My Blog List

Saturday, 13 March 2010

Jason - Pertama Kali 02

Dilepasnya pelukan Rahman pada Jason. Hal ini membuat Jason sedikit lega. Namun Rahman malah memberikan senyum mesumnya kepada Jason. Sambil melepas satu per satu baju yang dipakainya, ia berkata ”Sebentar lagi gue bakal mengobok-ngobok tubuh lo.” Rahman sudah telanjang bulat. Penis 18 cm x 3 cm miliknya mengacung dengan perkasanya di hadapan wajah imut Jason. Rahman memaksa agar Jason membuka mulutnya dan memasukkan penisnya dengan paksa ke dalam mulut mungil Jason. ”Buka mulut lo!” ”Ga mau, bang. Gue ga mau. Tolong.” jawab Jason lirih. “Hueeek!” Jason merasa mual saat penis Rahman menyodok mulutnya dengan paksa. Penis itu tidak bisa masuk sepenuhnya ke dalam mulut Jason. Rahman memaksa agar penisnya masuk seluruhnya dengan menyodok paksa mulut Jason hingga akhirnya ia mengocok penisnya di dalam mulut anak itu. Rambut Jason dijambak dan kepalanya dimain-mainkan. Sudah lebih dari 20 menit Rahman mengentoti mulut Jason. Ia kemudian menjatuhkan dirinya dan menindih Jason yang sudah lemas, lalu mendaratkan ciumannya ke mulut Jason. Ciumannya lalu turun ke leher Jason dan meninggalkan bekas cupang di seluruh leher putihnya. Kedua puting Jason tidak luput dari sasaran bibir Rahman. Secara bergantian puting-puting tersebut dijilati dan digigit. Jason hanya bisa mengerang sambil menutup mata. Ia berusaha menolak kenikmatan yang diberikan oleh Rahman. Bibir Rahman turun ke perut Jason dan meninggalkan banyak bekas cupang di sana. Tubuh Jason menggelinjang dan ia pun mulai terangsang. Dirinya tidak dapat menolak libido yang mulai menjalar ke seluruh tubuhnya. Penisnya pun mulai ereksi dan sedikit mengeluarkan precum. ”Wah, tegang juga nih kontol lo.” ucap Rahman saat mengetahui Jason mulai ereksi. Jason tidak berkata apa-apa. Ia sendiri malu dan berusaha menutupi penis 15 cm x 2 cm miliknya yang tengah ereksi tersebut. Dengan kasar Rahman menyikirkan tangan Jason dan menguncinya di atas kepala Jason. Dikocoknya penis Jason hingga Jason pun menggelinjang dan tak lama kemudian ia memuncratkan pejuhnya. Crot! Crot! Crot! Crot! ”Gue ga suka orang yang gue entotin ngaceng kaya cowo. Selama lo gue entotin, kontol lo ga boleh ngaceng!” ancam Rahman Jason tidak dapat berkata apa-apa. Kemudian Rahman mengangkat kedua kaki Jason dan menggesekkan penisnya tepat di atas lubang anus Jason. Sedikit demi sedikit precum Rahman mulai membasahi liang anus milik Jason dan dengan sedikit hentakan ia memaksa penisnya agar masuk ke dalam anus Jason. ”Aaaaaah! Sakit! Ampun, bang! Jangan!” teriak Jason ”Diem lo! Kalo lo teriak, bakalan gue bikin tambah sakit!” Awalnya kepala penis Rahman terasa sulit untuk masuk. Rahman menghentakkan sekali lagi batang penisnya dan seperempat penisnya mulai memasuki lubang sempit milik Jason yang masih perawan. ”Anjing! Seret banget. Aaah!” ”Ampun, bang.” Dihentakkannya lagi penis Rahman dengan sangat keras dan akhirnya seluruh penis Rahman berhasil masuk ke dalam lubang tersebut. Darah mulai menetes dari anus Jason. Rasa perih tidak tertahankan dirasakan oleh Jason karena robeknya otot anus akibat sodokan paksa Rahman. Tubuhnya benar-benar lemas. Ia kini hanya bisa pasrah dan berharap semua ini selesai dengan cepat. Melihat Jason yang sudah tidak berdaya, Rahman tersenyum dan mulai menggenjot anus Jason. Penisnya keluar-masuk dengan ritme tetap dan cepat. Jason hanya bisa menahan perih pada anusnya, tanpa perlawanan ia menyerahnya keperawanannya pada Rahman. ”Hosh. Hosh. Hosh. Hosh. Hosh. Hosh. Hosh. Hosh. Anus lo sempit banget. Bener-bener masih perawan.” Kemudian tubuh Jason diposisikan miring dengan kaki kanan Jason berada di pundak kanan Rahman. Rahman tetap menjaga ritme sodokannya dan terkadang mempercepatnya. Jason mulai merasakan ada hal yang aneh dalam tubuhnya. Sodokan penis Rahman telah mengenai suatu organ dalam tubuhnya dan hal itu membuatnya menggelinjang keenakan. Perlahan-lahan penisnya pun tegang kembali. Melihat penis Jason yang mulai tegang, Rahman menghentikan sodokannya dan mencabut penisnya. ”Siapa yang nyuruh lo ngaceng?” tanya Rahman ”Eh, ga ada, bang.” jawab Jason yang baru tersadar Kemudian Rahman menggenggam penis Jason dan menekuknya hingga Jason berteriak kesakitan. ”Aaaah! Sakit, bang!” ”Kontol lo bakal gue patahin kalo lo masih ngaceng juga! Tidurin ga?!” ancam Rahman Lama-kelamaan penis Jason mulai menciut dan berhenti menegang. Rahman lalu berjalan ke lemari dengan kontol yang masih tegang dan belepotan darah. Ia mengambil tali rafia dan kembali menghampiri Jason. Diikatnya penis Jason yang tertidur dengan tali tersebut dan disimpul dengan sangat kuat. Jason pun merintih kesakitan. ”Ini biar penis lo ga ngaceng!” Rahman kembali mengentoti anus Jason. Kali ini tubuh Jason ditengkurapkan dengan pantat menungging. Penisnya terasa ngilu karena diikat dengan tali. Dari belakang Rahman menyodok pantat Jason dengan tiba-tiba. ”Aaaah!” teriak Jason Rahman pun mempercepat sodokannya sambil memeluk Jason dari belakang dan mencupang leher Jason dengan ganas. Jason mulai merasakan libidonya naik lagi, tetapi terhenti karena ikatan pada penisnya membuat darah tidak dapat mengalir, alih-alih malah membuat Jason semakin merasa ngilu. Rahman sudah 25 menit mengentoti Jason dengan berbagai gaya. Jason sendiri sudah lemas karena penisnya tidak bisa ereksi dan badannya sudah pegal-pegal. Kemudian Rahman mencabut penisnya yang masih ereksi dan menjambak rambut Jason lalu menyeretnya ke arah pintu kamar. Pintu itu dibuka dan orang-orang yang ada di warung tersebut melihat ke arah pintu dimana tubuh telanjang Rahman dan Jason berada.

No comments:

Post a Comment