My Blog List

Thursday 23 January 2014

LOVE MY DAD – Bagian 7

Cerita sebelumnya: Bastian menemukan kenikmatan baru: Bercinta dengan anaknya sendiri yang masih remaja bernama Steve. Hubungan terlarang itu diperparah ketika Bastian juga “menggarap” Nico, ABG sahabat baik Steve. Setelah kunjungan mendadak Steve malam hari dan Bastian diberikan servis blowjob, rupanya Bastian menyembunyikan Nico di kantornya. “Stevenya udah pergi, Oom?” tanya Nico. Wajahnya yang menyembul dari balik pintu kamar mandi diliputi perasaan cemas. “Udah.” jawab Bastian. Nico yang dalam keadaan nyaris telanjang, menghampiri Bastian yang masih duduk di kursi kerjanya. “Yaaah… isinya udah dikeluarin semua, aku enggak kebagian dong, oom?” kata Nico sambil duduk di pangkuan Bastian. Bastian merangkul pinggang ramping Nico sambil tersenyum. “Masih ada dong sayang… mau buktiin?” ujar Bastian nakal. “Wah? beneran Oom? Oom hebat juga ya kalau bisa ronde dua langsung?” kata Nico bersemangat. Kemudian Nico melepas kaus Bastian dan menciumnya penuh nafsu. Bastian mengimbangi ciuman Nico sambil mengusap-usap tubuh mulus remaja itu. Tubuh Nico meliuk-liuk di atas pangkuan Bastian sehingga kedua belah pantatnya secara simultan memijat penis Bastian hingga kembali menegang. Bastian langsung menghajar bagian favorit dari tubuh remaja itu: putingnya yang merah muda. Dengan lidahnya Bastian menjilat, mengisap, dan menggigit-gigit puting Nico hingga tubuh Nico menggelinjang tak beraturan. “Oouh.. Oom.. Oom.. kumisnya…” seru Nico kegelian campur nikmat saat kumis dan janggut Bastian yang baru tumbuh menggesek-gesek kulit di area putingnya. Bastian terus melumat puting Nico bergantian hingga Nico terpaksa memeluk kepala Bastian karena badannya semakin limbung. Bastian pun menurunkan kembali celana trainingnya dan membiarkan penisnya menggosok-gosok pantat Nico. “Oom…” desis Nico sambil menciumi kepala Bastian sementara menikmati isapan mulutnya pada putingnya. Bastian menghentikan gerakannya dan menarik laci mejanya. Dia mengambil sebotol pelumas dari dalam laci dan menuangkannya pada penisnya. Nico memerhatikan Bastian yang melumuri penisnya dengan pelumas hingga mengilap. Setelah dirasa cukup, Nico mengangkat tubuhnya sedikit hingga memposisikan lubang pantatnya tepat di atas batang penis Bastian yang menjulang tegak. “Akh..” Nico terlonjak ketika kepala penis Bastian mulai menerobos lubang pantatnya seiring dengan pinggul Nico yang perlahan diturunkan. “Oom.. oom..” panggil Nico sambil menciumi bibir Bastian berkali-kali. Nico mencoba menyemangati dirinya sendiri agar penis Bastian bisa masuk seluruhnya pada lubang pantatnya. “Ouuh… terus sayang… turunin lagi…” gumam Bastian ikut menyemangati Nico. “Aaaah…” erang Nico ketika akhirnya seluruh batang penis Bastian tenggelam di dalam lubang pantatnya. “Punya Oom gede banget…” protes Nico. “Kamu suka?” tanya Bastian sambil tersenyum. Dia pun menciumi pipi ABG teman anaknya tersebut beberapa kali dengan lembut. Nico mengangguk. “Suka banget Oom… genjot dong Oom…” pinta Nico. “Siap ya?” kata Bastian. Dia kemudian merengkuh pantat Nico dengan kedua telapak tangannya dan mengangkatnya sedikit. Lalu dengan gerakan cepat, Bastian menghentakkan pinggulnya hingga penisnya masuk dengan cepat pada pantat Nico. “Aaah..!” pekik Nico saat Bastian bertubi-tubi menggerakkan pinggulnya dengan gerakan yang sangat cepat. Stamina Bastian memang tidak diragukan lagi. Tubuhnya mulai berkeringat sementara tusukan demi tusukan penisnya membuat tubuh Nico terguncang-guncang di pangkuannya. “Ooooouuuhh… Oooom……” lenguh Nico. Bastian menggeram sambil menahan pinggang Nico. Dengan gemas sesekali Bastian membiarkan penisnya melesak terlalu dalam dan memutar-mutar pinggang Nico sehingga Bastian merasakan sensasi pijatan pantat Nico pada seluruh batang penisnya. Nico mengalungkan tangannya pada leher Bastian. Sungguh, dia sebenarnya sudah kelelahan mengimbangi nafsu Bastian, namun tak ada tanda-tanda Bastian akan menyudahi permainannya. Lidah Bastian masih bergerak liar menyusuri tubuh Nico yang mulai berkeringat. Rupanya Bastian ingin mencoba posisi baru. Digendongnya Nico dan dihempaskannya tubuh ramping anak itu pada sofa dan membalik badannya. Tanpa ampun Bastian langsung membuka kaki Nico lebar-lebar dan menghujamkan penisnya pada lubang pantat Nico yang berdenyut-denyut keletihan. “Aaaarrgh….” geram Bastian sambil terus menghajar pantat Nico. Nico yang memunggungi Bastian memeluk bantal sofa sambil mengerang-ngerang antara nikmat dan sedikit nyeri. Karena posisinya seperti itu, ditambah prostat yang terus dihajar oleh batang kokoh penis Bastian, akhirnya Nico memekik saat dia keluar. “Oooom…….” pekik Nico. Spermanya tumpah membasahi sofa kulit di ruangan kantor Bastian itu. Bercampur dengan sedikit keringatnya. “Nic! Oom mau keluar.. oom mau keluar…” erang Bastian ketika dirasakannya penisnya hendak memuntahkan lahar sperma akibat jepitan pantat Nico. Sekali, dua kali, tiga kali Bastian menghentakkan pinggangnya dan pada hentakan ketiga aliran sperma memancar deras mengaliri pantat Nico. Nico menggigit bibirnya menikmati sensasi aliran hangat pada tubuhnya, kalau dirinya perempuan, sudah pasti sperma Bastian bisa membuatnya hamil. “Aaaaaahhhh…” Bastian melenguh sambil melengkungkan punggungnya. Tangannya masih mencengkeram pinggang Nico seolah tak ingin membiarkan setetespun cairan spermanya lolos dari dalam lubang pantat remaja itu. Bastian pun ambruk di atas tubuh Nico. Keduanya terengah-engah mengatur nafas. Dengan lembut Bastian menciumi punggung Nico sebagai ucapan terima kasih. “Oom bener-bener hebat.. masih banyak aja isinya..” puji Nico sambil mencium bibir Bastian. Bastian tersenyum bangga. Dipuji remaja imut macam Nico sungguh menaikkan egonya sebagai pria. Keduanya kemudian berpelukan di atas sofa sambil menurunkan tensi ‘panas’ permainan tadi. Mendadak pintu kantor Bastian terbuka. “Pah! Steve kelupaan…” Betapa terkejutnya Steve mendapati pemandangan yang tak dia sangka: ayahnya dan teman baiknya dalam keadaan bugil dan saling berpelukan di atas sofa. Bastian dan Nico terlonjak kaget. “Papa???!! NICO???!!!” jerit Steve kalap. (Bersambung)

No comments:

Post a Comment