My Blog List

Saturday 13 March 2010

Basic Instinct #2

Malam, sekitar pukul 9, bowo menuju kos rio. Bowo sempat bertanya kepada seseorang mengenai letak kamar rio. Ternyata kamar rio ada di lantai 3. Setelah dicari-cari, kamar rio berada paling pojok. Sampai di depan pintu, Bowo mengetuk pintu, namun tidak ada jawaban. Dan karena pintu terbuka, ia memutuskan untuk langsung masuk ke dalam kamar. Saat Bowo masuk, ia melihat sebuah kamar yang suasananya romantis. Lampu remang-remang, warna sprei ranjang dan gorden yang berwarna merah, membuat kamar tersebut sangat menari untuk dilihat. Saat sedang menikmati kamar itulah, rio tiba-tiba keluar dari kamar mandi. Ia terlihat telanjang bulat. Ia ternyata baru saja mandi. Bowo kaget senang karena melihat tubuh rio yang indah untuk sekali lagi. Jantungnya langsung berdetak dan seketika kontolnya menegang.

“maaf, saya tidak tahu kalau ada tamu. Biasa sendirian di kamar..” kata rio sambil melilitkan handuk di pinggangnya. Matanya terlihat sedikit menggoda.

“sayalah seharusnya yang minta maaf sudah masuk tanpa permisi”

“silahkan duduk. Karena tidak ada kursi, duduk di atas ranjang saja. Saya kira kita baru akan bertemu saat makan siang”.

“saya harus mempercepatnya karena ada hal mendesak” Kemudian Bowo menjelaskan perkembangan kasus ini. Ia mengatakan bahwa ada dugaan kalau rio bisa dijadikan tersangka karena ia adalah orang yang terakhir terlihat dengan korban. Selain itu, ada kesamaan antara cerita novel yang rio tulis dengan kasus ini.

“hahahaha..akhirnya, anda sampai juga pada posisi ini. Saya salut dengan kerja anda. Namun, saya tidak takut karena punya alibi kuat” bela rio dengan nada bicara yang datar namun tegas seperti biasa.

“selain itu, meskipun kasus ini mirip dengan novel yang saya tulis, bukan berarti saya adalah pelakunya. Bisa saja pembaca yang terobsesi adalah pelakunya.” bela Rio lagi. Bowo masih diam saja. Diamnya Bowo bukan karena mendengar pembelaan Rio, tapi terkesima dengan sosok rio yang semakin memikat hatinya. Ia sepertinya mulai terhanyut. Tanpa sadar, ia memandang tajam mata rio. Melihat Bowo diam saja, rio kembali berbicara.

“sepertinya kasus ini terlalu berlebihan. Saya jadi malas untuk membantu pihak polisi”

“tapi, keterangan yang polisi dapat, sudah dapat dijadikan bukti” Bowo mulai menyerang lagi.

“I don’t care. Saya tidak terpengaruh dengan itu. Kalau anda ingin menangkap saya, bawa surat resmi” kata rio tenang. Terlihat ia tidak takut sama sekali. Ia lalu bangkit dari ranjang.

“maaf, soal kasus ini, saya tidak bisa membantu lagi. Keterangan yang saya berikan sudah cukup. Saya hanya akan memberikan keterangan atau apapun itu, apabila anda membawa surat perintah”

“ini surat perintahnya” bowo menunjukkan sebuah surat kepada rio. Lalu rio membacanya sebentar. Tak ada reaksi apapun dari muka rio, ia masih terlihat tenang-tenang saja. Bowo mulai menunjukkan wibawanya sebagai seorang polisi.

“oke... Lalu, apa saya akan ditangkap?” kata rio dengan mata genitnya menatap mata tajam bowo. Setelah itu, terjadi kesenyapan di antara mereka berdua. Hingga kemudian Rio berbalik badan dan mendekat ke arah Bowo yang masih duduk di atas ranjang. Rio sepertinya sudah tidak bisa menahan diri. Dengan mata yang menyiratkan nafsu, ia duduk di dekat Bowo. Bowo hanya diam saja. Ia tidak paham dengan apa yang akan dilakukan Rio. Lalu tiba-tiba saja tangan rio sebelah kanan mendarat di atas paha kiri Bowo. Bowo kaget, ia langsung bangkit dari duduk dan berdiri menjauh. Namun rio terus mengikuti. Ia raih tubuh Bowo dan membalikkannya. Rio langsung saja mencium bibir Bowo. Dengan penuh nafsu rio mencium bibir Bowo. Bowo yang semula dia, akhirnya melayani ciuman rio karena ia mulai terangsang. Sekarang mereka berdua sudah berciuman. Tidak berlangsung lama, Rio lalu mendudukan kembali Bowo ke atas ranjang. Bowo seperti sapi yang di cucuk, tidak bereaksi apa apa. Rio kemudian jongkok di depan Bowo. Dia menarik sabuk celana Bowo. Lalu membuka celana tersebut. Ia tarik ke bawah resleting celana Bowo. Sekarang, terlihatlah celana dalam Bowo berwarna hitam. Dengan gundukan besar di dalamnya. Rio sempat menatap mata Bowo sebelum kembali beraksi. Kemudian ia mengusap gundukan milik Bowo tersebut. Dan tanpa basa-basi, rio menarik celana dalam tersebut, sehingga muncul sebuah kontol besar, yang saat itu belum menegang, sekitar 12cm. Dengan penuh kelembutan, rio membelai buah peler Bowo. Ia juga menyibak jembut Bowo yang sangat lebat. Bau maskulin langsung tercium di hidung rio yang membuatnya semakin bergairah. Bowo yang untuk pertama kalinya diperlakukan seperti itu, darahnya menjadi mendidih.

“ah....”. Bowo mulai merasakan nikmat. Rio semakin giat melakukan aksinya. Ia mengocok pelan kontol Bowo. Hingga tak butuh waktu lama, kontol Bowo langsung mengembang. Kontol tersebut mengacung tegak. Kontol Bowo memang sangat besar. Saat tegang panjang kontolnya sekitar 19cm.

”wow, besar sekali. Kontol polisi memang sangat menarik” kata rio setengah genit. Bowo yang mendengar pujian rio hanya tersenyum. Lalu, rio mulai menggunakan lidahnya. Ia jilati kontol Bowo mulai dari bawah, hingga ke atas. Tubuh Bowo semakin bergetar saat kontolnya dijilati rio. Jilatan rio memang yahud, seperti layaknya makan es krim, ia memberikan layanan pada kontol Bowo.

“ough...ough..” desahan Bowo karena nikmat yang semakin terasa. Rio semakin bersemangat. Ia akhirnya memasukkanya batang kontol besar milik Bowo ke dalam mulut. Dan saat sudah berada di dalam, ia langsung menghisapnya kuat-kuat.

“arrrrgggghhhh....” Bowo menggelinjing keras saat kontolnya disedot untuk pertama kali. Tubuhnya sampai bergetar dan mengeluarkan banyak keringat. Sekali lagi, sambil dikocok-kocok dengan tangan, kontol Bowo di masukkan dan keluarkan dari mulut rio. Keluar masuk, dan dihisap berulang kali, menimbulkan sensasi yang luar biasa.

“ough..ough..ough..” desahan Bowo semakin kerap, seiring dengan kenikmatan yang mengalir cepat. Permainan mulut dan tangan rio sangat lihai, berkali-kali Bowo harus menggelinjing karena tidak kuat dengan rasa nikmatnya.

“ough..shit..ough...” Bowo terus mendesah dan merancu sambil tangannya menjambak-jambak kepala rio. Bahkan gerakan tangannya di atas kepala rio seperti menyuruh rio untuk mempercepat gerakan mulutnya. Memang, tidak semua batang kontol Bowo masuk ke dalam mulut rio karena besarnya kontol Bowo. Namun, itu tidak menyurutkan nafsu rio untuk menghisap kontol Bowo. Terlihat ia sangat menikmatinya. Kontol Bowo berulang kali ia masukkan, lalu di sedot dalam-dalam, dan kemudian di keluarkan lagi, dikocok dengan tangan, dimasukkan lagi, dihisap, dan begitu seterusnya, membuat kontol Bowo kembang kempis. Hingga akhirnya setelah sekitar 7 menit, Bowo merasa akan mencapai klimaks.

“ough..ough..mau keluar, ough...” rio mempercepat kocokan dan hisapannya. Dan..

“ough..ough...arggggggggghhhhhhhhhh.............” crot...crot..crot...mani kental keluar dari kontol Bowo. Diiringi dengan tubuh Bowo yang bergetar karena rasa nikmat yang memuncak. Mani Bowo muncrat di mulut rio. Sebagian ada yang masuk ke dalam mulut, sebagian ada yang tumpah dan mengenai celana Bowo. Rio sangat menikmati mani Bowo. Ia menjilati sisa-sisa mani di kontol Bowo. Bowo sendiri mencoba mengatur nafas. Selesai membersihkan mani disekitar kontol Bowo, rio melihat kesempatan untuk melakukan sesuatu yang lebih. Ia bangkit, berdiri dan melepaskan handuk di pinggangnya. Rio sekarang telanjang bulat di depang Bowo. Ia kemudian mendekat ke arah Bowo dan duduk di pangkuan Bowo. Ia mencoba merangsang kembali birahi Bowo. Dengan mencium bibir dan leher Bowo, sekaligus juga melepaskan satu demi satu kancing baju Bowo. Bowo tidak bisa menolak itu semua. Ia hanya pasrah, namun menikmatinya. Akan tetapi, saat semuanya belum berjalan jauh, HP Bowo berbunyi. Beberapa saat, Bowo tidak memperdulikannya. Namun, akhirnya ia tersadar dan mencoba melepaskan diri dari pelukan rio. Bowo mendorong tubuh rio ke atas ranjang dan bangkit dari dudukknya. Ia kemudian mengambil HP dari saku celananya.

“ya halo, apa ndi?” ternyata andi. Rio sendiri yang terbaring di atas ranjang, masih berusaha untuk menggoda Bowo. Ia berdiri dan mencoba meraih tubuh Bowo yang sedang mengangkat HP. Namun sayang, Bowo menolaknya. Ia malah menjauh dari rio. Melihat itu, rio kecewa. Ia lalu mengambil handuk untuk dililitkan di tubuhnya lagi dan mengambil rokok. Setelah selesai menerima telepon, Bowo ternyata pamit untuk keluar.

“maaf, saya harus kembali ke kantor”. Rio hanya memandang Bowo dengan sinis.

“apa yang terjadi tadi adalah sebuah kesalahan. Dan lupakan yang tadi” kata Bowo sambil membuka pintu dan keluar. Reaksi rio terlihat datar. Meskipun kecewa, ia tetap tersenyum. Mungkin ada suatu rencana di dalam otaknya. Bowo sendiri meninggalkan kamar kos rio dengan kegelisahan. Ia menyesal dengan apa yang terjadi.

.............

Bowo berusaha keras memikirkan kasus ini. Dia merasa bahwa rio-lah dalang dari semua ini. Tapi untuk saat ini, ia masih belum bisa berbuat lebih karena belum ada bukti kuat yang bisa menjerat rio. Saat ini yang bisa ia lakukan adalah dengan terus mencari bukti-bukti dan saksi-saksi lain yang dirasa penting dan kuat. Tiba-tiba, Hp nya berbunyi. Ada sms masuk, ternyata dari rio. Bowo membatin, mau apa dia sms? Think about me?come to me.. :)

Ternyata Rio lebih cerdas dari apa yang Bowo kira karena ia tahu apa yang sedang dialami bowo. Selain itu, ternyata rio ingin agar bowo datang menemuinya. Setelah dipikirikan dengan matang, Bowo merasa mungkin rio berubah pikiran dan ingin menceritakan sesuatu. Ia pun langsung ke “heaven”.

Sampai di klub, bowo mendapati klub dalam keadaan sepi. Karena masih siang hari, sekitar jam 1. Ia masuk dan menanyakan keberadaan rio pada orang yang ada di dalam klub. Orang tersebut bilang kalu rio ada di ruang ganti. Bowo pun menuju ruang yang dimaksud. Tapi, ketika sedang berjalan menuju ruang ganti, ia mendengar suara yang tidak biasa. Suara yang membuat bowo menjadi penasaran. Dia mendengar suara nafas yang terengah-engah. Dia kemudian sadar kalau suara itu berasal dari 2 orang. Bowo lalu bisa memastikan kalau kedua orang tersebut sedang melakukan hubungan seksual. Karena penasaran, ia berinisiatif untuk mengintip. Dan kagetlah Bowo saat mendapati apa yang ia lihat. Ternyata ada dua manusia sejenis yang sedang mengumbar nafsunya. Dan yang semakin membuat bowo kaget, salah satu dari pria tersebut adalah Rio. Bowo menyaksikan pergumulan yang tak lazim tersebut. Dua pria telanjang dia atas sofa. Pria yang satu berposisi nungging menyorongkan pantatnya, sedangkan Rio dengan setengah duduk menggoyang-goyangkan pinggulnya sambil memegang buah pantat pria yang nungging. Rio dengan perkasa, memasukkan kontolnya yang tegang ke dalam lobang anus pria tersebut.

“ough..ough..ough..” suara desahan mereka berdua terdengar keras di dalam ruangan tersebut. Bowo melihat adegan semua itu menjadi salah tingkah. Jantungnya berdetak kencang. Ia akhirnya tak tahan dan beranjak pergi. Setelah Bowo pergi, rio menoleh ke arah tempat dimana bowo tadi mengintip. Ternyata ini semua sudah direncanakan oleh Rio. Ia sengaja melakukan hubungan seks ketika tahu Bowo datang. Ia ingin bowo melihat apa yang ia lakukan dan menjadi terpengaruh. Rio terlihat tersenyum sambil terus mengentot lobang pasangannya.

Bowo sendiri meninggalkan club tersebut dengan perasaan bingung. Apa yang sedang direncanakan oleh Rio?ia juga semakin bingung dengan perasaanya sendiri taktala melihat hubungan seks sejenis barusan.

........... Siang harinya, Bowo kembali ke kantor setelah makan siang. Di sana, Andi sudah menunggu. Mereka kemudian membahas tentang perkembangan kasus ini.

“pak, saya mendapatkan info bahwa Rio ikut masuk ke kamar hotel” terang Andi.

“benarkah begitu? Berarti dia berbohong soal pernyataan bahwa dia tidak ikut ke hotel”

“iya pak, pihak hotel langsung mengiyakan saat saya menunjukkan foto Rio” Andi duduk di depan Bowo. Bowo sendiri sibuk membaca file-file.

“hm…tapi bagaimana dengan alibi yang ia punya?”

“itu yang tidak saya paham pak. Tapi ada kemungkinan dia menekan pihak lain untuk berbohong. Sebaiknya kita menghubungi orang yang menjadi saksi alibinya” saran Rio.

“okelah kalau begitu. Kamu sudah membaca novelnya?” Tanya Bowo.

“sudah pak. Isinya memang sangat berkaitan dengan komunitas kaum gay. Mulai dari percintaan, hubungan seks, perselingkuhan dan pembunuhan. Semua hal kompleks tentang kamu gay ada semua dalam novel itu. Tidak hanya itu, dalam novel-novel sebelumnya yang Rio tulis pun, objek utamanya adalah kamu homoseksual.” Andi berkata sambil terus memandang Bowo. Ternyata Andi juga menyukai atasannya tersebut. Andi punya insting kalau Bowo mempunyai kecenderungan biseks. Itulah yang coba diangkat oleh Andi. Sayang, ia belum punya keberanian untuk mengungkapkannya. Bowo sendiri sebenarnya sudah merasa apabila andi punya perasaan lebih padanya. Sikap perhatian andi yang agak berlebihan, membuat Bowo curiga. Tapi karena ia harus menjaga wibawa, ia berusaha untuk mengacuhkannya. Sekarang ini, Andi berpikir apabila saat ini merupakan saat yang tepat. Saat Bowo sedang membaca file, tangan Andi jatuh di atas paha Bowo. Bowo yang merasakan keganjilan, menoleh ke arah Andi.

“pak...” kata Andi pelan. Ia tidak berani memandang mata Bowo. Ia hanya menunduk. Bowo sendiri memandang Rio tanpa ekspresi. Lalu tanpa berkata apa-apa, ia meninggalkan Andi begitu saja. Andi merasakan kekecewaan yang begitu besar. ..........

No comments:

Post a Comment