My Blog List

Thursday 23 January 2014

Ngentot Dengan Om Bambang

Namaku Fadli berumur 25 tahun, aku merantau ke Jakarta dan nge-kost di kawasan Jakarta Timur. Di hari Sabtu yang cerah aku sedang menunggu kiriman ayahku yang dititipkan temannya, namanya Om Bambang. Seperti biasa kalau hari Sabtu pagi sarapanku adalah chatting alias internetan. Aku suka dengan lelaki yang berumur 40-50 tahun dan berpostur tubuh tambun. Sedang asyik nge-browsing situs-situs gay, tiba-tiba suara pintu kamarku ada yang ketuk…….tok….tok….tok…….Lalu kubuka pintu kamar kostku, ternyata………. “Eh, Om Bambang…..silahkan masuk.” sambutku. Om Bambang ini memang sudah aku kenal lama karena beliau teman ayahku sejak SMP dulu. Orangnya bisa dibilang agak gemuk dan berkumis. “Maaf, Om….kamarnya berantakan.” kataku. “Ah gak apa-apa, Dik Fadli.” kata Om Bambang sambil tersenyum. Saat ku lirik ke monitor komputerku…… “Celaka……situs gay yang aku buka belum aku minimize.” pikirku dalam hati. Mudah-mudahan Om Bambang tidak melihatnya. “Silahkan duduk, Om.” kataku sambil menunjuk tempat tidur. Ternyata Om Bambang memilih duduk di bangku dekat meja yang ada komputerku. “Gawat nih.” pikirku. “Loh, kamu suka ngelihat situs-situs beginian ya ?” kata Om Bambang. “Ehh……anu……eh……bukan aku.” balasku secara spontan. “Suka juga gak apa-apa….kamu khan sudah dewasa.” balas Om Bambang sambil tersenyum. Aku hanya membalasnya dengan senyum kecut. Aku duduk ditepi ranjang hamper berhadapan dengan Om Bambang. Dag dig dug jantungku melihat perawakan Om Bambang; memang sudah cukup lama aku mengidam-idamkan dapat berduaan dengannya. Saat aku sedang mengkhayal dan tanpa sadar sambil menatap Om Bambang;, tiba-tiba……….. “Coba dong Om juga mau melihat video streaming gay nya.” kata Om Bambang. Lalu aku berdiri disamping Om Bambang yang masih duduk dibangku. Kuarahkan mouse komputerku meng-klik video streaming yang tadi sempat aku lihat. Disana Nampak adegan seorang lelaki tua berusia senja sedang mengkulum penis seorang anak muda. Sedang asyik menonton video tersebut, tiba-tiba tangan kanan Om Bambang merangkul pinggangku dan aku lirik ke Om Bambang dan membalasnya dengan senyuman. Aku berharap Om Bambang berbuat lebih…..ternyata dugaanku benar; kini tangan kiri nya mengelus-elus bagian sensitifku. Oh, jantungku tambah berdetak kencang; takkan kusia-siakan kesempatan ini pikirku dalam hati. Agar suasana tambah horni sengaja aku membuat desahan. Aahhhh……..oohhhhh…….ssshhhhhh………”Terus, Om.” desahku. Kini bukan dielus daerah sensitifku melainkan diremas-remas tonjolanku. Kurangkul pundak Om Bambang dan kudekatkan kepalanya dengan dadaku. “Oh, Om………” desahku. “Om ingin lihat punya kamu….boleh ?” pinta Om Bambang. Aku menunduk melihat Om Bambang kemudian menganggukkan kepalaku sambil tersenyum. Dilepaskan celana pendekku kemudian celana dalamku. “Wah, bentuk penismu bagus ya.” puji Om Bambang sambil dikocoknya penisku perlahan. Aku hanya bisa mendesah…….sssshhhhh……aaahhhhhh……emmmm…….mmm…………. “Di isep Om…..” kataku. Diciumnya kepala penisku lalu dijilatnya dan….pok….pok……pok……di masukkannya penisku ke dalam mulutnya; kedua tangan Om Bambang mendorong pantatku sehingga penisku mengentoti mulut Om Bambang; dengan gerakan yang agak cepat tangan Om Bambang mengiring gerakan pantatku maju-mundur. “Aaahhhh……..Om……enak banget…..terus Om…..terus isep penisku….” desahku. Mendengar desahanku, Om Bambang makin menjadi-jadi makin dipercepatnya mengulum penisku sampai kadang penisku beradu dengan giginya dan terasa agak ngilu. Om Bambang sedang mengulum penisku “Ooohhhh…..Om…..ampun……ampun……ssshhhhhhh….” teriakku. Sengaja aku teriak supaya Om Bambang tambah “liar”. Sambil kuremas rambut Om Bambang dan kutekan kepalanya sehingga seluruh penisku masuk sampai ke pangkal tenggorokannya. Pok….pok…..pok…….bunyi itu makin terdengar karena penisku sudah penuh dengan liur Om Bambang dan itu yang membuat sebagai pelicin. Tak lupt juga buah zakarku dijilat dan dimasukkan dua-duanya buah zakarku ke dalam mulutnya. Hampir satu jam Om Bambang asyik bermain dengan penis dan buah zakarku. Secara bergantian penisku dikulumnya dan dikocoknya. Lalu dibaliknya badanku, disuruhnya aku agak menungging, disibaknya daging pantatku dengan tangan Om Bambang. Dijilatnya lubang anusku dan sekitar lubang anusku...sesekali disedotnya lubang anusku kuat-kuat. "Aahh.......enak banget, Om....sedot terus....jilat terus lubang pantatku.....oohh...." desahku. Om Bambang memasukkan jari tengah ke dalam lubang anusku; digerakkannya masuk-keluar di lubang anusku. Ahhh.......ooaahhhh.....hh....hhhh....... Kadang dimasukkannya sekaligus jari tengah dan jari telunjuknya ke dalam lubang anusku dan dijilatnya begitu terus bergantian. "Ah...pelan-pelan, Om....sakit." rintihku. Terus Om Bambang menjilat lubang anusku dan kadang sambil dikocoknya penisku. Setelah puas dengan lubang anusku, kembali Om Bambang mengulum penisku dan kadang mengocoknya dengan lembut. “Oooaaahhhhh……Om aku udah mao keluar nih.” teriakku. “Keluarkan saja, Om ingin sekali meminum peju kamu, Fadli.” Kata Om Bambang. Tak lama kemudian……crot…croott….croootttttt…..pejuku muncrat di dalam mulut Om Bambang. Bagaikan orang yang kehausan mendapatkan sumber air, Om Bambang menjilat dengan liar dan menelan pejuku hingga bersih. “Oh…..enak banget isepan Om Bambang.” kataku. Lalu aku menyuruh Om Bambang berbaring di ranjang dengan posisi tanpa busana kini gantian aku yang menyerpis Om Bambang. Ku isep penis Om Bambang dan tanganku memilin putting Om Bambang. “Oh, Fadli…….enak sekali isepan kamu.” desah Om Bambang. Kududuki penis Om Bambang dan kugenjot pantatku Diremasnya rambutku dan ditekannya kepalaku hamper tersedak aku karena penisnya sampai dipangkal tenggorokanku. Kukocok dan kukulum penis Om Bambang begitu terus secara bergantian. Cukup lama aku mengulum penis dan buah zakar Om Bambang. Lalu aku mengambil lotion, lubang pantatku ku olesi dengan lotion juga penis Om Bambang. Bless……penis Om Bambang masuk ke dalam anusku. “Oh…..lubang kamu sempit sekali.” kata Om Bambang. Kugenjot pantatku naik-turun membuat Om Bambang mendesah……aaahhhh…..ooohhhhh…… “Terus Fadli…..genjot yang kencang.” pinta Om Bambang. Kugenjot pantatku makin cepat….pok….pok….pok….pok…….... “Oohh, enak sekali lubang pantat kamu.” kata Om Bambang. Tanganku sambil meremas dada dan memilin putting Om Bambang. Aku juga merasakan nikmat yang luar biasa saat aku menggenjot pantatku dengan cepat naik-turun. Kami berdua kini penuh dengan peluh keringat, dada Om Bambang sudah basah dengan keringatnya sendiri dan keringatku yang mengucur. Ooohhh….aaahhhh……oooaaahahhhhhh…………desahan demi desahan yang terdengar. “Om mau keluar nih……..” kata Om Bambang. “Keluarkan di dalam pantatku, Om.” balasku. “Aaahhhhh……oooohhhhhhh…..Om keluar nih.” Teriak Om Bambang. Crrooott…….croooottt………… Terasa cairan hangat di dalam lubang pantatku. Terus kugenjot pantatku sampai………… “Ampun…..ampun…..cukup…..” kata Om Bambang tersengal-sengal. Kubiarkan penisnya masih di dalam lubang pantatku sampai melemas. Setiap Om Bambang mengahantar titipan ayahku, kami melakukannya hingga berkali-kali.

No comments:

Post a Comment