aku tidak pernah melakukan hal-hal yang lebih dari sekedar berpegangan tangan. Ah, sepertinya Ayah sudah keluar dan mengambil rokoknya. Aku beranikan diri keluar kamar mandi. Oh tidak, aku pun tersentak. Ayah rupanya sedang memutar DVD yang baru kubeli di TV di kamarku. TamYah Ayah masih mengenakan seragam tentaranya. Namun kancing bajunya sudah terbuka, gerah mungkin. “Yah…” aku tidak bisa melanjutkan kata-kata. “Mas, kamu untuk apa toh beli DVD kayak gini?” tanya Ayah pelan. “Mmmm… Nggak,yah, aku cuma… Cuma penasaran aja.” Jawabku bingung. “Ya, wajar sih, anak seusiamu tertarik pada hal-hal seperti ini. Tapi ingat, sebagai orangtua, Ayah hanya titip pesan saja, kamu jangan berbuat hal yang tidak-tidak ya. Misalkan kamu melakukan adegan-adegan seperti di film ini dengan pacar kamu. Nanti saja kalau sudah menikah. Kalau sampai hamil, bahaya!” nasehat Ayah. “Nah, kamu selama ini kalau lagi pengen ngapain toh?” lanjut Ayah. “Aku… aku…” aku tak bisa berkata apa-apa. “Sudahlah Mas, Ayah ini kan Ayahmu. Dari dulu kan kita sudah saling terbuka. Lagipula kan kita sama-sama lelaki toh? Gak usah sungkan. Kamu bisa bebas cerita apa saja. Ayo cerita”, Ayah melanjutkan. “Gak ngapa-ngapain sihyah. Paling aku Cuma ngocok aja”, jawabku malu. “Hahahaha, kamu kok malu? Itu wajar, Ayah juga dulu waktu masih muda sering kok ngocok gitu. Tapi ingat, jangan keseringan ya! Nggak bagus, hehe… Eh ngomong-ngomong filmnya bagus ini. Ayah ikut nonton ya, sudah kadung diputer, jadi Ayah nonton disini saja lah” tegas Ayah. “Iyayah, aku keluar dulu ya” jawabku. “Lho, kamu mau kemana? Nonton sini saja, gabung” minta Ayah. Aku pun duduk di ujung kasur, sementara Ayah tiduran di kasurku. TamYah adegan di TV, dua orang pria sedang mengerjai seorang wanita. Satu pria itu terlihat sudah tua, dan satu pria lainnya terlihat masih muda. Film yang diputar ini adalah film Asia. Pria yang lebih tua sedang duduk terlentang sambil penisnya dikulum oleh si wanita itu. Sementara pria yang lebih muda sedang memasukkan penisnya ke dalam vagina si wanita dengan gaya doggy style. “Ini sepertinya Ayah dan anaknya, ya mas. Mukanya mirip, hahahaha….” Kata Ayah. Aku sudah tidak setakut di awal tadi, aku sudah mulai relax dan ikut tidur di samping Ayah dengan bantal yang cukup tinggi. Tak lama kemudian aku kaget sekali. Ayah membuka ritsleting celananya, dan ia sedikit menurunkan celananya. “Ayah mau ngocok mas, sudah dua hari ibu pergi nih” Ayah cuek saja langsung mengocok penisnya. Aku ternganga, penis Ayah begitu besar, keras, panjang, dan urat-uratnya membuat terlihat lebih macho. Bulu-bulunya keriting namun tidak begitu panjang, sangat rapi. Baru kali ini aku melihat penis orang dewasa, dan itu adalah penis Ayahku sendiri. Perasaanku tak karuan. Deg-degan tidak jelas. Aku bingung dan sangat bingung. Entah kenapa aku justru penasaran ingin melihat penis Ayah lebih dekat namun aku tidak berani. “Mas, kok bengong? Kamu kalau mau ngocok juga, cuek aja. Kita lelaki. Wajar kok kalau terangsang lihat film beginian, hehehe” lanjut Ayah. Dan entah keberanian dari mana, aku pun membuka celanaku hingga terlepas semuanya. Ahhh, sensasinya begitu nikmat sekali. Jantungku berdebar keras. Aku memperlihatkan penisku di depan Ayah, dan akupun melihat penis Ayah! Kulihat muka Ayah serius sekali melihat adegan-adegan panas di TV. Mukanya terlihat sangat menikmati. Tak lama ia melepaskan baju seragam tentaranya, ia hanya mengenakan kaos dalam saja. Bulu-bulu di dadanya mencuat keluar. Aku tak tahu mengapa, aku tiba-tiba jadi suka dengan wangi badan Ayah. Ayah pun menurunkan celananya hingga terlepas semua. “Biar adil” Ayah bilang. Aku pun mulai mengocok penisku. Dan entah keberanian dari mana lagi, aku pun membuka bajuku. Ahhh, sensasinya benar-benar tak bisa diungkapkan dengan kata-kata. Ayah yang kukenal galak ini, ada di sampingku, sedangkan aku bugil tanpa sehelai benang pun. Aku mulai mengocok penisku. Tak lama Ayah pun membuka kaos singletnya. Astaga, kenapa dengan pikiranku? Ayah terlihat sangat sexy sekali ketika telanjang bulat. Pentil susunya mengeras. Dadanya berbulu rapih, dan sangat wangi sekali. Wangi maskulin, aku tiba-tiba suka! “Ayo mas, kocok mas, kita keluarin mas” tak kusangka Ayah berkata seperti itu. “Di akmil dulu Ayah dan rekan-rekan Ayah biasa ngocok bersama, mas. Jadi cuek saja” lanjut Ayah. Aku makin terangsang melihat gaya Ayah mengocok penisnya. Tangan kirinya sibuk mengusap-usap dadanya. “Mas, pentil susu kita ini juga sumber kenikmatan. Coba deh kamu raba-raba” jelas Ayah. “Iyayah, geli” tukasku Tanpa berkata apa-apa, tangan Ayah menggerayangi dadaku, mencubit-cubit putingku. “Ahhhh,yah, geliii…” lirihku “Enak kan mas? Nanti gantian kamu mainin putting Ayah juga ya” tegas Ayah. Aku tak menjawabnya, langsung saja aku meraba-raba dada Ayah. Ohh, dadanya yang berbulu dan berotot membuatku tertarik untuk merabanya lebih jauh lagi. Aku ingin memiliki dada sepertinya. “Ahhh mas, ini enak mas. Ayo mas, maenin putting Ayah.” Entah kenapa aku terangsang mendengar kata-kata Ayah. Ayah menurunkan lengannya dari dadaku ke penisku. Aku kaget, tapi ini enak sekali! Baru kali ini penisku dipegang orang lain. Penisku dikocok-kocoknya. Aku dan Ayah sudah tidak memperhatikan DVD lagi. “Kontol kamu gede banget mas. Sama kayak Ayah” Tanpa dikomandoi aku pun memegang penis Ayah, dan baru kali ini pula aku memegang penis orang lain. Ya, penis Ayah begitu hangat dan menggemaskan. “Dari kontol Ayah ini lah asal kamu, mas.” Kata Ayah. “Mas, duduk yuk” ajak Ayah. Ayah lalu duduk di sandaran kasurku. Ia lalu asyik mengocok penisnya sendiri. Aku agak kesal juga karena aku masih ingin penisku dikocok oleh Ayah. Ya sudah lah, aku kocok sendiri saja. Ketika aku hendak mengocok penisku, Ayah tiba-tiba menepis tanganku. “Enak gak mas kalau Ayah kulum gini” Ayah langsung melahap penisku. Ahhhhhh ini sungguh nikmat sekali. Aku tak percaya ini! Sedotannya kuat dan kumis Ayah membuatku makin geli. Ayah menjilati kelaminku mulai dari pangkal hingga ke ujungnya. Ahhh, precumku keluar semakin banyak. “Yah, enak” singkatku. “Iya mas, asal kamu tahu ini bentuk hukuman dari senior ketika Ayah masih duduk di akmil dulu. Ayah diminta menjilati kontol-kontol senior Ayah sampai keluar” jawab Ayah. Aku kaget sekali mendengarkan cerita Ayah. Ah, sudahlah, aku sedang menikmati ini. Aku pun penasaran dengan penis Ayah. “Yah, udah, nanti keluar. Aku boleh gantian ya?” pintaku. “Iya mas, nih kontol Ayah, kamu isep ya, kamu sedot-sedot, kamu jilat, nikmati kontol Ayah, Mas. Dari sini kamu berasal” jawab Ayah. Aku pun mencoba memasukkan mulutku ke penis Ayah. Baunya aku tak suka. Tapi aku penasaran. Bentuknya yang seksi, dan aku sadar dari penis Ayah inilah aku berasal. Aku tak ragu lagi, segera ku masukkan mulutku ke penis Ayah. Mmmmh, ternyata rasanya nikmat. Aku jilat-jilat penis Ayah. Aku jilati juga dua buah bola dibawahnya. “Mmmphh… mas, enak mas, ayo mas, sedot lagi mas” Ayahku meracau. Entah kenapa aku ingin merasakan tubuh Ayah seutuhnya. Aku merasa aman dan nyaman berada di samping Ayah. Ayah masih duduk bersandar. Akupun tiduran di paha Ayah sambil menghisap-hisap kontol Ayah. Aku melihat muka Ayah kenikmatan. Ayah mengusap-usap kepalaku dengan penuh kasih sayang. “Enak mas? Kamu keasyikan kayaknya, hehe” “Iyayah, kontol Ayah enak” Ayah lalu memukul-mukulkan penisnya ke mukaku. Ahh, ini seksi sekali! Aku pun menghisap penis Ayah lagi. Ayah lalu mengusap-ngusap dadaku, dan mencubit-cubit putingku. “Mas, Ayah mau tiduran, coba bangun dulu” pinta Ayah. Aku pun membiarkan Ayah tidur terlentang, dan tanpa diminta Ayah, aku masuk ke dalam pelukannya. Ayah mengusap-usap kepalaku. “Mas, ingat, ini cuma iseng saja ya. Kamu jangan sampai di luar sana jadi kepingin melakukan hal ini dengan orang lain. Kalau kamu lagi mau, bilang Ayah saja, nanti kita ngocok bareng lagi ya” “Iyayah” aku pun semakin erat memeluk Ayah. Ketiaknya yang dipenuhi bulu lebat kucium-cium, lalu aku berlanjut ke dadanya, putingnya kuhisap-hisap. Ah enak sekali. “Mmmph, mas, aahhh, mas, owh…” Ayah meracau kembali. Ayah lalu mengangkat kepalaku ke hadapan mukanya. “Mas, Ayah sayang kamu” lalu Ayah mencium bibirku dengan halus. Sungguh aku merasakan kasih sayang Ayah. “Ayo mas, kita keluarin” kata Ayah. Ayah lalu telungkup di atas badanku. Penisku dan penisnya disandingkan dan ia pun mulai menggesek-gesekkan tubuh kami berdua. Aku melihat Ayah di atasku begitu perkasa. Aku pun mengusap-usap dadanya sementara Ayah menggesek-gesekkan badannya di atas badanku. Penis kami saling beradu, dan semakin mengeras. “owhyah, owwh, mmmphh.. yaah” kini giliran aku yang meracau. Ini sungguh nikmat! “Mas, Ayah mau keluar, kamu udah mau keluar blm? Kita keluarin bareng yah” “Iyayah, aku juga mau muncrat ini” “owhhh mmmhh… mas, Ayah ke… ke… luar… ahhhhhh” Sperma kami bermuncratan di dadaku, bahkan hingga ke mukaku. Ayah mengelap sperma di mukaku dengan kaos singletnya. Ayah lalu iseng mengambil sedikit sperma kami dengan telunjuknya, dan memasukkannya ke dalam mulutku. Rasanya aneh, tapi ini enak, lalu Ayah mencium bibirku dengan manis. “Ayah sayang mas, dan Ayah ingin mas jadi lebih dewasa yah!” Ayah lalu membersihkan dadaku dari tumpahan sperma kami. Setelah itu kami tidur berpelukan tanpa benang sehelai pun hingga pagi. Sejak itu, aku sering mengocok bersama dengan Ayah. Kami mempunyai kode. Kalau aku ingin, aku bilang “PCB” ke Ayah, artinya “Pengen Coli Bareng”. Sejak saat itu aku makin sayang kepada Ayah, dan tak ingin sedikitpun mengecewakannya. Ayah bilang, daripada aku bermain dengan wanita dan bisa bikin hamil, atau dengan orang lain bisa bikin tertular penyakit, lebih baik dengan Ayah saja. Aku sendiri bingung, aku masih menyukai wanita, tapi aku menikmati hubunganku dengan Ayah. AYahah aku gay atau bukan? Ah, aku tak peduli. Yang jelas, aku tidak tertarik dengan pria lain selain Ayah.

Nikmatnya Ngentot Bapak-Bapak

Sebut saja namaku Dian Prasetyo, umurku sekarang ini lebih kurang 29 tahun. Aku di lahirkan di kota Jambi, tanggal 28 desember 1980. Aku anak 1 (pertama) dari 3 bersaudara yaitu adikku yang kedua laki laki sedangkan adikku yang paling kecil perempuan. Banyak perbedaan sifat dan karakter di antara kami bertiga. Aku sendiri orangnya sangat kalem dan cendrung berdiam diri sehingga banyak teman temanku yang mengatakan susah untuk berkomunikasi dengan saya. Sedangkan adikku yang kedua orangnya pemalu dan bertindak sangat tegas dalam sesuatu hal, nah adikku yang cewek banyak orang bilang seperti burung nuri karena tak mulutnya selalu berkicau dan sangat ramah kepada siapapu sehingga banyak orang yang senang dan gemas melihatnya. Jujur saja kukatakan kalau aku itu adalah seorang gay dengan kata lain suka melakukan hubungan sex dengan sesama jenis baik itu laki-laki(straight), gay maupun bisex. Tetapi itu semua berawal dari keluarga kami yang tidak harmonis dengan kata lain Broken home. Sejak aku duduk di bangku kelas 1 SD, orangtuaku cerai. Bapakku sendiri pergi entah ke mana seolah olah hilang ditelan bumi, dan Ibuku menikah dengan pria lain. Sejak saat itulah terpaksa kami harus diasuh oleh nenek kami. Begitu susahnya kehidupan ekonomi kami saat itu, karena nenekku yang kesehariannya cuman pedagang nasi kecil kecilan, dan berkebun seadanya saja, terpaksa harus menanggung beban hidup kami bertiga, rasanya saat itu aku menyesal kenapa saya harus di lahirkan ke dunia ini kalau harus menderita hidup. Kami tetap sabar dan berusaha dan berjuang untuk hidup sehingga akupun sampai di kelas 3 SLTP. Saat itu pulalah aku baru menyadari tentang jati diriku maksudnya pertama kali aku melakukan sex dengan bapak guruku sendiri yang kebetulan punya kelainan sex. Bapak guruku itu orangnya sangat baik dan sangat perhatian sama saya sebut saja namanya Pak Ak, Pak Ak yang kesehariannya mengajarkan bidang study bahasa Indonesia yang sekaligus wali kelas kami kelas 3. Wajahnya yang kebapakan, meskipun usianya yang sudah hampir baya tetapi badannya masih tetap segar dan boleh di katakana atletis. Senyumannya yang manis di tambah lagi dengan wajahnya yang ganteng kadang kadang membuat birahiku kadang kadang naik di saat dia sedang mengajar di depan kelas, di tandai dengan penisku sering ngaceng cuman semua itu kupendam dan kusimpan dan di malam harinya barulah kutumpahkan segalanya dengan ngebayangin Pak Ak ada di sisiku sambil aku melakukan onani. Entah firasat darimana dan aku juga bingung apakah gerak gerikku sudah tercium oleh Pak Ak sendiri sehingga rasanya setiap hari kami semakin dekat saja, sampai.. KejaDian itupun terjadi. Awal dari kejaDian itu adalah di saat aku berada di kantin dan ternyata cuman kami berdua saja yaitu aku dan Pak Ak sendiri. Bahkan secara tak sengaja sampai ke obrolan yang sangat pribadi. Yaitu tentang pribadi saya dan juga Pak Ak. "Jadi sekarang ini di rumah sendirian donk," tanyaku! "Iya Dian, bapak sangat kesepian sekali semenjak istri bapak meninggal sekitar 2 tahun yang lalu." Dan akupun mulai bicara tentang diriku kepada Ak, "Begitu juga Dian pak, Dian sangat kesepian, dan merasa kekurangan kasih sayang karena sejak kecil Dian tidak kenal dengan wajah bapak Dian sendiri, belom lagi dengan Ibuku yang seolah olah lepas dari tanggung jawabnya dan kamipun di asuh oleh nenekku dengan penuh perjuangan. "Jadi kita punya nasib yang sama yah Dian?" Tanya Pak Ak lagi dan kubalas dengan sebuah senyuman, Pak Akpun tersenyum kepadaku. Dengan senyumannya yang manis. Dan belpun berbunyi menandakan kalau kami sudah masuk kelas dan mengakhiri perbincangan kami berdua. Hari hariku selalu bersama Pak Ak, dan cuman dialah orang yang paling dekat dengan aku saat itu, begitu juga dengan Pak Ak, dia sangat senang kepadaku dan pernah mengatakan kepadaku dia ingin terus ngobrol denganku tentang apa aja, bahkan dia kepingin lebih dekat lagi denganku, karena aku itu orangnya sangat pendiam ditambah lagi dengan wajahku yang lugu dan kalem sehingga menambah point tersendiri kepadanya sehingga hal itu enggak akan membuat orang curiga tentang kami. Makanya meskipun sebenarnya aku otakku yang enggak terlalu pintar, tetapi nilaiku selalu bagus dan aku selalu meraih rangking 1 di kelas tentunya dengan bantuan Pak Ak karena kedekatanku dengannya dan kerja sama yang baik di antara kami berdua. Dan sudah barang tentu kalau hal itupun kumanfaatkan dan mengambil keuntungan dari dia. Secara diam diam akupun ingin memanfaatkan suasana ini. Aku ingin suatu saat nanti Pak Ak bertekuk lutut di hadapanku sehingga apa yang kuminta dari dia harus ada, bukan cuman nilai yang kudapatkan, kasih sayang, harta, bahkan aku ingin mereguk kasih sayang darinya karena aku adalah orang yang benar benar kekurangan kasih sayang. Siang malam aku terus memikirkan misi itu, dan bagaimana caranya supaya aku bisa berhasil nanti. Ternyata ide cemerlang itupun datang bahkan dari Pak Ak sendiri, yaitu Pak secara tiba tiba Pak Ak mengundangku datang ke rumahnya untuk membantu membersihkan pekarangan rumahnya. Sudah barang tentu kuterima dengan senang hati apalagi dia memang menjanjikan memberikan upah kepadaku, jadi saya enggak usah terlalu repot repot untuk mencari uang lagi seperti biasa saya lakukan sehabis pulang sekolah saya harus mencari uang tambahan dengan cara mojok mojok di luaran. Sementara adik adikku sibuk membantu nenekku berjualan nasi di rumahnya. Dengan rasa bahagia kudekati Pak Ak. "Pak memangnya Dian nanti jam berapa ke rumah bapak" "Yah.. Terserah Dian aja." sahut Pak Ak! "Sehabis pulang sekolaHPun saya siap ke sana sama sama bapak," jawabku dengan semangatnya. "Oklah!" kata Pak Ak. Dan akupun tersenyum tetapi yang ada di pikiranku saat itu adalah (kamu akan tahu siapa Dian yang sebenarnya dan akupun ingin tahu apakah kamu itu sakit juga seperti saya). Akhirnya kamipun pulang ke rumah Pak Ak sama sama. Dan kamipun sampai ke rumah Ak yang memang enggak terlalu jauh dari sekolah kami, rumahnya memang sederhana dengan rumput yang sudah lumayan memblukar. Sampai di dalam rumah akupun di persilak duduk di sofanya dan Pak Ak pun bergegas ke dapur untuk mengambil minuman karena siang siang begini memang terasa haus sekali. Setelah selasai minum kami berduapun melanjutkan makan siang bersama karena memang selama ini kami sudah dekat jadi aku itu enggak ngerasa canggung lagi di rumahnya Pak Ak. Dan Pak Akpun bisa memahami itu. Saat makan siang Pak Akpun menanyakan sesuatu kepadaku. "Memangnya nanti kamu enggak dicariin nanti kenapa enggak langsung pulang ke rumah." Tanya Pak Ak.! "Oh.. enggak pa pa kok Pak sudah biasa," jawabku dengan tegas! Karena memang aku sudah tidak perduli lagi dengan sesuatu yang jelas aku itu harus bisa mendapatkannya hari ini terbesit di benakku. Enggak terasa ternyata pekerjaan itupun selesai hanya dalam beberapa jam saja dan sudah menunjukkan jam 06.00 sore, dan kami pun masuk lagi ke dalam rumah untuk beristirahat dan mandi. Selesai mandi kami pun kembali duduk duduk di sofa untuk istirahat sejenak sambil mimun teh. Suasana di dalam rumah itu memang terasa sepi karena Pak Ak sendirilah yang ada di sana, karena istrinya sudah meninggal sementara dia cuman punya anak laki laki satu dan sekarang sudah kuliah di kota. Dan kadang kadang saja anak Pak Ak itu pulang ke rumahnya untuk mengambil biaya sekolahnya. Kusandarkan pundakku di sofanya Pak Ak yang empuk itu sambil melirik lirik Pak Ak, Sedagkan Pak Ak nya sendiri kelihatannya masih sedikit capek sambil mengisap rokok di hadapanku. "Capek ya pak," tanyaku! "Yah lumayanlah Dian" jawab Pak Ak lagi! Terbukti dari tangan Pak Aku yang dari tadi terus terus mengurut pundaknya dan kakinya karena mungkin terasa pegal pegal. Akhirnya otakkupun encer saat itu karena aku enggak ingin berlama lama lagi dan aku ingin secepatnya terbang dengan Pak Ak, jadi sengajapun ku cari jalan untuk memancing arah pembicaraan yang menjurus ke arah itu. "Capek capek begini enaknya ngapain yah pak?" tanyaku kepada ak! Dan Pak Akpun melirikku dengan tatapan mata yang penuh arti, seolah olah Pak Akupun sudah paham akan sesuatunya. "Menurut Dian sendiri apa?" Tanya Pak Ak lagi. "Apa yah??" tanyaku dengan suara yang sedikit manja sambil tersenyum manis ke arahnya. Secara tak sengaja pandangan matakupun beralih ke sesuatu hal yakni aku melihat Pak Ak sedang meraba raba kontolnya dengan sangat lembutnya. Mataku hampir saja melotot melihatnya dan nafaskupun sedikit sesak seolah olah aku merasakan sesuatu bisikan, agar aku bisa menggantikan Pak Ak dengan tanganku sendiri untuk meraba raba benda yang ada di dalam celananya itu. Secara spontan kujawab sendiri pertanyaanku tadi. "Kalau bagi Dian sih pak, capek-cepek gini enaknya urut-urutan aja pak," pintaku seketika.! "Boleh" kata Pak Ak, "Bapakpun kepingin ngerasain pijatanmu Dian" sahut Pak Ak. Selang beberapa saat Pak Ak pun datang menghampiri aku dan kamipun mengambil posisi yaitu Pak Ak duduk di hadapanku ke arah depan dan akupun sambil duduk di sofa sedangkan Pak Ak duduk lantai yang memang di alasi karpet berwarna merah. Terus tanganpun memulainya, di awali dengan sentuhan sentuhan di punggungnya. Padahal sebenarnya aku itu enggak ada ilmu untuk memijit orang tetapi itu demi sebuah misi untuk mendapatkan hati Pak Ak sepenuhnya. Terserah apakah Pak Ak tahu atau enggak apakah aku cukup professional atau tidak di bidang pijat memijat, yang jelas malahan Pak Ak tetap memujiku dengan kata kata.. Enak sekali Dian.. Enak sekali.. Betapa lembutnya tanganmu.. Dan terus menerus.. Akhirnya akupun sudah tak tahan dengan kondisi tubuhku saat itu yang sudah mulai horny.. Di tandai dengan kontolku yang dari tadi sudah naik turun menempel di punggungnya Pak Ak, bahkan secara tak sengaja kontolku kugesek gesekkan di punggungnya Pak Ak. Tiba tiba Pak Ak menyuruhku membuka bajunya, katanya panas dan memang tubuh Pak Akpun sudah mulai keringatan, akupun membuka baju Pak Ak. Astaga..!! ya ampun..!! ternyata tubuh Pak Ak sangat bagus dan kekar di dadanya ada bulu bulu halus yang membuatku semakin terangsang. Matakupun tak bosan bosannya memandang tubuhnya yang sexy itu, tangannya yang berotot dan berbulu halus menambah ke sexy annya. Kontolkupun naik turun dan bergerak gerak ke sana ke mari seolah olah ingin meronta ronta. Sesekali kutahan nafas birahi itu, agar suasana tetap hangat. Sekarang jari jarikupun sudah tak beraturan lagi malahan semakin liar menggerayangi tubuh Pak Ak, belom lagi aroma tubuhnya yang maskulin menambah darahku semakin berdesir kencang. "Dian rasanya ada sesuatu yang mengganjal di punggung bapak, apa itu?" Tanya Pak Ak seketika! Akupun tersentak seketika dari kebisuanku dan menjawabnya, "Ular, pak!" candaku. "Wah ternyata selama ini kamu pintar juga yah bercanda Dian?" kata Pak Ak lagi! "Memang kenapa pak?" "Enggak soalnya selama bapak lihat kamu itu orangnya sangat lugu dan pendiam," kata Pak Ak dengan nakalnya. "Jadi ularmu kok begerak gerak terus?" kata Pak Ak lagi. "Enggak tahu.." Jawabku dengan manja. "Memangnya kenapa pak?" aku balik bertanya. Pak Ak pun tersenyum dan memandangiku begitu juga aku, memandangnya dengan hati yang bergetar geter. Pak Ak pun menjawabnya. "Ingin lihat aja Dian". "Ehmm.. Ternyata bapak suka nengok ular yah?" candaku lagi. "Ii.. Iiya.. Dian, Dian sendiri bagaimana? Suka enggak!" "Tentu donk" jawabku. Ternyata rahasia di antara kami berdua pun sudah terungkap jelas, yaitu kami sama sama sakit, sama sama suka ular alias kontol. Pak Ak pun tiba tiba meraba raba kontolku dan memandangiku dengan tajam. "Ya sudahlah Dian itu rahasia kita berdua aja ya? dan Bapak akan sayang sama kamu." "Benar, pak!!" "Yupp," kata Pak Ak, "Bahkan rasa sayangku lebih dari segala galanya kalau kamu enggak menyakiti aku, karena aku sudah lama menginginkanmu Dian, dan bapak selama ini merasa kesepian, dan bapak kepingin bersama kamu terus untuk menenemaniku, boleh kan?" "Dengan senang hati sayang..!" seketika kupanggil dia kata kata sayang dan bukan bapak lagi. Dan dia pun tersenyum tetapi tangannya terus menerus meraba raba kontolku. Tiba tiba Pak Ak membuka celananya termasuk CD nya yang berwajah putih itu, jadilah Pak Ak telanjang bulat di hadapanku. "Lihatlah ular bapak ini Dian, dia juga sangat ke sepenian dan rindu di sayang sayang, apakah kamu suka Dian?" Kupandangi kontolnya dengan perlahan lahan, dan sesekali kudekatkan bibirku di telinganya dan menghembuskan nafas-nafas asmara yang semakin membara. Seketika kamipun hanyut dalam kebisuan, dan entah apa yang ada di dalam hati Pak Ak, dan begitu juga dengan aku, apalagi ini adalah pengalamanku yang pertama membuatku kehilangan akal tak karuan, jantungnya berdetak detak kencang nafasku semakin memburu, begitu juga dengan Pak Ak, bibirnya menempererat di perutku dan wajahnya bersandar pahaku, begitu juga dengan keadaan kontolku yang sudah keras tadi sementara mataku masih tetap asyik memandangi kontol Pak Ak yang lagi berdiri, tegang dan begitu gagah, besar, panjang, dan di batangnya terdapat urat-urat yang menonjol menambah kegagahan kontolnya Pak Ak, benar benar indah kontol ini, pujiku dalam hati. Benar benar indah kurasakan saat itu, pertama kali memandang kontol dan bentuknya sangat sempurna persis seperti yang kuidam-idamkan selama ini, betapa beruntungnya aku, pikirku saat itu. Rasanya aku ingin menikmati yang lain lainnya.. Yang lebih nikmat dan.. "Masa dari tadi cuman bapak yang telanjang Dian?" tanya Pak lagi, "Dian juga donk?" "Iya.. Pak," sahutku. Akupun berdiri dan membuka satu persatu pakaianku hingga akupun sudah telanjang bulat, sekilas kupandang Pak Ak memandangku dengan tatapan mata yang tak berkedip. Sekarang posisi benar benar sudah telanjang bulat tetapi kami masih kami dalam keadaan posisi yang tadi. Begitu juga dengan Pak Ak, tangannya menggenggam kontolku dengan mesranya. "Gede juga kontolmu yah Dian?," tanya Pak Ak lagi. Akupun tersenyum. "Dian.. kontol bapak di pegang juga donk?" Tangankupun menjulur perlahan lahan ke bawah.. "Kenapa, takut yah" "Enggak sayang, enggak apa apa kok," kata Pak Ak lagi. Akupun segera meraih kontol itu dan menggenggamnya penuh perasaan. Perasaanku saat itu adalah beginilah rasanya kontol betapa enaknya memegangnya dan terasa olehku kontol itu berdenyut denyut dan di kepalanya ada cairan cairan putih seperti lender, begitu juga dengan kontolku, menandakan kalau kami sudah sama sama terangsang tinggi saat itu. Saat itu kami sudah sama sama meraba, telanjang dan horny berat. Hingga terdengar suara ohh.. ahh.. uhh nikmat nikmat.. nafas nafas kami pun semakin memburu, berdesah ke nikmatan yang tiada tara, pikiranku seolah melayang layang sampai ke langit yang ke tujuh, begitu juga dengan pahaku terus menerus di ciumnya dan di jilatinnya sesekali kutempelkan kontolku di wajahnya dan kugesek gesekkan ke sana kemari. Matanya Pak Ak terpejam dan kadang kadang memandangiku dengan sangat mesranya dan kubalas dengan senyuman. Sekilas kulihat jam sudah menunjukkan jam 19.30 malam, sungguh waktu rasanya tak terasa apalagi saat saat seperti ini. "Dian.. Gimana kalau kita ke kamar saja sayang, soalnya bapak takut nanti ada orang masuk sayang.."pinta Pak Ak lagi. Dan akupun menggangguk menandakan aku setuju, dan pintu kunci dan mematikan lampu dan Pak Ak pun mengangkatku, mengendongku ke dalam kamar tidurnya. Tubuh yang sedikit kurus, maklum saja aku baru SMP saat itu, memudahkan Pak Ak melakukannya apalagi tubuh Pak Ak sangak strong dan jangkung. Kurangkul pundaknya dengan kedua tanganku dan kugigit gigit kecil lehernya, Pak Akpun berdesah lirih dengan nafas yang tak beraturan, kurasakan detakan jantungya begitu kencang, kontolnya berdiri kedepan tepat berada di bawah pantatku dan kugenggam mesra. Begitu juga dengan kontolku di genggamnya. Sampailah kami di dalam kamar dan tubuhkupun di rebahkannya di ranjangnya yang empuk secara perlahan lahan. Kutatap wajahnya yang ganteng. Dan Pak Ak pun menindihku begitu mesranya dan begitu rapatnya, spontan kontol kamipun saling bergesekan, begitu juga dengan tubuh kami dengan goyangan erotis perlahan lahan tapi asyik, kupeluk tubuhnya yang menindihku dan kaki kami saling melilit seakan tak ingin lepas. Ohh.. Begitu nikmat.. Nikmat sekali.. Kupandangi dadanya yang kekar menempel erat di tubuhku dan kurasakan aroma tubuhnya dan sesekali bibirnya dekat di telingaku, kurasakan nafasmya mendesah desah membuatku semakin mabuk kepayang. Sesekali kujepit kontolnya di antara kedua pahaku.. Dan kontolku menempel di perutnya, bulu bulunya yang lebat kurasakan sangat nikmat, kudengar Akhh.. Ohh.. Enak kali sayang.. Enak sayang.. Betapa nikmatnya ini.. Baru kali bapak merasakan nikmat yang tiada tara, pahaku yang putih dan berkeringat menambah kelegitan kontol yang sekarang berada di antara ke dua pahaku. Pantasan saja, guruku ini mengerang nikmat dan mendesah nikmat, kami tidak perduli lagi dengan suasana di situ yang jelas cuman kami berdua saja. Dibalik desahan guruku itu.. Terasa ada air yang menetes di dadaku, ternyata Pak Ak menangis, memangis karena bahagia. Dan feelingku mengatakan kalau namaku sudah tertancap di dalam lubuk hatinya yang paling dalam. Hore.. Aku tersenyum puas ternyata aku berhasil pikirku sejenak. Memang aku ingin menyerpis habis dirinya, terbukti baru di tahap starting saja, sudah kudapatkan banyak point kemenangan. Tiba tiba saja kami terdiam sejenak dan mata kamipun saling memandang. "Percayalah Dian bapak sangat menyukai kamu sayang" "Dian juga pak!" jawabku. Kemudian bibir kamipun bertemu, saling melumat dan lidah kamipun saling bertemu saling melilit, seolah olah di antara kami tak ada yang mau kalah, sesekali lidah kumasukkan ke dalam mulutnya dan Pak Akpun mengulumnya dan menariknya seolah olah ingin menelannya sedalam dalamnya, begitu juga dengan aku memberikan balasan yang sama. Bibirku yang merah dan sexy itu di lumatnya terus menerus berpindah ke leherku sampai kedua buah putingku di jilatnya dengan rakusnya, tak ketinggalan tubuhku yang putih bersih di jilatinya sampai sampai aku ohh.. ahh.. uhh.. oohh.. uhh.. nikmat Pak nikmat.. Teruskan pak. Sampai akhirnya tiba di daerah yang paling sensitiv ku yaitu kontolku sendiripun sudah mulai di hisapnya. Kurasakan hawa panas dari dalam mulutnya yang mana kontolku waktu sudah bersarang di dalam mulutnya.. Ohh.. Begitu enaknya sayang.. Hisap terus kontol Dian pak, aku seperti merengek rengek di buatnya. Tiba tiba saja Pak Ak pun sudah mendekatkan kontolnya di hadapanku, kulihat lagi kontol itu kupegang kubelai menandakan.. "Enggak pa pa Dian, hisap saja kontol bapak sayang.. Seperti yang bapak lakukan sayang.." kembali kudengar suara Pak Ak yang sudah kesetanan. "Sayang hisap sayang.. Bapak sudah tak tahan lagi sayang.. Hisap sayang," pintanya lagi. Kupandangi lagi kontol itu yang sudah berdiri tegak di hadapanku, dan akupun memulainya meskipun aku belum merasakan bagaimana rasanya kontol selama ini, tetapi apa yang dilakukan Pak Ak terhadapku sudah cukup memberikan pelajaran kepadaku. Akupun memulainya dengan mengisap kepala kontolnya Pak Ak, seketika kudengar desahannya Pak Ak semakin keras.. Ternyata kami pun sudah mengambil posisi 69, akupun semakin bergairah dan memasukkan kontolnya ke mulutku. Dan terus kuhisap kontol itu, kurasakan aroma kontol pertama kali.. Dan aku enggak tahu gimana lagi melukiskan itu semua.. Sungguh nikmat dan enak sekali.. Mengisap kontol. Kujilati batang kontolnya, kuemut dan kusedot ada rasa asin di dalam mulutku, sesekali kulepas kontol itu dari mulutku.. Dan menghembuskan nafas ohh.. ahh.. uhh enaknya.. Nikmat kurasakan saat itu dan kembali kuhisap.. Begitu juga dengan Pak Ak terus mengisap kontolku sampai aku merasakan sesuatu yaitu teryata spermaku suda mau muncrat, seiring dengan itu kupercepat goyangan kontol ku ke dalam mulutnya sampai sampai.. "Pak.. Dian tak tahan lagi pak.. Dian mau keluarr.. Dian mau keluar" "Oh ya.. Dian, bapak juga sayang.. Hisap terus sayang.. Kita keluar sama sama yah.." Kontol Pak Ak terus menerus menghujam mulutku begitu kencangnya sampai sampai ke kerongkanganku. Dan secara bersamaan tubuh kami sama sama kaku dan tegang.. Aku sudah tak tahan lagi.. Dan akhirnya.. Crett.. Crott.. Crott.. Crott.. Kamipun sama sama mencapai klimax kenikmatan itu yang tiada taranya. Spermanya Pak Ak muncrat di mulutku begitu banyaknya, begitu juga dengan diriku. Kurasakan sperma itu, bagaimana baunya dan sebagainya.. Ohh nikmatnya. Kamipun saling berpelukan, saling berciuman, meskipun sperma kami masih belum kering.. Hingga kulihat jam menunjukkan jam 21.45 malam., dan kulihat Pak Ak sudah tertidur pulas di sampingku. Dan akupun melamun sejenak sebelum mataku terpejam. Ini belum akhir dari segalanya karena hari esok masih ada. Apakah hari esok itu? Akupun tertidur..

Ngentot Dengan Om Agus

Ceritanya adalah ketika Bobby, mau main ke rumah Lala. By the way, Bobby adalah seniornya Lala di SMP, dengan tampang bule dan bodi yg cukup keren buat cowok umur segitu, dan dia ngeceng Lala .. nama pemerannya saya lupa. Anyway, sampai di sana, ternyata Lala sedang pergi bersama Mamanya dan Bombom, kakak tirinya. Rupanya mereka lagi jalan2 ke mall atau ke mana. Kebetulan waktu itu hari Sabtu, dan libur pula. Di rumah Lala cuma ada Om Bagus, papanya Lala (yg diperanin ama Marcelino Lefrandt), yang kebetulan lagi berenang. Satpam ama Ijah lagi nggak ada juga, pulang kampung deh ceritanya. Akhirnya Bobby ketemu Om Bagus, setelah ngebel pintu. Om Bagus buru2 dateng, sambil hanya mengenakan handuk dilingkarkan di pinggangnya. Badannya yang putih, kekar, dan atletis itu nampak jelas. Belum lagi karena masih basah keliatannya jauh lebih keren dengan tampangnya yang emang ganteng itu. "Lala-nya ada, Om?" tanya Bobby. "Wah, Lala sedang pergi sama Mamanya dan Bombom." jawab Om Bagus. "Oh, ya udah deh, nggak apa2." kata Bobby. "Atau mau nunggu aja di dalem? Mungkin sebentar lagi mereka pulang." Om Bagus menawarkan. "Boleh Om, kalo nggak ngerepotin." jawab Bobby. "Oke deh, masuk aja. Atau mau berenang juga, nemenin Om?" tanya Om Bagus, basa basi mungkin ya? "Wah, boleh juga tuh. Kebetulan udah lama nih Bobby nggak berenang. Padahal Bobby suka banget berenang." jawab Bobby langsung. Kayaknya si Bobby selain wajahnya yg kebule2an, sifatnya juga kebule2an tuh. Soalnya kalo ngomong nggak pake basa-basi lagi. To the point langsung kayak gitu. Om Bagus yang udah terlanjur nawarin, dan tawarannya udah diterima, ya langsung mempersilahkan Bobby masuk aja. Sampailah di kolam renang. Ya, Bobby tinggal menanggalkan baju yang dia pake aja biar bisa renang. Dia copot kaos dan celana jeansnya. Dan nampaklah bodi anak SMP itu. Tampak nih anak udah ngelewatin masa akil balighnya, .. badannya udah terbentuk bagus, otot tangan, biseps, dan tricepsnya udah keliatan terbentuk. Dadanya juga bidang, dengan puting yg coklat merekah di tubuhnya yang putih mulus. Bulu kakinya juga sudah tumbuh. Begitu juga bulu ketiaknya yang tumbuh tipis. Pasti jembutnya juga udah tumbuh. Om Bagus memandang sejenak badan Bobby. Dia kagum juga, anak seumur Bobby udah bisa seksi gitu. Soalnya Bombom (anak tirinya) badannya gemuk abis gitu. Makanya pas liat daun muda dengan tubuh sekekar itu, Om Bagus terkesima juga. Kini giliran Om Bagus yang melepas handuknya. Dia kini hanya memakai celana renang ketat warna biru. Bobby pun memandang tubuh Om Bagus yang emang bagus itu. Putih, tinggi, kekar, dengan otot yang sempurna di bagian dada, tangan, paha, dan belum lagi pantatnya yang gempal menonjol itu. Dan yang pasti nggak akan ketinggalan adalah penampakan di dalam celana renang biru itu dari depan. Apalagi kalo bukan si kontol yg lagi tidur, tapi udah keliatan nonjol itu? "Badan Om keren juga ya? Sering fitnes, Om?" tanya Bobby yg emang ngomongnya ceplas ceplos gitu. "Makasih. Iya, lumayan nih, kalo senggang kan Om suka renang, taekwondo, ama fitnes. Ngomong2 badan kamu juga bagus kok!" jawab Om Bagus. "Makasih deh Om. Iya, Bobby juga suka renang. Wah, kalo rajin fitnes udah mahir dong? Bobby sih belon pernah fitnes, paling olahraga biasa aja. Ajarin Bobby dong, biar badannya bisa bagus kayak Om?" kata Bobby lagi. "Boleh deh! Tapi Om yakin badan kamu bisa lebih bagus dari Om." jawab Om Bagus. Udah itu mereka berdua langsung nyebur. Berenang deh mereka. Seru juga, mulai dari balap2an, sampe cuman sekedar berenam sambil ngobrol. Ternyata mereka berdua kalo ngobrol bisa nyambung, mulai dari olahraga, sampe serial TV yang suka mereka tonton. Tiba2 telepon rumah berdering. Om Bagus langsung ke dalam dan menjawabnya. Ternyata dari istrinya. Dia bilang, dia ketemu temen2 lamanya, dan minta izin buat bermalam di Puncak, karena kebetulan ada acara kumpul2 yang mendadak, dan anak2 ikut, karena ada acara anak2nya juga, pulangnya hari Minggu Sore. Om Bagus ngizinin. Om Bagus juga diajakin buat nyusul, tapi Om Bagus nolak, katanya masih capek, mo istirahat aja di rumah. Nggak tau deh, apa emang capek atau karena ada Bobby. Setelah nerima telepon, Om Bagus bilang ke Bobby kalo Lala nggak akan pulang sekarang, pulangnya besok sore. Ya, dibilang gitu, Bobby mo pamit pulang aja. Tapi nggak enak juga nih, soalnya celana dalemnya kan basah. Om Bagus juga nyadar, tapi nggak tau mesti gimana, soalnya kalo minjemin punya Bombom, pasti kegedean. Punya dia sendiri juga pasti kegedean. Ya, akhirnya Bobby minta ijin aja buat jemur celana pendeknya itu, soalnya kebetulan hari itu lagi panas. Sementara itu dia pake handuk aja kali ya? Pas Om Bagus kembali ngambilin handuk buat dipinjemin ke Bobby, Bobby yg emang cuek itu udah ngebuka celananya dan ngejemur celananya di tiang kolam renang situ. Om Bagus lumayan terhenyak, liat Bobby yg kini telanjang bulat di depannya. Makin keliatan jantan aja. Gimana enggak, ternyata kontolnya gede juga, ampir sama ama punya dia sendiri. Padahal Bobby kan masih puber, itu kontol kan pasti bakalan tumbuh dan ngegedein lagi. "Lho, kok Om bengong?" tanya Bobby. Akhirnya Om Bagus ngedeketin Bobby dan bukannya ngasih handuk, handuknya malah dijatuhin. Entah sengaja, entang nggak, sangking kagumnya. "Eh, punya kamu gede juga ya?" kata Om Bagus. "Masa sih? Tapi masih kalah kali ama punya Om." jawab Bobby. "Ah, enggak. Punya Om malah gedenya ampir sama ama punya kamu." kata Om Bagus lagi, sambil ngedeketin Bobby, dan mulai mengusap kontol Bobby. Lagi tidur aja tuh kontol anak bule udah segede gitu, gimana kalo lagi 'bangun' ya? Diusap2 ama Om Bagus, si Bobby lumayan terangsang juga. Abis ternyata enak, diusap orang lain. Apalagi yang ngusapnya good looking. Enak diliat. Ganteng, tinggi, putih, gagah, dan atletis kayak Om Bagus. Bobby yang emang sebenernya masih innocent itu tampak nggak tahan dirangsang segitu aja. Langsung bangun deh tuh titit. Om Bagus yg posisinya di samping Bobby makin deket ama Bobby. Bibirnya pun makin deket ama bibir Bobby selama kegiatan ngusap2 gitu. Akhirnya bibir Om Bagus pun mendarat di bibir Bobby dan memberikan ciuman pertamanya, yang tampak merupakan ciuman pertama sesama pria bagi keduanya. Entah nafsu setan apa yang merasuki Om Bagus, ngeliat Bobby yang telanjang bulat gitu, nafsunya semakin menjadi. Ciumannya semakin dahsyat. LidaHPun bermain, lidaHPun digigit. Om Bagus emang udah piawai soal ciuman, kan sering praktek ama istrinya. Sementara Bobby yang dikasi servis kayak gitu sama orang yang pro langsung keenakan aja. Dan nih anak emang lumayan curious juga, jadinya kini mereka berhadapan, berciuman, di mana Om Bagus memeluk Bobby sekalian meremas pantat Bobby itu, dan si Bobby menjelajah badan Om Bagus. Mulai dari meraba dadanya, memainkan dan mengusap putingnya, sixpacksnya, until he brave enough buat ngecek 'benda' yang ada di balik celana renangnya Om Bagus. Pertama Bobby cuman mengusap dari luar, dan kini udah berani masuk ke dalam celana biru itu, dan memegang si kontol Om Bagus yg emang gede juga, seukuran ama punya dia, dan udah sedikit basah ama pre-cum. Sensasi yang diberikan Bobby dengan memegang kontolnya bikin Om Bagus keenakan juga. Dia pelorotin celana renangnya, dan kini mereka berdua telanjang bulat. Om Bagus nuntun Bobby ke kamarnya. Dua cowok putih mulus berbadan atletis itu jalan bergandengan ke kamar. Setiba di kamar, malah Bobby yang agresif. Dia yang mendorong Om Bagus ke ranjang. Dan dia yg berada di atas. Mereka berpelukan dengan penuh nafsu. Berciuman sejadi2nya. Tak lupa, tangan Bobby yang menjamah batang kemaluan Om Bagus yang lagi tegang2nya. Om Bagus pun nggak mau kalah, dipegang, diremas, dan dikocoknya punya Bobby. Mereka terus bergumul sambil mendesah dan menggelinjang keenakan. Bobby kini memutar badannya, sehigga mereka dalam posisi 69 di mana Bobby tetap di atas. Diseponglah bonggol Om Bagus. "Mmmh, mmh, mmh!" hanya itu yg terdengar dari Bobby. "Hmm, mmh, mmh .. hh!" Om Bagus juga mendesah keenakan karena disepong Bobby sementara diapun menyepong Bobby. Bobby emang udah nggak kuat lagi, dikasih enak segitu rasanya udah nggak tahan. "Hhh, .. Om, enak Om, .. thapi udhah mau kelhuar nhih!" kata Bobby. Om Bagus langsung mengubah posisinya. Kini Bobby duduk di ranjang, dan Om Bagus mulai menyepong Bobby lagi. Kali ini lebih dahsyat, lebih ganas, lebih nikmat. "Aaah, .. aahh, .. Om udah Om mo keluar nih!" kata Bobby sekalilagi. Kelihatannya Om Bagus emang sengaja biar Bobby keluar di mulutnya. Sepongannya makin hebat lagi dan .. CROOTH, .. crot, crot, crot .. sperma Bobby menyembur keluar dari lubang kontol ke dalam mulut Om Bagus. Semburannya kenceng juga, sampe langsung masuk tenggorokan. Semburan mani Bobby sampai beberapa kali. Om Bagus sedot sampai habis. "Hhh, hh, hh!" Bobby yg udah lewat klimaksnya tersengal-sengal. Kini giliran Om Bagus yg pengen enak. Padahal bisa menelan sperma Bobby yg innocent ini juga udah kenikmatan yg luar biasa ya? Kini kontol Om Bagus yang udah ngaceng berat ini pengen lubang. Yah, namanya juga udah pengalaman jadi suami, jadi udah tau, paling oke buat bikin enak kontol yah lewat lubang. Kini Bobby disuruh nungging. Dengan doggy style, Om Bagus mulai ngelicinin kontolnya dengan ludahnya yang udah bercampur maninya Bobby. Dimasukannya pelan2 ke dalam lubang pantat Bobby. Bless .. "Aaah!" rintih Bobby. "Tenang aja Bob, nanti juga lama2 enak!" kata Om Bagus. Bobby sih percaya aja. Lagian kapan lagi dientot bapak muda seganteng dan segagah Om Bagus. Bobby pun pasrah, sementara Om Bagus melancarkan penetrasi nikmatnya. Kontolnya dengan gagah merojok pantat Bobby. Gerakan maju mundur yg dilakukan Om Bagus ternyata bener bisa bikin Bobby enak. Kini Bobby menikmati sekali entotan Om Bagus. Om Bagus juga keenakan ngentot pantat perawan Bobby. Dan ternyata lebih enak daripada ngentot istrinya selama ini. Dikasih nikmat segitu juga Om Bagus nggak tahan. Maka CROOTH, crot, crot, crot .. muncratlah cairan hangat di dalam pantat Bobby. Cairan kejantanan Om Bagus kini udah ada di dalam pantat Bobby. Buat Bobby sih rasanya hangat, enak .. Dikasih enak gitu. Bobby kerangsang lagi. Om Bagus cepat tanggap. Kini Bobby duduk dipangkuan Om Bagus, tapi Bobby membelakangi Om Bagus. Dipeluknya Bobby dari belakang sementara Bobby ngocok kontolnya sendiri, sampe kepalanya merah dan licin. Om Bagus juga bantuin ngocok dan terus menggerayangi Bobby. Sampe deh Bobby ke klimaks lagi. "Oooh, yeaah ..!" seru Bobby keenakan. Gimana nggak enak, selain pas klimaks Bobby ngocok kontolnya. Om Bagus mainin pentil Bobby dari belakang. Diserang rangsangan senikmat itu, CROOTH .. muncrat lagi lahar dari kontol Bobby. Muncrat ke dada Bobby. Dan Bobby pun benar-benar lelah. Lelah karena keenakan. Om Bagus kelihatannya nggak mau kelihangan kesempatan menelan sperma Bobby lagi. Dijilatinya dada Bobby sampai nggak ada sisa lagi. Yah, selain enak, juga untuk meminimalisir barang bukti apabila istrinya pulang nanti. Mereka berdua berbaring dan berciuman. Saling berterima kasih buat saat yang menyenangkan itu. Bobby bisa merasakan kejantanan seorang bapak muda yang ganteng dan gagah, sementara Om Bagus bisa merasakan kejantanan pemuda innocent dengan kontol yg udah sebesar punya dia pada usia semuda itu. Mereka berbaring, saling berpelukan, dengan perasaan nikmat, nyaman, dan lega .. karena tahu, kalo keluarga Om Bagus nggak akan pulang sampai keesokan sorenya.

Kontol Gede Polisiku

Siapa yang tidak suka dengan sate? Sate katanya sih makanan asli dari Indonesia tetapi asal kata sate itu sendiri bukan dari Indonesia. Sate ternyata juga makanan pembawa kanker lho, tetapi semua itu bisa di atasi jika pada saat makan sate kita tidak lupa makan mentimun setelahnya yang berfungsi sebagai anti kanker. Pokoknya mau ngomong apapun, sate tetap number one for me. Oleh sebab itulah, malam ini aku sedang menuju tempat penjual sate langgananku. Langit bertabur bintang. Indahnya bulan yang sudah setengah penuh mengawalku menempuh jarak beberapa kilometer menuju tukang sate langgananku. Dengan mengendarai motor matic hitamku yang aku pacu di kecepatan 40 km/jam. Sampailah aku disebuah gang besar, tempat penjual sate langgananku membuka warung. Kepulan asap pembakaran sate sudah mengetuk hidungku. Hmmppp… aromanya khas sekali. Deretan motor-motor pelanggan sudah berjejer didepan warung itu. Tanpa membuang waktu lagi, aku segera memarkirkan motor ditempat yang masih kosong dan langsung menuju abang tukang sate yang sibuk membolak-baik sate-satenya. “Bang, satenya sepuluh tusuk ya”. Aku memesan. “Pakai timun nggak, Bay?”. Bang Ono sudah hafal dengan wajahku. “Pake dong… Aku duduk disana ya bang”. Aku menunjuk bangku kosong dipojok dalam warungnya. “Tunggu ya Bay. Minumnya apa nih?”. “Es teh aja bang”. Aku pun menuju bangku yang aku tunjuk tadi. Beberapa menit kemudian pesananku sudah terhidang dimeja. Wah… aroma sate dan sambal kacangnya membuat aku benar-benar tidak dapat menahan lebih lama lagi untuk tidak mencicipinya. Aku ambil satu tusuk sate itu kemudian aku gigit. Sambil makan, aku juga mengutak-atik hape-ku dan membalas sms dari bang Wando. entah sejak kapan, aku juga tidak sadar, tahu-tahu disebelahku sudah berdiri seorang Polisi berbaju kaos khas polisi yang sedang membawa sepiring sate dan minumannya. “Permisi dek. Boleh saya duduk disini?”, tanya polisi itu ramah. “Oh… boleh pak. Silahkan”, jawabku. Aku memantau seluruh ruangan itu dan memang ternyata hanya bangku disampingku ini yang kosong. Bangku-bangku lain sudah penuh ditempati pelanggan. Wah, ramai banget malam ini warung sate bang Ono. Mungkin karena cuacanya cerah kali ya? Awalnya aku hanya diam saja menikmati sateku. Walau disampingku sudah duduk seorang polisi ganteng, tetapi aku tidak berani macam-macam dulu. Polisi ganteng itu semakin gagah dengan brewok tipis dirahang, dagu dan mengelilingi mulutnya. Kayaknya baru beberapa hari setelah dicukur. Wajahnya seperti model, hidungnya lumayan mancung dan senyumnya menawan. Aku taksir tingginya sekitar 187 cm dengan berat yang ideal. Kulit polisi itu agak coklat dan rambutnya yang pendek dibikin berjambul. Keren! “Ramai sekali ya malam ini”. Dia membuka pembicaraan. “Iya pak. Tumben-tumbennya”, jawabku agak tersipu. “Kamu sering kesini juga ya?”. “Jarang sih pak, cuman kalau lagi pengen makan sate aja. Bapak sendiri?”. “Saya juga sama. Oh, iya kenalkan nama saya Adit Gunawan”. Polisi itu menjulurkan tangannya kepadaku. Aku raih tangannya dan bersalaman. “Bayu Antoni pak”. Sabar Bay… Aku kayaknya gemetaran deh saat menjabat tangan polisi gagah dan tinggi itu. Aku benar-benar dag-dig-dug! Wow! Huhhhh… Aku buru-buru melepas jabatan tanganku agar dia tidak tahu betapa aku gugup dipandanginya dengan senyuman manis tanpa memperlihatkan giginya itu. Kami mulai berbincang-bincang santai dan aku suka cara dia ngomong. Sangat jantan dan terlihat macho. Apalagi brewok tipisnya yang bikin aku nggak tahan. “Pak kayaknya sudah jam sembilan nih. Aku mau pulang dulu ya, takutnya kemalaman”. “Oh, iya. Kebetulan aku juga mau pulang. Bareng yuk!”, ajaknya. Pak Adit baik sekali. Dia juga membayarkan makananku. Kami pun pulang bareng dengan mengendarai motor masing-masing. “Rumah kamu dimana Bay?”, tanya pak Adit. “Di jalan ****** pak. Mau mampir?”. “Kapan-kapan aja. Padahal rumahku tidak jauh dari gang ini lho. Kamu mau mampir?”. Nah, kesempatan emang nggak datang dua kali Bay. Maka aku mengiyakan saja tawaran dari pak Adit. Itung-itung aku tahu rumahnya terlebih dahulu. Kami akhirnya sampai dirumah pak Adit. Tapi kayaknya dia tinggal sendiri. Apa jangan-jangan dia belum berkeluarga? Masa sih orang segagah dan seganteng pak Adit masih sendiri. “Lho, emangnya istri bapak kemana? Kok rumahnya dikunci dari luar?”, tanyaku melihat pak Adit membuka pintu rumahnya. “Udah masuk aja. Aku bujangan kok”. WUHUYYYY!!!! HORE!!!! Ternyata pak Adit memang masih sendiri alias belum berkeluarga. Padahal melihat usianya yang udah matang, kayaknya aneh deh kalau beliau belum berkeluarga. Aku pun masuk dan duduk diruang tamunya. “Wah… rumah segede gini ditinggali sendirian aja. Apa nggak kesepian pak?”. “Kesepian juga sih, apalagi kalau malam. Nggak ada yang nemenin tidur”. “Bapak kok belum menikah? Padahal bapak ganteng dan macho banget”. Aku sengaja memuji dia. “Masa sih? Belum dapat yang srek aja Bay. Kamu mau minum?”. “Nggak perlu pak”. “jangan panggil aku bapak dong. Walau usia udah kepala tiga tetapi aku keliahatan keren kan? Panggil aku kakak aja”. “Iya deh…. Kakak polisi ganteng… hehehe…”. “Bisa aja kamu Bay. Kalau mau makan di warung bang Ono, bareng ya”. “Iya bang. Tenang aja…”. “Kamu suka banget sama sate ya, Bay?”, tanya kak Adit. “Suka dong. Tapi tadi kayaknya sate aku lupa di kasih timun deh sama bang Ono. Jadi kurang mantap deh makan satenya”. “Hmpppp… Mau makan timun nih ceritanya?”. “Nggak. Kalau mau makan timun juga nggak ada kan disini?”. “Ada kok. Ayo ikut aku”, ajak kak Adit sambil bangkit berdiri dari kursi. Aku mengikuti langkahnya. Setelah sampai di dapur… “Mana timunnya kak? Becanda nih…”. “Siapa yang bercanda”. Set! Kak Adit mendekat kearahku dan menekan tubuhku ke arah meja masak. Dia menempelkan tubuhnya ketubuhku dan menatap mataku. Wajah berjambangnya menunduk karena kami memang memiliki selisih tinggi 27 cm. “Bay. Kamu mau mentimun? Aku punya mentimun besar nih. Enak lagi. Mau nggak?”. “Maksud kakak?”. “Aku horny lihat kamu Bay”. Dia mendekatkan bibirnya kearah bibirku dan kami pun berciuman mesra. Walau aku masih dalam keadaan kaget, tetapi aku berusaha mencelemoti lidahnya untuk mengimbangi ciuman kak Adit. Aku merasakan ada benda yang lunak menyentuh bibirku. Tidak hanya menyentuh, benda itu juga sudah melumat bibirku dengan halus. Aku langsung tahu, kak Adit tengah menciumku dengan penuh cinta. Wajah kak Adit sangat dekat dengan wajahku dan tangannya merangkul pinggangku. Untuk beberapa lama, kak Adit masih melumat bibirku. Kalau mau jujur aku juga ikut menikmatinya. Bahkan beberapa saat secara refleks aku juga membalas melumat bibir Adit. Sampai kemudian aku tersadar, lalu aku dorong dada bidang kak Adit hingga dia terjengkang kebelakang. Sok jual mahal dikit.. Hehehe… Itu adalah trik jituku. ”Kak seharusnya ini gak boleh terjadi”, kataku dengan nada bergetar menahan rasa malu dan sungkan yang menggumpal dihatiku. ” Maaf Bay, mungkin aku terlalu nekat. Seharusnya aku sadar ini tidak wajar. Tapi inilah kenyataannya, aku suka sama kamu”, ujarnya lirih sambil duduk di kursi meja makan. Aku melunak dan mendekatinya. “Kakak nggak mempermainkan aku kan?”, tanyaku. “Tidak Bay. Apa aku terlihat bercanda?”, tanya kak Adit dengan wajah serius. Aku tertunduk. Kak Adit kembali berdiri dan menggenggam tanganku lalu membawa aku kekamarnya. Sesampainya di kamar dia lepaskan tanganku dan dia duduk ditepi tempat tidur. Kami terdiam sejenak. Tiba-tiba kak Adit menarik tanganku sehingga aku terduduk dipangkuannya. Tanpa berkata apa-apa dia langsung mencium bibirku lagi. Aku tidak sempat menghindar, bahkan aku juga membiarkannya ketika bibir dan kumisnya menempel kebibirku hingga beberapa saat. Dadaku semakin berdegub kencang ketika kurasakan bibir halus kak Adit melumat mulutku. Lidah kak Adit menelusup kecelah bibirku dan menggelitik hampir semua rongga mulutku. Mendapat serangan itu darahku seperti berdesir, sementara bulu tengkukku merinding. Aku lepaskan bibirku dari bibir kak Adit dan aku dorong dadanya supaya dia melepaskan pelukannya pada diriku. ” Kak, jangan Kak. Ini nggak pan-tas kita lakuakan! ” kataku terbata-bata. Kak Adit memang melepas ciumannya dibibirku, tetapi kedua tangannya yang kekar dan kuat masih tetap memeluk pinggangku denagn erat. Aku juga masih terduduk dipangkuannya. ” Memang benar. Tetapi aku suka kamu Bay. Kamu mau kan jadi pacarku?”. Ujar kak Adit yang terdengar seperti desahan. Aku terdiam dan tampaknya kebisuanku ini memberikan jawaban bahwa aku juga menginginkannya. Setelah itu kak Adit kembali mendaratkan ciuman. Dia menjilati dan menciumi seluruh wajahku, lalu merambat keleher dan telingaku. Aku memang pasif dan diam, namun perlahan tapi pasti nafsu birahi semakin kuat menguasaiku. Harus kuakui, kak Adit sangat pandai mengobarkan birahiku. Jilatan demi jilatan lidahnya keleherku benar-benar telah membuatku terbakar dalam kenikmatan. Kak Adit sendiri tampaknya juga mulai terangsang. Aku dapat merasakn nafasnya mulai terengah-engah. Sementara aku semakin tak kuat untuk menahan erangan. Maka aku pun mendesis-desis untuk menahan kenikmatan yang mulai membakar kesadaranku. Setelah itu tiba-tiba tangan kak Adit yang kekar itu membuka kancing bajuku. Tampaklah tubuhku yang berwarna putih bersih itu terbuka didepannya. Secara refleks aku masih coba berontak, jual mahal. ” Cukup Kak! Jangan sampai kesitu..” Kataku sambil agak meronta dari pelukannya. ” Takut dengan siapa Bay? Toh gak ada yang tahu, percaya sama kakak. Aku akan memuaskan Bayu.” Jawab kak Adit dengan nafas memburu. Seperti tidak perduli dengan protesku, Polisi itu telah melepas bajuku. Meskipun aku berusaha meronta, namun tidak berguna sama sekali. Sebab tubuh tinggi kak Adit yang tegap dan kuat itu mendekapku dengan sangat erat. Kini, dipelukan kak Adit, tubuh atasku terbuka tanpa tertutup sehelai kainpun. Tanganku direntangkannya. Setelah itu kak Adit mengangkat dan merebahkan tubuhku ditempat tidur. Tanpa membuang waktu, bibirnya melumat salah satu putingku sementara salah satu tangannya juga langsung memelintir putingku yang satunya. Bagaikan seekor singa buas dia menjilati dan memilin-milin putingku. Kini aku tidak bisa berbuat apa-apa lagi selain megap-megap dan mengerang karena kenikmatan yang mencengkeramku. Aku menggeliat-geliat seperti cacing kepanasan karena rasa geli dan nikmat ketika bibir dan lidah kak Adit menjilat dan melumat putingku. ” Kamu manis sekali kalau kayak gini.. A.. aku makin nggak ta.. tahan.. ,sayang.. “. Kata-kata kak Adit terputus-putus karena nafsu birahi yang kian memuncak. Kemudian kak Adit juga menciumi perut dan pusarku. Dengan lidahnya, dia pandai sekali mengelitik puting hingga perutku. Sekali lagi aku hanya mendesis-desis mendapat rangsangan yang menggelora itu. Kemudian tanpa kuduga, dengan cepat kak Adit melepas celana dan celana dalamku dalam sekali tarikan. Lagi-lagi aku berusaha melawan, tetapi dengan tubuh besar 187 cm-nya dan tenaga kuat yang dimiliki polisi gagah itu, dengan mudah dia menaklukkan perlawananku. Sekarang tubuhku yang kecil dan putih itu benar-benar telanjang bulat dihadapan kak Adit. Kak Adit berhasil memaksaku. Sementara aku seperti pasrah tanpa daya diatas kasur tersebut. ”Kak.. aku belum kasih kabar ke orang tuaku kalau aku pulang larut malam. Sudah ya kak… ” Pintaku sambil meringkuk diatas tempat tidur. ” Bay.. apa.. kamu.. nggak kasihan padaku sayang? Aku sudah terlanjur terbakar.. Aku nggak kuat lagi sayang. Please aku.. mohon ” Kata kak Adit masih dengan terbata-bata dan wajah yang memelas. Entah karena tidak tega atau karena aku sendiri juga telah terlanjur terbakar birahi memandangi wajahnya yang maskulin abis, aku diam saja ketika kak Adit kembali menggarap tubuhku. Bibir dan salah satu tangannya menggarap kedua putingku, sementara tangan yang satunya lagi mengusap-usap paha dan selangkangan kakiku. Mataku benar-benar merem-melek merasakan kenikamatan itu. Sementara nafasku juga semakin terengah-engah. Tiba-tiba kak Adit beranjak dan dengan cepat melepas semua pakaian yang menempel ditubuhnya. Kini dia sama denganku, telanjang bulat. Ya ampun, aku tidak dapat percaya, kini aku telanjang dalam satu kamar dengan laki-laki yang mirip aktor film itu, ohhhhhh... Aku melihat tubuh Adit yang memang benar-benar atletis, besar dan kekar walau perutnya tidak six packs tetapi rata dan tidak buncit. Dia lebih tinggi dan lebih besar dibandingkan dengan pacar-pacar polisiku yang lain. Tetapi yang membuat dadaku berdegub lebih keras adalah benda diselangkangan kak Adit. Benda yang besarnya hampir sama denagn lenganku itu berwarna coklat muda dan kini tegak mengacung. Panjangnya aku taksir tidak kurang dari 22 cm, sementara diameternya sekitar 5 cm. Sungguh aku tidak percaya bisa merasakan kontol kak Adit yang besar dan sepanjang ini. Perasaanku bercampur baur antara ngeri, gemes dan penasaran. Kini tubuh telanjang kak Adit mendekapku. Darahku seperti terkesiap ketika merasakan dada bidangnya menempel erat dadaku. Ada sensasi hebat yang melandaku, ketika dada yang kekar itu merapat dengan tubuhku. Ohh, baru kali ini kurasakan dekapan yang begitu mendebarkan. Dia masih meciumi sekujur tubuhku, sementara tangannya juga tidak kenal lelah memilin-milin putingku yang semakin keras. Sekali lagi, sebelumnya tidak pernah kurasakan sensasi dan rangsangan sedahsyat ini. Kakiku diangkatnya agar mempermudah kontolnya masuk. Aku tersentak ketika kurasakan ada benda yang masuk dan menggelitik lubang anusku. Ternyata kak Adit nekat memasukkan jari tangannya kedalam duburku. Dia memutar-mutar telunjuknya didalam lubang anusku, sehingga aku benar-benar hampir tidak kuat lagi menahan kenikmatan yang menderaku. Mendapat serangan yang luar biasa nikmat itu, secara refleks aku memutar-muatarkan pantatku. Toh, aku masih berusaha menolaknya. ”Kak, jangan sampai dimasukkan jarinya, cukup diluaran saja! ” Pintaku. Tetapi lagi-lagi kak Adit tidak menggubrisku. Selanjutnya dia menelusupkan kepalanya di anusku, lalu bibir dan lidahnya melumat habis duburku. Aku tergetar hebat mendapatkan rangsangan ini. Tidak kuat lagi menahan kenikmatan itu, tanpa sadar tanganku menjambak rambut berjambul kak Adit yang masih terengah-engah di duburku. Kini aku telah benar-benar tenggelam dalam birahi. Ketika kenikmatan birahi benar-benar menguasaiku, dengan tiba-tiba, kak Adit melepaskanku dan berdiri di tepi tempat tidur. Dia mengocok-ngok batang penisnya yang berukuran luar biasa tersebut. ” Udah hampir setengah jam, dari tadi aku terus yang aktif, capek nih. Sekaran gantian Bayu dong yang aktif.. ”, pinta kak Adit dengan senyum manja. ”Bayu nggak bisa kak, lagian Bayu masih takut dengan mentimun kakak yang gede banget itu”, jawabku dengan malu-malu. ”Oke kalau gitu pegang aja iniku. Please, kumohon sayang..”, ujarnya sambil menyodorkan batang penis besar itu kehadapanku. Dengan malu-malu kupegang batang yang besar dan berotot itu. Lagi-lagi berdebar-debar dan darahku berdesir ketika tanganku mulai memegang penis kak Adit. Sejenak aku sempat membayangkan bagaimana nikmatnya jika penis yang besar dan keras itu dimasukkan kelubang dubur laki-laki, apalagi jika laki-laki beruntung itu aku. ” Besaran mana sama milik BF kamu…??”, goda kak Adit. Aku tidak menjawab walau dalam hati aku mengakui, penis kak Adit jauh lebih panjang dan lebih besar dibandingkan milik Bf-bf ku. ” Diapakan nih kak? Sumpah Bayu nggak tahu menahu masalah kayak beginian”, kataku berbohong sambil memegang penis kak Adit. ” Oke, biar gampang, dikocok aja sayang. Bisakan? ” Jawabnya dengan lembut. Dengan dada berdegub kencang, kukocok perlahan-lahan penis yang besar milik kak Adit. Ada sensasi tersendiri ketika aku mulai mengocok kontol kak Adit yang sangat besar tersebut. Gila, tanganku hampir tidak cukup memegangnya. Aku berharap dengan kukocok penisnya, sperma Polisi tampan ini cepat muncrat, sehingga dia tidak berbuat lebih jauh kepada diriku. Kak Adit yang kini telentang disampingku memejamkan matanya ketika tanganku mulai naik turun mengocok batang kontolnya. Napasnya mendengus-dengus, tanda kalau nafsunya sudah meningkat lagi. Aku sendiri juga terangsang melihat tubuh tinggi besar dihadapanku seperti tidak berdaya dikuasai rasa nikmat. Tiba-tiba dia memutar tubuhnya, sehingga kepalanya kini tepat berada di selangkanganku dan mulai mencari anusku sebaliknya kepalaku juga tepat menghadap selangkangannya. Adit kembali melumat lubang anusku. Lidahnya menjilat-jilat tanpa henti diduburku. Sementara aku masih terus mengocok batang penis kak Adit dengan tanganku. Kini kami berdua berkelejotan, sementara nafas kami juga saling memburu. Setelah itu kak Adit beranjak dan dengan cepat dia menindihku. Dari kaca lemari yang terletak disebelah samping tempat tidur, aku bisa melihat tubuh kecilku seperti tenggelam dikasur busa ketika tubuh kak Adit yang tinggi besar mulai menindihku. Dadaku deg-degan melihat adegan kami melalui kaca lemari itu. Gila batinku, kini aku yang telanjang digumuli oleh lelaki yang juga sedang telanjang. Kak Adit kembali melumat bibirku. kali ini teramat lembut. Gilanya lagi, aku tanpa malu lagi membalas ciumannya. Lidahku kujulurkan untuk menggelitik rongga mulutnya. Kak Adit terpejam merasakan seranganku, sementara tangan kekarnya masih erat memelukku, seperti tidak akan dilepas lagi. Bermenit-menit kami terus berpagutan saling memompa birahi masing-masing. Peluh kami mengucur deras dan berbaur ditubuhku dan tubuh kak Adit. Dalam posisi itu tiba-tiba kurasakan ada benda yang kenyal mengganjal diatas perutku. Ohh, aku semakin terangsang luar biasa ketika kusadari benda yang mengganjal itu adalah batang kemaluan kak Adit. Tiba-tiba kurasakan batang zakar itu mengganjal tepat dibibir anusku. Rupanya kak Adit nekat berusaha memasukkan batang penisnya keduburku. Tentu saja aku tersentak. ”Kak.. jangan dimasukkan..! ” Kataku sambil tersengal-sengal menahan nikmat. Aku tidak tahu apakah permintaan aku itu tulus, sebab disisi hatiku yang lain sejujurnya aku juga ingin merasakan betapa nikmatnya ketika batang kemaluan yang besar itu masuk kelubang anusku. ” Oke.. kalau nggak boleh diamasukkan, kakak gesek-gesekkan dibibirnya saja ya? ” Jawab kak Adit juga dengan nafas yang terengah-engah. Kemudian kak Adit kembali memasang ujung penisnya tepat dicelah anusku. Sungguh aku deg-degan luar biasa ketika merasakan kepala batang kontol itu menyentuh bibir anusku. Namun karena batang kontol kak Adit memang berukuran super besar, dia sangat sulit memasukkannnya kedalam anusku. Setelah sedikit dipaksa, akhirnya ujung kemaluan kak Adit berhasil menerobos duburku. Ya ampun, aku menggeliat hebat ketika ujung penis yang besar itu mulai menerobos masuk. Walaupun mulanya sedikit perih, tetapi selanjutnya rasa nikmatnya sungguh tada tiara. Seperti janji kak Adit, penisnya berukuran jumbo itu hanya digesek-gesekan dibibir anusku saja. Meskipun hanya begitu, kenikmatan yang kurasa betul-betul membuatku hampir teriak histeris. Sungguh batang zakar kak Adit itu luar biasa nikmatnya. Kak Adit terus menerus mamaju-mundurkan batang penis sebatas dibibir anusku. Keringat kami berdua semakin deras mengalir, semenatara mulut kami masih terus berpagutan. ” Ayoohh.. ngoommoong saayang, giimaanna raasaanyaa..?? ahhhhhh… ” Kata kak Adit tersengal-sengal. ” Oohh.. teeruuss.. Kakkk.. teeruss..!”, ujarku sama-sama tersengal. Entah bagaimana awal mulanya, tiba-tiba kurasakan batang kemaluan yang besar itu telah amblas semua kedalam duburku. Bless, perlahan tapi pasti batang kemaluan yang besar itu melesak kedalam lubang pembuanganku. Anusku terasa penuh sesak oleh batang penis kak Adit yang sangat-sangat besar itu. “Lohh..? Kakkk..! Dimaassuukiin seemmuanya yah..? ” Tanyaku. ” Taanguung, saayang. Aku nggak tahhan..! ” Ujarnya dengan terus memompa duburku secara perlahan. Entahlah, kali ini aku tidak protes. Ketika batang penis itu amblas semua didalam anusku, aku hanya dapat terengah-engah dan merasakan kenikmatan yang kini semakin tak tertahankan. Begitu besarnya penis si Polisi brewok itu, sehingga lubang anusku terasa sangat sempit. Sementara karena tubuhnya yang berat, batang penis kak Adit semakin tertekan kedalam anusku dan melesak hingga kedasar usus besarku. Sangat terasa sekali bagaimana rasanya batang kontol menggesek-gesek dinding anusku. Tanpa sadar aku pun mengimbangi genjotan kak Adit dengan menggoyang pantatku. Kini tubuh rampingku seperti timbul tenggelam diatas kasur busa ditindih oleh tubuh besar, tinggi dan kekarnya kak Adit. Semakin lama, genjotan kak Adit semakin cepat dan keras, sehingga badanku tersentak-sentak dengan hebat. Plak.. , plok.. ,plak.. , plak.. , begitulah bunyi batang kontol kak Adit yang terus memompa duburku. ” Teerruss kak.. Aakuu.. auhhh… enakkkkk”. Erangku berulang-ulang. Sungguh ini permainan seks yang paling nikmat yang pernah kurasakan dalam sepuluh hari ini. Aku sudah tidak berpikir lagi tentang bf-bf ku. Kak Adit benar-benar telah menenggelamkan aku dalam gelombang kenikmatan. Tidak berapa lama kemudian, aku merasakan nikmat yang luar biasa disekujur tubuhku. Badanku mengelepar-gelepar dibawah genjetan tubuh kak Adit. Seketika itu seperti tidak sadar, kuciumi lebih berani bibir kak Adit dan kupeluk erat-erat. ”Kak.. aakkuu.. haampiir.. keluarrr..! ” desahku ketika hampir mencapai puncak kenikamatan. Aku mencapai orgasme tanpa menyentuh kontolku. Tahu aku hampir orgasme, kak Adit semakin kencang menghunjam-hunjamkan batang kejantanannya keselangkanganku. Saat itu tubuhku semakin meronta-ronta dibawah dekapan kak Adit yang kuat. Akibatnya, tidak lama kemudian aku benar-benar mencapai klimaks. ” Kalau kamu puas.. saayaang... aakuu.. juga… ikuut.. puuaas.!”Desah kak Adit. ” ooh.. aauuhh.. aakkuu.. keluar kakkkk..! ” Jawabku. Seketika dengan refleks tangan kananku menjambak rambut kak Adit, sedangkan tangan kiriku memeluknya erat-erat. Pantatku kunaikkan keatas agar batang kemaluan kak Adit dapat menancap sedalam-dalamnya. Spermaku muncrat ke perut kak Adit, perutku dan sebagian kearah dadaku. Setelah kenikmatan puncak itu, tubuhku melemas dengan sendirinya. Adit juga menghentikan genjotannya. ” Aku belum keluar sayang.. Tahan sebentar ya.. Aku terusin dulu..! ” Ujarnya lembut sambil mengecup pipiku. Gila aku bisa orgasme walaupun tanpa disentuh kontolku. Tentu saja ini semua karena kak Adit yang perkasa. Selain itu batang kejantanannya memang sangat luar biasa besar dan nikmat luar biasa untuk dubur laki-laki sepertiku. Meskipun kurasakan sedikit ngilu, kubiarkan kak Adit memompa terus lubang duburku. Karena lelah, aku pasif saja saat kak Adit terus menggumuliku. Tanpa perlawanan, kini badanku yang kecil benar-benar tenggelam ditindih tubuh atletis kak Adit. Clep.. clep.. clep.. clep. Kulirik kebawah untuk melihat gerakan kontol kak Adit yang menghajar lubang anusku. Gila, anusku dimasuki penis sebesar itu. Dan yang lebih gila lagi, batang zakar besar seperti itu nikmatnya tiada terkira. Kak Adit semakin lama semakin kencang memompa penisnya. Sementara mulutnya tidak henti-hentinya menciumi pipi, bibir dan putingku. Mendapat rangsangan tanpa henti seperti itu tiba-tiba nafsuku bangkit kembali. Kurasakan kenikmatan mulai merambat lagi. Anusku dengan kencang dipompa kak Adit. Maka aku balik membalas ciumannya, semantara pantatku kembali berputar-putar mengimbangi penis kak Adit yang masih perkasa menusuk-nusuk lubang anusku. ”Bayu suka? ” Tanya kak Adit. ” E ehh..” Hanya itu jawabku. Kini kami kembali mengelapar-gelepar bersama. Tiba-tiba kak Adit bergulung, sehingga posisinya kini berbalik, aku diatas, kak Adit dibawah. ” Ayoohh gaantiian! Bayu seekaarang di ataass..”, pinta kak Adit. Dengan posisi tubuh diatas kak Adit, pantatku aku putar-putar, maju-mundur, kiri-kanan, untuk mengocok batang penis kak Adit yang masih mengacung dilubang anusku. Dengan masih malu-malu aku juga ganti menjilati leher dan puting kak Adit. Kak Adit yang telentang dibawahku hanya dapat merem-melek karena kenikmatan yang kuberikan. ” Tuuh.. biisaa kaan! Kaatanya taa.. dii.. nggak.. bisa.. , ” Kata kak Adit sambil membalas menciumku dan meremas-remas pantatku. Aku semakin kuat menghunjam-hunjamkan duburku kebatang penis kak Adit. Tubuhku yang kecil makin erat mendekap kak Adit. Aku juga semakin liar membalas ciumannya. Tiba-tiba kak Adit langsung bergulung membalikku, sehingga aku kembali dibawah. Dengan nafas yang terengah-engah, kak Adit yang telah berada diatas tubuhku semakin cepat memompa duburku. Tak ayal lagi, rasa nikmat tiada tara terasa disekujur tubuhku. Dia kupeluk sekuat tenaga, sementara nafasku semakin tak menentu. ” Teruss.. , teruss.. ,kakkkkk ahhhh! ” Desahku yang dalam tindihan tubuh kak Adit. Belum reda kenikmatan yang kurasakan, tiba-tiba kak Adit mendengus-dengus semakin cepat. Tangan kekarnya mendekapku erat-erat seperti ingin meremukkan tulang-tulangku. Dia benar-benar membuatku tak bisa bergerak, dan napasnya terus memburu. Genjotannya di anusku semakin cepat dan keras. Kemudian tubuhnya bergetar hebat. ” Bayyy.. , akuu.. , maauu.. , keluuarr sayang..! ” Erangnya tidak tertahankan lagi. Melihat kak Adit yang hampir keluar, pantatku kuputar-putar semakin cepat. Aku juga semakin erat memeluknya. Crot.. crot.. crot..! Sperma kak Adit terasa sangat deras muncrat dilubang anusku. Kak Adit memajukan pantatnya sekuat tenaga, sehingga batang kejantanannya benar-benar menancap sedalam-dalamnya di lubang anusku. Aku merasa lubang duburku terasa sangat hangat oleh cairan sperma yang mengucur dari kemaluan kak Adit. Gila, sperma kak Adit luar biasa banyaknya, sehingga seluruh lubangku terasa basah kuyup. Bahkan karena sangking banyaknya, sperma kak Adit belepotan hingga ke bibir anus dan pantatku. Berangsur-angsur gelora kenikmatan itu mulai menurun. Untuk beberapa saat kak Adit masih menindihku, keringat kami pun masih bercucuran. setelah itu dia berguling kesampingku. Aku termenung menatap langit-langit kamar. Begitu pun dengan kak Adit. ” Maafkan aku Bay. Aku telah khilaf dan memaksamu melakukan perbuatan ini ” Ujar kak Adit dengan lirih. Aku tidak menjawab, kami berdua kembali termenung dalam alam pikiran masing-masing. Bermenit-menit kemudian tak ada sepatah kata pun yang keluar dari mulut kami berdua. Aku mengirim sms ke ibuku dan memberitahunya kalau aku menginap ditempat temanku. Kami pun tertidur kelelahan dan kak Adit memeluk tubuhku erat. Seminggu sejak kejadian itu aku masih belum bisa melupakan kak Adit. Rasa rindu pada kak Adit muncul begitu saja. Dadaku sering berdebar-debar kalau mengingat kenikamatan luar biasa yang telah diberikan polisi Adit. Aku selalu terbayang keperkasaan kak Adit diatas ranjang, yang itu semua tidak dimiliki oleh para bf-ku. Sementara aku yang rajin merawat tubuh malah makin ingin merasakan kenikmatan yang lebih. Maka sejak itu aku sering jalan-jalan dengan kak Adit yang gagah itu. Bahkan hampir rutin sebulan 2 sampai 4 kali aku melepas hasrat pada kak Adit yang selalu melayaniku. Dan di setiap kencan selalu saja ada hal-hal baru yang membuatku semakin terikat oleh keperkasaannya. Saat menulis cerita ini pun beberapa kali harus terhenti karena Briptu Adit dan aku sudah sangat terangsang dan langsung mendesah keenakan. Uhhh…. Oh iya.. wajah kak adit itu sangat mirip dengan pemain film km 97

Ngentot Dengan Om Bambang

Namaku Fadli berumur 25 tahun, aku merantau ke Jakarta dan nge-kost di kawasan Jakarta Timur. Di hari Sabtu yang cerah aku sedang menunggu kiriman ayahku yang dititipkan temannya, namanya Om Bambang. Seperti biasa kalau hari Sabtu pagi sarapanku adalah chatting alias internetan. Aku suka dengan lelaki yang berumur 40-50 tahun dan berpostur tubuh tambun. Sedang asyik nge-browsing situs-situs gay, tiba-tiba suara pintu kamarku ada yang ketuk…….tok….tok….tok…….Lalu kubuka pintu kamar kostku, ternyata………. “Eh, Om Bambang…..silahkan masuk.” sambutku. Om Bambang ini memang sudah aku kenal lama karena beliau teman ayahku sejak SMP dulu. Orangnya bisa dibilang agak gemuk dan berkumis. “Maaf, Om….kamarnya berantakan.” kataku. “Ah gak apa-apa, Dik Fadli.” kata Om Bambang sambil tersenyum. Saat ku lirik ke monitor komputerku…… “Celaka……situs gay yang aku buka belum aku minimize.” pikirku dalam hati. Mudah-mudahan Om Bambang tidak melihatnya. “Silahkan duduk, Om.” kataku sambil menunjuk tempat tidur. Ternyata Om Bambang memilih duduk di bangku dekat meja yang ada komputerku. “Gawat nih.” pikirku. “Loh, kamu suka ngelihat situs-situs beginian ya ?” kata Om Bambang. “Ehh……anu……eh……bukan aku.” balasku secara spontan. “Suka juga gak apa-apa….kamu khan sudah dewasa.” balas Om Bambang sambil tersenyum. Aku hanya membalasnya dengan senyum kecut. Aku duduk ditepi ranjang hamper berhadapan dengan Om Bambang. Dag dig dug jantungku melihat perawakan Om Bambang; memang sudah cukup lama aku mengidam-idamkan dapat berduaan dengannya. Saat aku sedang mengkhayal dan tanpa sadar sambil menatap Om Bambang;, tiba-tiba……….. “Coba dong Om juga mau melihat video streaming gay nya.” kata Om Bambang. Lalu aku berdiri disamping Om Bambang yang masih duduk dibangku. Kuarahkan mouse komputerku meng-klik video streaming yang tadi sempat aku lihat. Disana Nampak adegan seorang lelaki tua berusia senja sedang mengkulum penis seorang anak muda. Sedang asyik menonton video tersebut, tiba-tiba tangan kanan Om Bambang merangkul pinggangku dan aku lirik ke Om Bambang dan membalasnya dengan senyuman. Aku berharap Om Bambang berbuat lebih…..ternyata dugaanku benar; kini tangan kiri nya mengelus-elus bagian sensitifku. Oh, jantungku tambah berdetak kencang; takkan kusia-siakan kesempatan ini pikirku dalam hati. Agar suasana tambah horni sengaja aku membuat desahan. Aahhhh……..oohhhhh…….ssshhhhhh………”Terus, Om.” desahku. Kini bukan dielus daerah sensitifku melainkan diremas-remas tonjolanku. Kurangkul pundak Om Bambang dan kudekatkan kepalanya dengan dadaku. “Oh, Om………” desahku. “Om ingin lihat punya kamu….boleh ?” pinta Om Bambang. Aku menunduk melihat Om Bambang kemudian menganggukkan kepalaku sambil tersenyum. Dilepaskan celana pendekku kemudian celana dalamku. “Wah, bentuk penismu bagus ya.” puji Om Bambang sambil dikocoknya penisku perlahan. Aku hanya bisa mendesah…….sssshhhhh……aaahhhhhh……emmmm…….mmm…………. “Di isep Om…..” kataku. Diciumnya kepala penisku lalu dijilatnya dan….pok….pok……pok……di masukkannya penisku ke dalam mulutnya; kedua tangan Om Bambang mendorong pantatku sehingga penisku mengentoti mulut Om Bambang; dengan gerakan yang agak cepat tangan Om Bambang mengiring gerakan pantatku maju-mundur. “Aaahhhh……..Om……enak banget…..terus Om…..terus isep penisku….” desahku. Mendengar desahanku, Om Bambang makin menjadi-jadi makin dipercepatnya mengulum penisku sampai kadang penisku beradu dengan giginya dan terasa agak ngilu. Om Bambang sedang mengulum penisku “Ooohhhh…..Om…..ampun……ampun……ssshhhhhhh….” teriakku. Sengaja aku teriak supaya Om Bambang tambah “liar”. Sambil kuremas rambut Om Bambang dan kutekan kepalanya sehingga seluruh penisku masuk sampai ke pangkal tenggorokannya. Pok….pok…..pok…….bunyi itu makin terdengar karena penisku sudah penuh dengan liur Om Bambang dan itu yang membuat sebagai pelicin. Tak lupt juga buah zakarku dijilat dan dimasukkan dua-duanya buah zakarku ke dalam mulutnya. Hampir satu jam Om Bambang asyik bermain dengan penis dan buah zakarku. Secara bergantian penisku dikulumnya dan dikocoknya. Lalu dibaliknya badanku, disuruhnya aku agak menungging, disibaknya daging pantatku dengan tangan Om Bambang. Dijilatnya lubang anusku dan sekitar lubang anusku...sesekali disedotnya lubang anusku kuat-kuat. "Aahh.......enak banget, Om....sedot terus....jilat terus lubang pantatku.....oohh...." desahku. Om Bambang memasukkan jari tengah ke dalam lubang anusku; digerakkannya masuk-keluar di lubang anusku. Ahhh.......ooaahhhh.....hh....hhhh....... Kadang dimasukkannya sekaligus jari tengah dan jari telunjuknya ke dalam lubang anusku dan dijilatnya begitu terus bergantian. "Ah...pelan-pelan, Om....sakit." rintihku. Terus Om Bambang menjilat lubang anusku dan kadang sambil dikocoknya penisku. Setelah puas dengan lubang anusku, kembali Om Bambang mengulum penisku dan kadang mengocoknya dengan lembut. “Oooaaahhhhh……Om aku udah mao keluar nih.” teriakku. “Keluarkan saja, Om ingin sekali meminum peju kamu, Fadli.” Kata Om Bambang. Tak lama kemudian……crot…croott….croootttttt…..pejuku muncrat di dalam mulut Om Bambang. Bagaikan orang yang kehausan mendapatkan sumber air, Om Bambang menjilat dengan liar dan menelan pejuku hingga bersih. “Oh…..enak banget isepan Om Bambang.” kataku. Lalu aku menyuruh Om Bambang berbaring di ranjang dengan posisi tanpa busana kini gantian aku yang menyerpis Om Bambang. Ku isep penis Om Bambang dan tanganku memilin putting Om Bambang. “Oh, Fadli…….enak sekali isepan kamu.” desah Om Bambang. Kududuki penis Om Bambang dan kugenjot pantatku Diremasnya rambutku dan ditekannya kepalaku hamper tersedak aku karena penisnya sampai dipangkal tenggorokanku. Kukocok dan kukulum penis Om Bambang begitu terus secara bergantian. Cukup lama aku mengulum penis dan buah zakar Om Bambang. Lalu aku mengambil lotion, lubang pantatku ku olesi dengan lotion juga penis Om Bambang. Bless……penis Om Bambang masuk ke dalam anusku. “Oh…..lubang kamu sempit sekali.” kata Om Bambang. Kugenjot pantatku naik-turun membuat Om Bambang mendesah……aaahhhh…..ooohhhhh…… “Terus Fadli…..genjot yang kencang.” pinta Om Bambang. Kugenjot pantatku makin cepat….pok….pok….pok….pok…….... “Oohh, enak sekali lubang pantat kamu.” kata Om Bambang. Tanganku sambil meremas dada dan memilin putting Om Bambang. Aku juga merasakan nikmat yang luar biasa saat aku menggenjot pantatku dengan cepat naik-turun. Kami berdua kini penuh dengan peluh keringat, dada Om Bambang sudah basah dengan keringatnya sendiri dan keringatku yang mengucur. Ooohhh….aaahhhh……oooaaahahhhhhh…………desahan demi desahan yang terdengar. “Om mau keluar nih……..” kata Om Bambang. “Keluarkan di dalam pantatku, Om.” balasku. “Aaahhhhh……oooohhhhhhh…..Om keluar nih.” Teriak Om Bambang. Crrooott…….croooottt………… Terasa cairan hangat di dalam lubang pantatku. Terus kugenjot pantatku sampai………… “Ampun…..ampun…..cukup…..” kata Om Bambang tersengal-sengal. Kubiarkan penisnya masih di dalam lubang pantatku sampai melemas. Setiap Om Bambang mengahantar titipan ayahku, kami melakukannya hingga berkali-kali.

Entotan Ayahku

Aku punya pengalaman yang sangat gila dan itu sudah berlangasung sangat lama dan aku benar2 menikmatinya. Pengalaman itu adalah “aku bercinta dengan papaku sendiri”. Dan aku akan menceritakannya kepada kalian semua. Pengalaman itu terjadi pada waktu aku kuliah tingkat satu, sebelumnya aku ceritakan dulu asal usulku. Namaku sebut saja gadis, aku anak pertama dari dua bersaudara, adikku cowok dan duduk di SMA. Ayahku suku jawa dan ibuku sunda, umurku sekarang 20 tahun dan aku senang sekali bergaul dan merasakan angin malam di diskotik atau cafe2. Ayahku bekerja di perusahaan swasta sebagai senior marketing dan Ibuku bekerja sebagai sekertaris. Ayah dan Ibuku bercerai sejak aku duduk di SMA. Ibukku selingkuh dengan bosnya yang keturunan Jerman. Semenjak ayak dan ibu bercerai, aku dan adikku sering bergantian untuk tinggal dengan ayah atau ibukku. Tetapi sejak 2 tahun lalu ibuku tinggal dengan pacarnya yg baru di Jerman. Jadi akku putuskan untuk tinggal di jakarta bersama ayahku sedangkan adikku ikut dengan ibuku di Jerman. Jadi sejak 2 tahun yg lalu aku dan ayahku tinggal bersama. Mulanya aku tidak pernah ada masalah dan tidak tahu kalau ayahku mempunyai keanehan akan :hobinya”; yaitu suka dengan pakaian dalam wanita. Aku mengetahuinya saat aku hendak akan memakai celana dalamku dan celana dalamku hanya tinggal beberapa saja. Aku bingung saat itu karena aku sudah mencarinya kemana-mana tetapi tidak aku temukan dan keesokan harinya aku mencari celana dalamku yang kemarin aku pakai pun hilang tetapi 2 hari kemudian aku temukan tepat berada di tempat pakaian kotor didalam kamarku yang biasa aku menaruh pakaian kotorku. Disanalah celana dalam, bra dan lingerie-lingerie atau baju tidurkku yg seksi berbahan satin aku temukan tetapi semua terdapat noda putih seperti sperma lelaki. Aku bingung siapa yg melakukan hal seperti ini sedangkan di sini Cuma hanya ada aku dan ayahku saja. Awalnya aku menduga ayahku tetapi tidak berharap banyak karena aku tahu ayahku seperti apa orangnya. Jadi aku merencanakan untuk membuat jebakan, aku beli celana dalam model G-string dan baju tidur transparan. Pas dimalam harinya aku pakai dan keesokan hari, sehabis mandi aku taruh di paling bawah pada tempat pakaian kotorku. Sepulang dari kuliah aku langsung mengecek tempat pakaian kotorku dan benar yang perkirakan, baju tidur dan g-stringnya hilang! Disitulah awal aku mencurigai ayahku, karena aku temukan pakaian dalam dan baju2 tidurku di kamarnya. Dan tidak hanya itu saja, di komputernya terdapat video saat aku sedang mandi dan ganti baju, video ayahku sedang memakai baju tidur satinku sambil menciumi celana dalamku dan beronani dengan celana dalamku sambil menyebut2 namaku “ Gadis...oh..gadis..anakku aku ingin mengentotimu sayang, menjilati dan mengulum tetemu”. Aku sempat kaget dan syok, tetapi ada sebagian gairahku yg menikmatinya saat ayahku menjilati celana dalam kotorku dan memanggil-manggil namaku. Dan itu menyenangkan sekali. Aku ingin mencoba menjebaknya lagi, jadi sorenya aku belanja baju tidur lagi, bedanya kali ini aku meminta uang tambahan kepada ayahku jadi dia pasti tahu bahwa aku akan belanja baju tidur dan celana dalam. “Yah, minta uang dong, gadis mau beli celan dalam dan lingerie baru” kataku sambil bermanja-manja dan merayunya. “Loh kamu kan punya banyak celana dalam dan lingerie yg bagus-bagus, dan bukannya baru kemarin kamu beli celana dalam dan baju tidur” tanya ayahku dengan polos. Aku diam sebentar dan berfikir “Darimana ayahku tahu kalau aku kemarin belanja”. “Kok ayah tahu kalau kamarin aku baru beli baju tidur dan celana dalam?” tanyakku dengan nada menjebak. Ayah ku diam seribu bahasa, dia kaget dan lupa. “Ya udah nih ayah tambahin, sana cepat pergi nanti keburu malam, beli yang banyak dan yang bagus sekalian!” kata ayah sambil memberikan kartu kreditnya. “. “Wah....terima kasih ayah....sayang...”kataku kegirangan sambil mencium pipi ayahku. (wow aku senang sekali tidak menyangka ayah akan memberikan kartu kreditnya menyuruhku untuk beli celana dalam dan lingerie yang banyak.) Aku langsung pergi ke mall dan beli 2 gaun tidur satin warna krem dan pink model panjang , 2 baju tidur tipis transparan dengan model tali yang mengikat dileher, 2 baju tidur model baby doll seksi, 4 bra, 5 g string satin dengan renda-renda yang seksi sekali, dan 5 celana dalam satin dan transparan. Sampai dirumah aku langsung memberitahu ayahku apa saja yang aku beli, “Lihat ini ayah, ini aku beli banyak sekali ayah suka kan.” “Oh... iya sayang pasti kamu terlihat cantik sekali kalau memakainya.”Rayu ayahku. “Ih..ayah genit...masa gadis mau memperlihatkan di depan ayah, kan malu.” Ya udah ah gadis mau mandi, trus mo bobo pake baju tidur baru.” Kataku sambil pergi kekamar untuk bersiap mandi. “Mau ayah bantu pakaikan baju tidurnya tidak sayang..!” ..”Ih Ayah..genit.., gak mau ah Tar kalau ayah nafsu kan bisa bahaya!”Teriakkku dari kamar mandi. Sepertinya ayah mencoba mengintip dan merekamku saat aku sedang mandi, aku tahu karena ada banyangan diluar kamar mandiku. Dan aku pura2 tidak tahu, sambil terus mandi dan mencoba untuk memperlihatkan lebih jelas lekuk-lekuk tubuhku kepada ayahku. “Nikmatilah keindahan tubuh anakmu ini ... ayahku bejat” dalam hatiku. Saat aku hendak keluar bayangan itupun langsung hilang, lalu aku kekamar dan bersiap untuk mamakai baju tidurku yang baru model baby doll warna biru muda dengan celana dalam g string biru pula. Aku meihat diriku di cermin dan bergumam “hmmmm ayahku yang bejat lihatlah anakmu ini..seksi sekali, ayah pasti terangsang melihat anakmu dan baju tidur anakmu ini...ohhh...ayah....aku berdebar sekali..!” lalu aku keluar kamar untuk pamit tidur pada ayahku sambil berharap bisa menggodanya. “Yah..., gadis bobo dulu ya udah ngantuk dan cape nih habis belanja tadi, dah ayah...” kataku sambil menutupi payudaraku karena aku tidak memakai bra. “Ya udah, tapi ayah cium dulu dong,” Lalu aku cium pipi ayahku dan mencoba pergi kekamar untuk bobo tetapi ayahku meminta aku untuk menciumnya lagi sambil merayuku, “Loh kok cuma dipipi, bibirnya mana...... anakku yang cantik..dan....” lalu terdiam sambil menelanjangi tubuhku dengan sorotan matanya yang liar. “Dan ... apa kok diem...!” tanyaku penasaran. “Dan tubuhmu sangat seksi sekali..dengan baju tidur itu.” Aku kaget dan merasa cantik sekali menndengar perkataan ayahku itu. Aku terdiam, aku dekati ayahku yang sedang duduk .... dan diam. “Oh gadis sayang, maafkan perkataan ayahmu ini, aku sudah lama tidak melihat wanita cantik, aku jadi nafsu dan terangsang melihat kamu, oh sayangku maafkan ayah ya, ayah akan berikan apa saja asal kamu tidah marah dan memaafkan ayahmu ini.”kata ayahku memohon ampun sambil memegang tanganku. Aku diam..., lalu ... duduk di pangkuannya dengan posisi berhadapan lalu aku cium ayahku tepat di bibirnya, bukan hanya kecupan biasa tetapi kecupan ... merangsang! Aku cium ayahku sambil lidahku menyapu langit2 mulutnya, “hmmmmm..ahh...hmmmmmmuuumm” lama...lama sekali kami berciuman seperti sepasang kekasih yang lama tidak bertemu, lalu tiba-tiba tangan ayahku memeluk dan meremas pantatku dan tangan kirinya menjamah payudaraku yang tidak berbra. Aku tersentak dan pergi ke kamar, “Udah ah.., daa ayah..” Aku pergi meninggalkan ayahku terbengong-bengong. Aku bisa merasakan batang penisnya membesar mengenai memekku. “haha..ha, malam ini ayah pasti merekamku saat sedang tidur sambil mengelus-elus penisnya dengan celana dalam yang aku pakai waktu pergi kuliah.”kata ku dalam hati merasa senang karena jebakan ini berjalan sempurna. Dan benar saja, tidak lama aku masuk kamar ayah berusaha masuk dengan tidak bersuara, tetapi aku sudah menduga dan mengunci pintu kamarku jadi ayah hanya bisa mengintip dari luar saja dan sengaja lampu tidak aku matikan supaya terlihat jelas oleh ayahku. Lalu aku pun tertidur dengan jantung berdebar dan mimpi yang sangat indah. Ke esokkan harinya aku memutuskan untuk tidak bolos kuliah dengan berpura-pura aku akan kuliah, baju yang aku pakai semalam aku taruh paling atas agar ayah mudah melihatnya. ‘Yah, gadis berangkat ya...,” “Ya...hati-hati ya sayang.”kata ayah sambil mengikutiku sampai ke gerbang, memastikan aku telah pergi jauh, lalu mengendap-endap mengambil baju tidur yang aku pakai semalam. Selang 10 menit, aku balik ke rumah dengan menggunakan kunci cadangan, lalu pergi mencari ayahku. Sepi... sekali, aku lihat dalam kamar mandi, baju tidur yang semalam aku pakai ternyata tidak ada, lalu aku cari ayah dikamarnya ternyata juga tidak ada, lalu ada suara dari dalam kamarku, suara seperti lemari baju terbuka. Aku coba mendekati kamarku, pintunya tidak tertutup rapat, aku melihat ayahku sedang memakai baju tidur yang aku pakai semalam dan samar-samar aku juga melihat g stringku di pakainya. Pantas saja celana dalamku banyak yang jadi agak-agak lebar ukurannya. Ayahku sedang mengacak-acak lemari pakaian dalamku sambil memegang sebuah bra (bra aku yang hilang 3 hari lalu), lalu menciuminya dan ditangan kanannya sebuah celana dalam satin warna hijau muda dengan renda bungan biru didepannya (celana dalamku juga yg hilang) digosok-gosokkan maju mundur pada penisnya, sambil berteriak kecil “Uhhh...ohhhh hemmmm, gadis..ohhhh ayah masukin ya penis ayah ke memek kamu sayang..ohhh...” Aku kaget sekali.., tidak menyangka ayahku seperti ini, tetapi selangkanganku berkata lain diam-diam memekku basah. Apalagi penis ayahku, wow besar dan panjang sekali, aku heran kenapa penis seumuran ayahku kok masih bisa besar seperti itu. Kakiku lemas sekali, lalu aku coba kagetkan ayahku dengan berdehem “ hek ..em.., ohhh jadi itu kenapa celana dalam ku banyak yg hilang dan banyak yg benoda dan berbau sperma, dan baju tidurku dan braku juga pada melar semuanya.” Kataku pedas pada ayahku. Ayahku kaget sekali karena putrinya ternyata berpura-pura berangkat kuliah untuk menjebak ayahnya yg bejat. “oh gadis...hmm maaf sayang..., maaf kan ayah sayang, huhuu...(sambil menangis) ayah salah.. maafkan ayah, ayah kalau melihat kamu..tubuh kamu yang indah dengan pakaian-pakaian seksi ini jadi terangsang sekali. Kamu punya pakaian dalam seksi sekali. “oh gadis maaf kan ayah.”kata ayahku sambil beranjak keluar kamar menuju kamarnya. Aku terdiam, merasa cantik dengan kata-kata ayahku, “hmmm jebakanku berhasil, sekarang selanjutnya!” Selang 5 menit, aku menuju kamar ayahku aku ketok pintunya .. Tok..Tok..Tok “Ayah.., boleh gadis masuk.” “Ya masuklah”Ayahku menyuruhku masuk. Tetapi pas aku masuk sebelum aku berbicara, ayahku memberikan ku sebuah kotak kardus dan isinya adalah semua pakaianku yang sudah lama hilang, ada rok lipitku yg mini, stocking, baju renang dan bikini, tank top dan banyak lagi. Aku kaget sekali dan senang karena pakaianku akhirnya kutemukan kembali. “Ayah.., ini semua punya gadis?”tanyaku. “iya sayang, semuanya punya kamu.”kata ayahku dengan wajah malu. Lalu aku taruh kotak itu dan aku duduk bersama ayahku di tepi ranjang. Dan ku kecup pipi ayahku dan berkata “Yah..., ayah boleh kok pake semua baju dan pakaian dalam gadis, ayah juga boleh kok gosok-gosok penisnya ayah dan ninggalin spermanya ke celana dalam gadis tetapi harus celana dalam yg bersih...!”kataku. Ayahku bengong mendengar aku berbicara seperti itu, “hah, bener tidak apa-apa sayang.” “Iya, tetapi harus celana dalam yg bersih ya..” “loh kenapa emang?”tanya ayahku. “Supaya celana dalamnya bisa langsung gadis pakai, gadis mau coba celana dalam yang ada spermanya ayah.”kataku sambil memeluk ayahku. “kalau gadis emang suksa sama spermanya ayah bilang aja nanti ayah berikan sayang, atau mau ayah isi memek kamu”kata ayahku sambil mencium dan merabaku. “Ih ayah..., kan gadis malu kalau bilang langsung sama ayah, lagian kan takut ayah nanti marah.”kataku sambil membiarkan tanyan ayahku meremas payudaraku. “Ahhh! Ayah genit ah..!” “Hmmm sini cium ayah dong sayang..mmmuuuahhh”. Lalu aku berdiri dan berkata “ayah,... gadis mau liat ayah pake baju tidurnya gadis dong..” “Oke” kata ayahku senang. “Yuk kita kekamar gadis aja.”kataku sambil menggandeng ayahku. Sampai dikamar, ayahku langsung menunjuk baju tidur model transparan “Yang ini sayang?” “Oh, bukan ayah, tetapi yang ini (sambil mengeluarkan lingerie model gaun yang panjang dengan model depannya agak terbuka dari perut sampai ke bawah berbahan slik satin yg anggun berwarna emas dan berenda seksi).” “wow.., cantik sekali sayang” “Ayo di pakai ayah”. Lalu aku pun melihat ayahku melepaskan pakaiannya dan memakai lingerie yg aku beli itu. “Bagus tidak sayang”tanya ayahku. “Wow cantik sekali ayah” Karena model lingerienya agak terbuka baghian depannya maka aku bisa melihat penis ayahku keluar dari g string warna emasnya. “Nah sekarang kamu anakku yang cantik, kamu pakai apa?”tanya ayah. “Hmmmm aku pake ini aja” Aku ambil lingerie model atasan terpisah, jadi atasnya model tank top sedangkan bawahnya model rok lipit pendek diatas dengkul. Ohh.., ayah mau lihat kamu pake lingerie itu sayang. “Tapi ayah tunggu disini yah, gadis mau ganti di kamar mandi dulu”. “Oke deh, mau ngasih kejutan yah”kata ayah. Lalu aku pun beranjak ke kamar mandi untuk ganti baju. Sekitar 10 menit, aku pun keluar dengan hanya memakai lingerie dan bagian bawahnya hanya memakai g string yg bagian memeknya terbuka. Ayahku menyambutku dengan mencium, memeluk dan meraba dada dan memekku. “Ohhhhh...sshhhhhhh ayahhhh....shhhhh ...mmmmpppppm..” “Ohhh......, memek gadis di apain sih...ssshhhhhh, enak banget”jari-jari ayahku keluar masuk di memekku, membuat aku serasa terbang, sudah lama aku tidak merasakan nikmat seperti ini. Payudaraku tidak luput dari hisapannya, “ssslluurrrrppppp....ah..., tetek kamu besar sekali ya dan enak rasanya..., ayah suka sekali...beda dengan ibumu.” Kata ayah memuji. Memang payudara ibuku tidak sebesar aku, tidak tahu aku mirip dengan siapa. “Ayah..., ssssshhhhhhh udah ahhhhhh ... gadis gak kuat lagi nih....!”kataku dengan tubuh yg sudah tidak sanggup lagi menahan rangsangan-rangsangan yang diberikan ayahku. “Nanti dong sayang, ayah masih belum puas nih menikmati tubuhmu, memek kamu saja belum ayah apa-apain.”kata ayahku dengan penis yg mengacung keluar dari celana g string satin yg dipakainya, “tenang saja ya sayang, pokoknya nanti ayah berikan kamu sperma yang banyak, biar nanti bisa kamu minum atau diisi kedalam rahimmu, karena itu nikmatnya luar biasa sekali.” Kata ayah sambil memberikan penisnya untuk aku hisap, “Hisap sayang, kamu bersihkan dulu penis ayah ini, “Kamu suka kan melihat penis ayah dengan g string ini”. Memang aku terangsang sekali melihat ayahku memakai lingerie dan g string yg aku belikan, rasanya aneh karena aku tidak menyangka kalau ayahku mempunyai “hobi” yg sedikit gila, tetapi aku sendiri lebih gila karena bersetubuh dengan ayahku...ayah kandungku sendiri tetapi sebenarnya aku sedikit kasihan juga dengan ayah karena telah dikhianati oleh istrinya sendiri. Aku menghisap penis ayahku lama sekali, “hemmmmmmmm .....slurrppppp.... ahhhh... shhhhhh, ayah kok kuat sekali sih.... hmmmmm ahhhhh”kataku sambil terus memberikan kocokan dan hisapan. “Ahhhhhh oke sayang....kita lanjut ke adegan selanjutnya ya..”kata ayahku sambil merebahkanku di kasur. “Coba kamu lebarkan kaki kamu sayang..., ayah mau periksa memek kamu, sudah berapa kontol yg pernah mencicip memekmu ini.”kata ayah sambil membuka memek aku. “Ahhhhh...shhhhh ayahhhhh...... kan baru punya doni saja (pacar aku baru berhubungan 3 bulan), itu juga baru 2 kali aku main dengan doni...ahhhh, ayo dong ayahhhh...shhhh jangan Cuma diliatin aja.” “Ohh, pantas ayah pernah nemuin ada bercak noda di celana dalam kamu, tapi kontolnya ayah sama punya Doni besaran mana?”kata ayahku sambil memasukan jari tengah ke dalam memekku. “hmmmmmmm.....ahhhhh ayyaahhhhh ahhhhh...shhhhhhh udahhhh dooonggg mainin memek gadis...”kataku tidak kuat lagi. “Ayo jawab dulu dong, besaran mana punya ayah atau punya Doni, nanti ayah kasih hadiah istimewa, ayo jawab...”kata ayahku melebarkan memekku dengan kedua ujung jempolnya dan menjilati isi dan cairan memekku. “ohhhhh ...shhhh enak banget ayah...,shhhhh punya ayah lebih besar....”. “Apa....ayah tidak dengarrr...”kata ayahku menggodaku. “Ahhhhhhh...shhhhhh KONTOL AYAH LEBIH BESARRRR.....”teriakku jorok. “Ih gadis....kamu sudah bisa ngomong jorok yah, nanti ayah entot kamu..hah...kamu mau ayah entot...hah...mau ayah sodok memek kamu pake kontolnya ayah..hah”kata ayah dengan nada membentak dan menghisap dalam-dalam liang memekku. “ahhhhhh.........mauuuuuu ayahhhhh....shhhhhhh tolong entot gadis..., tolong perkosa gadis....ayahh.....!”. Ayah lalu menempelkan ujung penisnya ke bibir memek anaknya sendiri, sambil menggesek-gesekkan dan melebarkan memekku. Aku pun pasrah menanti kenikmatan yg akan diberikan oleh ayah kandungku, “ohhhhh...shhh ayah....hhh hufffffff....besar banget sihh kontolnya....., memek gadis muat tidak nih....shhhh”berdebar jantungku karena besarnya penis ayahku hendak masuk kedalam liang memekku. “ahhhhhhhhhhh...........shhhhhhh sakit ayahhhh.....shhhhhh.....ohhhhh enak banget.......ohhhhhhh.....terus masukin ayahhhh yg dalammm...hmmmmmmmm!”kataku merem melek menikmati genjotan ayahku, memekku sedikit sakit karena besarnya penis ayahku yg memaksa masuk kedalam liang memekku. “Ohhhh....memek mu ini sempit sekali sih sayang..., pasti kamu akan lupa dengan pacarmu itu, sudah kamu lupakan saja si Doni bodoh itu dan jadi kekasih ayah saja ya sayang...., biar ayah bisa bebas menikmati tubuh dan baju-baju kamu yg bagus dan seksi-seksi itu oke”kata ayahku mempercepat gerakannya dan meremas payudaraku kiri kanan. “Ohhhh hmmmmm..... iyaaa ayahhh, tubuh gadis akan sepenuhnya milik ayah....dan juga pakaian gadis, ayah boleh bebas memakai celana dalam dan bra gadis....ohhhhh.....!”aku melengguh panjang ini pertanda orgasmeku yg pertama...(gila...sama doni biasanya aku hanya sampai ini saja .., tetapi sama ayahku ....aku bisa merasakan nikmatnya luar biasa dan ingin selamanya seperti ini). “ohhhhh....ayahhhh terus ayahhh...nikmatilah tubuh anakmu ini ayahhh sayang...!”. Tiba-tiba ayahku merubah posisi, “Gis, coba kamu nungging...” (Ohh...mau diapakan aku ini)”baik yah.., gadis mau di apain sih?”tanyaku penasaran. “Ayah mau ngasih kamu hadiah karena tadikan kamu sudah jawab pertanyaan ayah, tetapi kamu tahan sebentar ya...pokoknya tenang aja oke”. Aku penasaran apa yg ayah lakukan, tiba-tiba aku merasa ada benda lunak yg basah menempel di lubang pantatku, dan lubang pantatku tiba-tiba terasa terbuka..ohh jangan-jangan.....dan benar saja ayahku sedang menjilati lubang duburku dan membuka lubangku dengan kedua jarinya....”Ohhhh ayahhhhhhh shhhh mau diapain pantat gadis....., jangan ayahh.....sakit.....jangan paksain ayahh......ohhhhhh”,tiba-tiba ayahku memasukkan satu jarinya kedalam pantatku...”ohhhhh shhhhhh gadis gak mau ayahhhh.....nanti sakit.....ohhhh jangan ayah.....sudah gadis tidak mau....ahhhhhhh jangannnnnnn ....hmmmmmmmmmmmm ooohhhhhhhhh,”. Ayahku tetap memaksa kan masuk penisnya yg besar kedalam lubang duburku tanpa menghiraukan perkataanku dan memompanya dengan liar. “Ohhhh..shhhhhhhhhh”. Creett...pokk..pokkkk...pokkkkkk, bunyi pantatku beradu dengan tubuh ayahku. (Ohhh....hmmm enak sekali rasanya...nikmatt juga.....bercinta di lubangku yg satu ini). “ohhhhhh ayah jahat.....ayah jahat...kok di paksain sih...!” “Tapi enak kan sayang...,”kata ayahku sambil menciumku dan meremas-remas payudaraku. “he’he sih..... enak banget...., tapi kan kontol ayah gede banget ....t” Kurang lebih 30 menit kami bercinta, hingga ayahku tiba pada waktunya untuk menyiram liangku dengan spermanya. "Dis, ayah mau keluar nih.., ayah keluarin di dalam ya!” “Iya yah.., banjirin memek gadis yah!” Ayahku pun mencabut penisnya dari lubang pantatku dan memasukkan ke dalam memekku! “Ohhhhhhhnhhhhh.....nikmat sekali....!”lengguh ayahku menandakan spermanya sudah keluar. “ohhhh hangat sekali.....hmmmmmmmm terus yah...isi yg banyak....!”kataku. Dan ayah mencabut penisnya dan menyodorkannya ke wajahku, aku langsung mengulumnya dan meminum spermanya dengan rakus, banyak sekali sperma ayahku sampai banjir membasahi tetekku dan baju tidurku. Aku beranjak dari tempat tidur untuk mengambil celana dalam dan braku untuk aku lumuri dengan sperma ayahkku. “Ahhh enak kan sayang ayah entot pantat kamu”kata ayahku mengagumi anak perempuannya yg basah karena keringat dan mandi sperma. “Besok kita belanja celana dalam, baju tidur, stocking, bra, rok pokoknya pakaian wanita lah yg seksi-seksi.” Kata ayahku membelai memekku yg basah. “Asikk, yang banyak ya yah, nanti kita gantian makenya ya yah!”kataku senang. Malam itu pun kami lalui dengan indah dan hubungan aku dan ayahku semakin jauh dan mesra. Dan kalau aku minta uang untuk beli pakaian baru papa pun tidak marah malah aku diberikan kartu kredit untuk aku gunakan sepuasnya dan tentunya aku beli pakaian untuk aku sendiri dan papaku.