26
“Ndri, giliran kamu,” kata Romi, tangaannya menarik resleting celananya ke atas. Romi kini sudah berpakaian rapi kembali. Sementara Andri kulihat segera melepaskan seluruh pakaian yang dikenakannya belum lagi kata-kata Romi usai seluruhnya. Dia benar-benar sudah tidak sabar menunggu giliran rupanya. Kami bertiga berdiri telanjang bulat memandangi Andri yang kini sudah bugil total di hadapan kami.
Romi memang benar-benar komandan regu yang penuh tanggung jawab pada anggota. Setelah beristirahat sekitar lima menit tadi, ia segera berpakaian dan memanggil Andri. Polisi muda itu tergopoh-gopoh mendatangi kami mendengar namanya dipanggil.
“Ayo, tunggu apalagi. Mulain deh. Tiga mahasiswa itu sudah siap melayani elo,” kata Romi tersenyum pada kami berempat. Sambil mengerlingkan mata, Romi meninggalkan kami. Berjaga-jaga disekitar lokasi.
Kami segera mengerubungi tubuh ramping berotot milik Andri. Aku menjilati ketiaknya. Bram menjilati dada dan perutnya. Sedangkan Irfan segera berjongkok dibawah Andri, mulutnya melahap batang besar berurat yang dihiasi jembut lebat pada pangkalnya itu. Nafas Andri memburu oleh rangsangan yang kami lakukan pada bagian tubuhnya yang sensitif. Ia mengerang-erang.
Andri rupanya sudah tidak sanggup menahan gairah yang ditahannya sejak tadi. Karenanya tak sampai lima menit kemudian, tiba-tiba Polisi muda ini melepaskan dirinya dari kerubungan kami. Ia lalu mendorong tubuh Irfan yang jongkok diselangkangannya hingga jatuh telentang ke tanah. Andri segera bersimpuh diantara selangkangan Irfan. Kedua kaki Irfan diangkatnya keatas dan menumpukan telapak kaki Irfan pada dadanya yang bidang. Kedua tangan Andri mencengkeram erat pinggul Irfan.
Dengan gerakan terburu-buru dibenamkannya batang kontolnya kedalam lobang pantat Irfan yang terkuak lebar dan masih dibasahi oleh lendir sperma milik Bram yang tadi tidak dibersihkannya. Batang besar milik Irfan segera terbenam dalam lorong sempit itu. Dengan gerakan yang sangat cepat Andri menggoyang pantatnya maju mundur. Gerakannya menghentak-hentak menyebabkan tubuh Irfan terguncang-guncang akibat hentakan itu. Aku dan Bram yang sebenarnya masih sedikit lelah usai pertarungan seru tadi duduk disebelah Irfan sambil menjilat-jilat pentil dadanya yang menegang. Sementara Andri terus bergoyang sambil tangannya mengocok batang kontol Irfan.
“Oahhh...ah...ah...ah...ah...ah...ah...ah..ah...,” desah Andri diantara nafasnya yang memburu. Ekpresinya wajahnya benar-benar menggairahkan. Kadang bibirnya manyun, kadang membuka lebar dengan mata merem melek.
Sepuluh menit kemudian laju hentakan Andri semakin cepat dan tidak beraturan. Suara tepukan akibat pertemuan pahanya dengan buah pantat Irfan terdengar semakin keras. “Ketepok...ketepok...ketepok.....” Ditingkahi erangan Irfan yang juga keras. Meskipun keenakan, Irfan sepertinya kesakitan oleh perlakuan Andri yang ternyata lebih kasar dari komandannya itu. Akhirnya sampai juga orgasme Andri. Tubuhnya mengejang. Pantatnya menekan-nekan keras berulang-ulang dalam gerakan yang menghentak, membenamkan kontolnya ke lobang pantat Irfan dalam-dalam. “Ohhkhhh........,” erangnya berulang-ulang setiap kali melakukan hentakan menekan. “Hekhhh...hegkkk,” suara yang keluar dari mulut Irfan setiap kali hentakan Andri. Beberapa saat kemudian Andri roboh menelungkup diatas tubuh Irfan.
Aku kemudian bergerak kebelakang tubuh Andri. Kuremas-remas buah pantatnya yang basah oleh keringat. Jari-jariku mengelus celahnya. Andri menggelinjang oleh sentuhanku. Bram kemudian mengikutiku. Mulutnya mulai menciumi buah pantat itu. Ujung lidahnya menjalari bongkahan pantat yang putih itu.
Jariku mulai menggelitik pintu lobang pantatnya yang lebat dengan bulu. Kugelitik pintu itu. Andri kembali menggelinjang. Secara refleks, kedua pahanya membuka. Jariku mulai membenam memasuki lorongnya yang terasa empuk. Bless, jari telunjukku masuk dengan mudah. Jari engahku menyusul kemudian, bless, masuk juga dengan mudah. Jari manisku menyusul kemudian dan juga masuk dengan mudah. Kini tiga jariku terbenam di lobang pantatnya. Sepertinya lobang pantat Andri ini sudah cukup lebar. Segera kukuakkan bongkahan pantatnya ingin melihat langsung lobang itu. Ternyata benar, lobang pantat Andri sudah membentuk sebuah bulatan yang lumayan ukurannya. Seperti lobang pantat bintang film bokep gay. Pasti polisi muda ini sudah seringkali dianal oleh pasangan sexnya.
“Ndri, kamu sudah sering dientot ya,” tanyaku. Andri segera bangkit dari atas tubuh Irfan. Dia memandangiku sambil mengangguk.
“Iya Ji. Ketika pendidikan aku sering dikerjai oleh seniorku. Aku termasuk salah satu dari sepuluh polisi junior lainnya yang sangat disukai oleh senior,” jawabnya.
“Pantes longgar,” kataku tersenyum mendengar penjelasannya. Bram juga tersenyum, “Selebriti nih ye,” katanya.
Bram kemudian membisikkan sesuatu ke telingaku. Sesaat aku terperangah, namun kemudian senyumku mengembang mendengar apa yang dibisikkannya. Ia mengajakku melakukan double anal di lobang pantat Andri. Aku belum pernah melakukannya dan kayaknya melihat kondisi lobang pantat Andri, gak ada salahnya untuk dicoba.
Aku kemudian mendekati Andri. Kurebahkan tubuhnya ke tanah. Kutindih sambil mulutku menciumi bibirnya, sedangkan tubuhku menggesek-gesek tubuhnya. Andri segera membalas lumatanku dan juga menggesek tubuhnya yang berkeringat pada tubuhku. Batang kontol kami mulai mengeras kembali, terasa mengganjal diantara tubuh kami yang bertindihan. Kemudian aku menggulingkan tubuhku, sehingga tubuh Andri kini berada diatasku gantian menindihku.
Kutarik kakinya sehingga menyiku disebelah pahaku. Pahanya yang besar dan berotot bersentuhan dengan pahaku yang juga besar dan berotot. Kontolku kuarahkan memasuki lobang pantatnya. Karena lobangnya yang cukup lebar, aku dengan mudah dapat menyorongkan batangku disana. Dari semua cowok yang pernah kuanal, kurasa inilah lobang pantat yang paling lebar yang pernah kurasakan. Segera saja kukocok batangku dalam lobang itu dengan gerakan menghentak-hentak seperti yang dilakukan Andri pada Irfan tadi. Dibelakang kami Bram mengelus-elus buah pantat Andri.
Beberapa saat kemudian Bram mulai mendekati Andri. Batang kontolnya yang sudah keras digesek-gesekkannya ke bongkahan pantat Andri. “Ji berenti dulu,” kata Bram. Aku segera menghentikan gerakan memompaku. Bram pelan-pelan menyusupkan batangnya ke lobang pantat Andri.
“Hei, kamu mau apa Bram?” tanya Andri. Dia berusaha mendorong tubuh Bram. Irfan yang masih berbaring segera bangkit memegangi Andri, agar tidak mengganggu usaha Bram. Pelan-pelan Bram memasuki Andri. Dapat kurasakan batang kontol Bram menyentuh batangku, lobang pantat Andri serasa menyempit. Andri hanya bisa mengerang, usahanya melepaskan diri sudah percuma saja karena Irfan memeganginya dengan kuat.
Daging batang kontol Bram serasa menyatu dengan daging batang kontolku. Pelan-pelan masuk kedalam hingga akhirnya dapat kurasakan kepala kontol kami bertemu didalam lobang pantat Andri. Dari balik tubuh Andri dapat kulihat Bram tersenyum padaku.
“Gileee, sempit banget Ndrihhhh,” komentar Bram.
“Kita mulai ya Bram, dalam hitungan ketiga, 1...2...3..!” pada hitungan ketiga berbarengan kami melakukan gerakan keluar masuk kontol. Andri mengerang keras. Tubuhnya mengejang. Dia pasti merasakan sakit pada lobang pantatnya. Kami tak memperdulikan erangannya, terus bergoyang berirama.
“Ohhh...oh...oh...ohh...,” desahku bersahut-sahutan dengan Bram. Rasanya betul-betul nikmat. Lebih sempit dari lobang pantat perjaka sekalipun yang pernah kuperjakai. Dari bawah dapat kulihat Andri hanya dapat menggeleng-gelengkan kepalanya ke kiri dan kekanan diantara erangannya yang keras. “Tepok...tepok.....tepok....tepok....tepok....,” suara tepukan yang timbul dari pertemuan daging tubuh kami saat mengentot Andri.
Tiba-tiba Romi muncul didekat kami. Mungkin dia ingin mengetahui apa yang terjadi, akibat suara erangan Andri yang cukup keras itu. Kulihat dia kaget melihat anggotanya kami gagahi seperti itu. Matanya melotot melihat kami bertiga. Namun ketika tersadar bahwa dia mempunyai tugas untuk berjaga Romi segera menjauh dari ajang permainan sex kami.
Setelah memasuki lima menit kedua dari persetubuhan double anal yang kami lakukan, erangan Andri mulai melemah. Sepertinya dia sudah dapat menikmati dua batang kontol kami dalam lobangnya. Malah kini ia menggesek-gesekkan batang kontolnya yang mengganjal diperutku. Ia ingin memeperoleh kenikmatan juga pada batang kontolnya yang besar dan berurat itu rupanya. Melihat situasi Andri yang lebih kondusif (hehehe), Irfan pun melepaskan pegangannya pada Andri. Kemudian ia berdiri disamping Andri. Batang kontolnya disorongkannya ke mulut Andri. Polisi muda itu disuruhnya untuk mengoral batang kontolnya. Mulut Andri penuh oleh batang kontol Irfan yang besar. “Mppppphhh.....srupppp.....mmmpphhhh....ahhhhh...,” suara mulut Andri mengoral Irfan. Dua puluh menit berlalu. Aku dan Bram masih terus menggenjot. Keringat semakin membanjiri tubuh telanjang kami. Kontolku kurasakan akan segera mengeluarkan sperma. “Bramhhhh...ohhh....akuhhh....mau...sampaihhh...,” kataku pada Bram.
“Sabarhhh arghhh....sabarghhh...Jihhh...guah...jugahh.....,” jawab Bram.
“Gak bisah...gakhhh...bisahhhhh..., arrhhhhggggghhhhhhhhhhh,” pantatku menekan dalam-dalam. Spermaku menyembur-nyembur didalam lobang pantat Andri membasahi kontolku da juga kontol Bram. Bram memaju laju maju mundur kontolnya semakin cepat. Tubuh Andri terdorong-dorong maju mundur akibat gerakan Bram itu. Tak lama kemudian Bram menyemprotkan juga spermanya. Hangat membasahi batang kontolku. “Arghhhhhhhhh.........,” erangnya. Menyusul kemudian Irfan. Spermanya memancar didalam mulut Andri. “Ohhhhhhhhhh....,” erang Irfan keras. Tangannya segera menahan belakang kepala Andri agar tidak melepaskan batang kontolnya yang sedang memuntahkan sperma itu. Dengan sukses seluruh sperma Irfan tumpah memenuhi mulut polisi muda itu. Kulihat jakun Andri bergerak turun naik. Kayaknya sperma Irfan ditelan olehnya.
Sesaat aku, Bram, dan Irfan terdiam menikmati orgasme kami. Kemudian kami melepaskan diri dari Andri. Polisi muda itu kami baringkan di tanah. Lalu kami mengerubungi selangkangannya. Bertiga bergantian kami menyelomoti batang besar itu sambil mengocok-ngocoknya. Sampai kemudian Andri orgasme. Spermanya menyembur deras. “Orghhhhhhhhhhh...........,” erangnya diantara orgasmenya itu.
Bersambung............
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment