My Blog List

Saturday, 13 March 2010

Petualangan Aji 2, Part 8

16 “Mashhh, Mashh......aku pengen keluarhhhhh,” desah Jono. Tubuhnya mulai menggeletar. Dibawah sana Mas Doni sedang asik bersilat lidah dengan batang kontolnya. Berbagai jurus oral yang diketahui Mas Doni sudah dipraktekkannya menyerang titik-titik kelemahan batang Jono. Sementara dari atas aku terus menggempur dada dan puting susunya. Rupanya Jono sudah tak mampu bertahan lagi akibat serangan kami berdua sekaligus dari atas dan bawah. Benteng pertahanannya melemah dan hampir jebol. Aku segera menghentikan seranganku. Kutarik kepala Mas Doni untuk melepaskan batang kontol Jono dari mulutnya. Aku belum ingin menuntaskan permainanku dengan Jono. “Kenapa?” Tanya Mas Doni bingung karena aku menghentikannya yang sedang asik. “Sabar dulu Mas, break dulu. Jono udah mau ngecret nih,” jawabku. Mas Doni segera memahami apa yang terjadi. Sedangkan Jono kulihat bingung, orgasmenya yang hampir datang terhenti mendadak. Dia memandang kami bergantian. “Kok cepat banget sih Jon?” tanyaku. “Maksud Mas Ajih?” tanyanya. “Baru sebentar udah pengen muncrat,” jawabku. “Ohh, sorry mas. Soalnya udah lama banget gak ngentot. Lagian Mas Doni pinter banget nyedot kontol gua, jadinya gak nahan,” jawabnya malu-malu melirik Mas Doni. Mas Doni yang sedang menyapu bibirnya yang penuh ludah dengan tangan, kulihat tersenyum mendengar pujian Jono. “Kamu suka dengan sedotanku Jon?” tanyanya. “He eh,” jawab Jono menunduk, lagi-lagi malu-malu. Aku jadi iri, masak yang dipuji cuman sedotan Mas Doni aja. Terus gempuran mulutku dari atas emang gak ada pengaruhnya apa? Kok aku jadi iri sih? “Kamu mau yang lebih seru dari yang tadi itu Jon?” tanyaku. “Yang lebih seru? Maksud Mas Aji?” tanyanya. Kujawab pertanyaan Jono dengan duduk dipangkuannya. Duduk membelakanginya kubuka pahaku lebar-lebar. Kugenggam batang kontolnya yang masih tegak sekeras batu. Kuarahkan kepala kontolnya yang besar, tepat di mulut lobang pantatku. Mas Doni memperhatikan apa yang kulakukan. Jono tak berkomentar dan juga tidak protes. Yang kudengar hanya erangan lirih keluar dari mulutnya. Perlahan-lahan kubenamkan kontol Jono kedalam lobang pantatku. Lumayan seret dan terasa hangat. Gesekan batangnya yang penuh urat itu kurasakan begitu nikmat menggores dinding rongga lobang pantatku. mataku kupejamkan menikmati sensasi penetrasi ini. Menikmati sensasi kepitan memek atau lobang pantat di kontol memang nikmat, namun sensasi gesekan batang kontol di lobang pantat tak kalah nikmatnya. Mungkin inilah penyebab kenapa aku doyan ngentot dengan cowok, aku enggak memperoleh sensasi seperti saat ngentot dengan cewek. Karenanya jangan salahkan aku jika aku terus memburu para pemilik kontol. Batang Jono kini terbenam penuh di dalam rongga pelepasanku. Kepala kontolnya yang besar terasa menyentuh prostatku. Thanks God, Kau memang Maha Pemberi kenikmatan. Selanjutnya kunaikkan pantatku ke atas. Mungkin karena jepitan lobang pantatku yang erat pada kontolnya tanpa disadarinya pantat Jono terangkat ke atas mengikuti gerakanku. Segera kutahan pahanya agar pantatnya tetap diam ditempat. Memang cukup seret kurasakan gesekan di lobang pantatku saat aku bergerak ke atas. Nikmatnya kawan. Kulirik Mas Doni sambil tanganku mengacungkan jempol kearahnya. Memberi isyarat kalau aku keenakan. Mas Doni terseyum melihat isyaratku. Sebelum seluruh batang itu keluar dari lobang pantatku segera kuturunkan pantatku, membenamkan kembali batang kontol Jono disana. Selanjutnya berulang-ulang kulakukan gerakan naik turun pantat. Mulutku mengeluarkan desahan-desahan kenikmatan. Semakin lama gerakanku semakin cepat dan keras. Pertemuan daging buah pantatku dengan paha Jono menimbulkan bunyi tepukan yang cukup keras. Erangan Jono semakin keras juga. Mas Doni kemudian mendatangi kami. Segera dimasukkannya kontolku yang bergoyang turun naik seirama gerakanku ke dalam mulutnya. Oh, kami merasakan kenikmatan ganda. Di lobang pantatku oleh kontol Jono, di kontolku oleh mulut Mas Doni. Jonopun kelihatannya semakin menikmati permainan ini. Kini ia memeluk erat pinggangku, pantatnya turun digoyangkannya turun naik berbalas-balasan dengan gerakan pantatku. “Hohh...hohh...hohhh....hohhh....hohhh,” mulut kami tak henti mengeluarkan suara-suara desahan. Ditingkahi dengan suara berkerit-kerit dari kursi yang diduduki Jono akibat hentakan naik turun yang kami lakukan. Cukup lama kami dalam posisi seperti ini. Hingga tiba-tiba Mas Doni melepaskan kontolku dari mulutnya. “Gantian Ji,” katanya padaku. “Gak mau ah,” jawabku keberatan, aku terus menggenjot kontol Jono. “Jangan egois dong Ji, gua kan juga pengen nyobain kontol Jono,” katanya. Duh, ni orang gak ngerti orang lagi enak apa. Tapi aku merasa tak enak dikatakan egois. Dengan berat hati kucabut kontol Jono di lobang pantatku. aku segera memberikan tempat buat Mas Doni. Kucium buas bibir Jono sebelum meninggalkannya. Satpam satu ini benar-benar menggairahkan. Bau keringatnya yang sangat laki-laki sungguh merangsang birahiku. Selanjutnya Mas Doni segera menggantikan tempatku. Ia menduduki Jono berhadap-hadapan. Kedua kakinya disenderkannya ke pegangan kursi Jono. Dia bilang aku yang egois, padahal dari posisi yang dilakukannya menunjukkan kalau dialah yang egois. Dia pengen menikmati Jono sendiri, tak mau diganggu. Tanpa memberikan kesempatanku untuk bergabung dengan kenikmatan mereka. Kini aku hanya dapat menyaksikan bagaimana Mas Doni mengerjai kontol Doni dengan lobang pantatnya. Sambil menggenjot diatas Jono, ia melumati mulut Jono dengan buas. Jono kelihatannya sangat keeenakan sekali. Ekspresinya menunjukkan kepuasan yang tiada tara, dia sangat menikmati persetubuhan antar cowok yang baru sekali ini dirasakannya. Matanya merem melek keenakan. Sesekali dia tersenyum padaku saat matanya membuka dengan sayu. Mas Doni terangguk-angguk diatas Jono. Rambutnya yang basah oleh keringat berkibar-kibar seiring gerakannya. Sementara dibawahnya Jono asik menetek di dada Mas Doni yang bidang. Posisi Mas Doni memang pas, pada saat yang bersamaan ia bisa merasakan dua kenikmatan sekaligus, di lobang pantatnya yang diaduk oleh kontol Jono dan di kontolnya yang tergesek perut Jono yang berotot itu. Aku hanya bisa mengocok-ngocok kontolku sambil melihat mereka. Bagaimanapun aku pengen menikmati Jono kembali tapi aku terpaksa harus menahan diri. Aku gak enak dengan Mas Doni, bagaimanapun dia anak majikanku. Tak lama Jono pun akhirnya memuntahkan spermanya di lobang dubur Mas Doni. Dengan sekuat tenaga dihentak-hentakkannya pantatnya ke atas menekan lobang pantat Mas Doni saat spermanya berlompatan menyembur dari lobang kencingnya. Wajahnya berkerut menahan nikmat. “Hekhh, hekhh,” suara yang keluar dari mulut Mas Doni akibat hentakan Jono. Pasti nikmat sekali yang dirasakan Mas Doni saat Jono menghentak-hentak seperti itu. Batang kontolnya Jono pasti terbenam dalam menembus lobang pantat Mas Doni. Aku menjilat bibirku sendiri membayangkan nikmat yang dirasakan Mas Doni. Tanganku mengocok kontolku dengan cepat. Terpaksa aku memperkosa kontolku, tak tahan melihat pemandangan yang sangat menggairahkan di depan mataku. Tak mau melepaskan batang kontol Jono dari lobang pantatnya, Mas Doni bermarturbasi diatas pangkuan Jono. Sambil melakukan gerakan mengayak pada pantatnya, Mas Doni memuntahkan spermanya. Spermanya berloncatan ke dada, muka hingga rambut Jono. Akupun menyemburkan spermaku ke arah Jono. Kubasahi rambut Jono dengan cairan kental putih dari batang kontolku. Ah nikmatnya. Tubuhku terasa enteng. Kami terdiam beberapa saat. Suasana terasa begitu sepi, film bokep yang tadi diputar Jono sudah lama usai. Mas Doni bangkit dari pangkuan Jono. Sambil bangkit, sama seperti yang tadi kulakukan, Mas Doni mencium bibir Jono buas. Jono terduduk kelelahan diatas kursi. Dia tersenyum malu-malu pada kami. Dada, muka dan rambutnya dipenuhi sperma kental milik kami berdua. Batang kontolnya basah oleh spermanya sendiri yang tadi ditumpahkannya di lobang dudur Mas Doni. “Gimana Jon?” tanyaku padanya. “Wuih, enak banget Mas Aji,” jawabnya tersipu. “Enakan mana dibandingin ngentotin istrimu?” tanya Mas Doni. Jono mikir sejenak. “Enakan ini kayaknya,” katanya. “O ya? Kenapa?” tanyaku tak menyangka dia akan menjawab seperti itu. “Lebih bertenaga Mas, kalau sama istri kadang dia suka kecapekan. Jadi aku suka kesian liatnya,” katanya nyengir. Aku tersenyum mendengar jawabannya. Jono membersihkan mani yang belepotan di tubuhnya dengan handuk kecil. Kemudian ia bersiap-siap merapikan bajunya. “Hei mau ngapain,” tanya Mas Doni. “Kan udah selesai Mas,” katanya tak berdosa. “Enak aja,” kata kami berdua serempak. Aji kelihatan kebingungan. “Ayo siap-siap,” kata Mas Doni. “Maksud mas?” “Kami juga pengen ngerasain lobang pantat kamu, masak kamu aja yang bisa ngerasain lobang pantat kami, gantian dong,” kataku dan Mas Doni sambil menyeringai garang penuh nafsu. Jono terhenyak di kursinya, kaget. 17 “Ohhhhhhhhhhhhhh......,” Jono mengerang panjang. Dibelakangnya Mas Doni mencoba melakukan penetrasi pada anusnya yang masih perjaka. Meskipun sebenarnya aku juga kepengen banget menjebol keperjakaan Jono, namun kuberikan kesempatan itu pada Mas Doni. Selama ini ia belum pernah merasakan anus perjaka. Bertumpu pada meja satpam, Jono hanya bisa pasrah oleh perbuatan Mas Doni pada anusnya. Meski tadi ia mencoba untuk menolak, namun tetap saja ia tak berdaya melawan keinginan kami. Kedua tangannya memegang tepi meja dengan kuat, kedua matanya terpejam dengan ekspresi wajah kesakitan. Aku suka sekali melihat ekspresinya itu, Jono kelihatan semakin macho. Meskipun tadi aku dan Mas Doni sudah merangsang lobang pantatnya dengan merimmingnya, tapi aku dapat memastikan kalau Jono benar-benar kesakitan. Batang kontolnya yang tadi tegak saat kami rimming kini lemah tak berdaya. Apabila ia merasa nyaman dengan penetrasi yang dilakukan oleh Mas Doni pasti batang kontolnya saat ini akan mengacung tegak. Meskipun kesakitan Jono tidak mencegah usaha penetrasi yang dilakukan oleh Mas Doni. Untuk mengurangi rasa sakitnya, kurangsang Jono. Kuciumi dan kujilati wajah dan telinganya sambil tanganku meraba dadanya yang bidang. Sesekali mulutku turun menjilati puting dadanya yang kecoklatan. Perlahan-lahan rangsanganku padanya mulai membuahkan hasil. Puting susu Jono mulai mengeras. Seiring dengan itu batang kontolnya juga mulai bergerak bangun. “Arghhhhh...,” desah Mas Doni. Selangkangannya menyatu dengan buah pantat Jono yang sexy. Sepertinya kontol Mas Doni sudah terbenam penuh di lobang pantat Jono. Pasti saat ini Mas Doni merasakan cengkeraman yang kuat akibat kontraksi otot-otot di rongga pantat Jono. Aku terus memainkan puting susu Jono dengan mulut dan lidahku, sambil tanganku mengocok batang kontolku sendiri. “Ohhh, Jonnhh, lobang pantattmuh, sempit bangetthh,” kata Mas Doni dalam desah. Setelah diam sebentar menikmati cengkeraman lobang pantat Jono, Mas Doni kemudian mulai melakukan gerakan tarik sorong kontol. Meskipun gerakan tarik sorong Mas Doni dilakukan dengan lembut tetap saja Jono yang baru pertama kali dianal itu merasakan sakit di rongga pantatnya. “Ohh..., ohhh...., ohhhh......,” desah Jono tertahan. Aku jongkok di depan selangkangan Jono. Batang kontolnya yang belum tegak penuh itu kuoral. Tanganku menggelitik lipatan paha dan celah pantatnya yang melebar akibat dimasuki batang kontol Mas Doni. “Slurppp, slurppp,” kugerakkan kepalaku maju mundur mengeluar masukkan batangnya yang besar didalam mulutku. Sesekali kucoba membenamkan dalam-dalam batang kontol itu, susah juga, batangnya gemuk banget dan panjang sih. Jono mulai menikmati anal yang dilakukan Mas Doni terhadapnya. Batang kontolnya sudah tegak keras didalam mulutku. Malahan kini ia mulai melakukan gerakan pantat balasan pada Mas Doni. Dalam kesunyian malam kami mengerang-erang keras melepaskan hasrat sex yang membara. Tak peduli erangan kami akan didengar oleh orang didalam rumah. Mas Doni menarik kursi satpam ke dekat kaki Jono. Kaki kiri Jono kemudian diangkat oleh Mas Doni untuk kemudian ditumpukan ke kursi itu dalam posisi menekuk. Akibatnya lobang pantat Jono semakin terkuak lebar. Selanjutnya Mas Doni mulai meningkatkan tempo gerakan tarik sorongnya. Gerakannya semakin cepat dan keras, menimbulkan bunyi seperti tamparan akibat pertemuan paha Mas Doni dengan daging buah pantat Jono. Aku kemudian bangkit berdiri disebelah Jono. Kontolku yang sudah tegak keras kudekatkan ke muka Jono. Kemudian kujejalkan batang kontolku yang gemuk ke mulut Jono. Meski kulihat ia menunjukkan ekspresi tak suka tetap saja ia terpaksa harus merelakan batang kontolku itu menyusup diantara bibirnya yang tipis. Ketidakberdayaannya membuatku semakin bergairah. Telapak tanganku yang kuletakkan dibelakang kepala Jono, membimbingnya untuk menggerakkan kepala maju mundur. Awalnya Jono mencoba melawan dengan menahan kepalanya. Namun akhirnya ia mengalah juga. Kini kontolku bergerak keluar masuk dalam mulutnya, tergesek-gesek dengan langit-langit mulutnya dan lidahnya yang licin. Rasanya begitu nikmat. Beberapa lama kemudian kami bertukar posisi. Dalam keadaan tubuh basah bersimbah keringat kami menyusun formasi ngentot berantai. Mas Doni mengangkat tubuh Jono, berbantalkan seragam satpamnya Jono rebah telentang di atas meja. Sedikit membungkukkan tubuhnya yang atletis, Mas Doni menindih Jono. Kaki kiri Jono terangkat ke atas dan menekuk di bahu Mas Doni. Sementara kaki kanannya diletakkan diatas sandaran kursi. Aku berdiri rapat dibelakang tubuh Mas Doni. Kontol Mas Doni terbenam di lobang pantat Jono, kontolku terbenam di lobang pantat Mas Doni. Setelah dirasakan posisi sudah pas kemudian aku dan Mas Doni mulai menggerakkan pantat kami berlawanan arah. Gerakan pantat yang kami lakukan sangat bertenaga, cepat, keras dan kasar. Akibatnya meja tempat berbaring Jono berderak-derak seperti akan roboh. suara meja itu semakin menambah kesemarakan suasana malam ini yang sudah ramai oleh suara-suara yang ditimbulkan akibat beradunya daging buah pantat dan paha kami bertiga plus erangan-erangan dari mulut kami. Sambil menerobos lobang pantat Jono dengan kontolnya, Mas Doni juga mengocok batang kontol Jono. Pokoknya, malam itu Jono kami berikan kepuasan sex yang sebenarnya. Kepuasan sex yang tidak dapat diperolehnya dari istri yang sangat dicintainya. Menjelang subuh kami menuntaskan birahi kami. Jono yang pertama kali orgasme. Spermanya menyembur-nyembur diatas perut dan dadanya. Setelah Jono memuntahkan spermanya, selanjutnya aku dan Mas Doni memandikan Jono dengan sperma kami berdua. Rambutnya yang cepak dan wajahnya yang ganteng belepotan dipenuhi oleh cairan putih kental dari batang kontol kami berdua. Sambil tertawa-tawa, Mas Doni meratakan sperma kami itu di rambut dan mukanya. Jono seperti sedang memakai lulur saja jadinya. Sejenak kami beristirahat. Bertiga kami berbaring berimpitan diam di lantai ruang satpam. Jono membersihkan tubuhnya dari sperma. Permainan yang kami lakukan tadi memang benar-benar melelahkan. Lima menit beristirahat cukup mengembalikan staminaku. Kemudian kudatangi Jono yang sedang berbaring diam dengan kedua mata terpejam. Kaget dibukanya kedua matanya ketika merasakan kedua pahanya dikangkangkan oleh tangan seseorang. Mas Doni yang berbaring disebelah Jono hanya tersenyum melihat aksiku. “Mas mau ngapain?” tanya Jono bingung. “Gua juga pengen nyobain lobang pantat kamu juga Jon,” jawabku sambil membenamkan batang kontolku kedalam lobang pantatnya. Aku melakukan quicky sex padanya. Meskipun lobang pantatnya seikit melebar akibat hajaran batang kontol Mas Doni tadi, tapi masih enak dinikmati. Masih cukup sempit kurasakan. Batang kontolku menghajar lobang pantatnya dengan penuh tenaga, cepat, kasar dan dalam. Tak sampai sepuluh menit tibalah orgasmeku. Spermaku menyembur deras membasahi lobang pantatnya yang sempit itu. Segera setelah kutinggalkan tubuhnya yang bersimbah keringat, dengan terburu-buru Jono bangkit dan menggenakan seragamnya kembali. Dia memang harus segera berbenah, karena sebentar lagi Sony akan datang menggantikan tugasnya. Mmmm, Sony. Tiba-tiba aku punya rencana mesum juga buatnya. Hehehehe. Setelah mengucapkan terimakasih, kami tinggalkan Jono. Meskipun akibat perbuatan kami padanya membuatnya sedikit susah untuk melangkah, tapi kelihatannya dia sangat puas. Dengan langkah yang terkangkang-kangkang Jono mengantar kami sampai pintu ruang satpam, ucapan terimakasih kami dibalasnya dengan cengiran malu-malu. Kesampaian juga hasrat mesum kami menikmati tubuh cowok normal itu. Mas Doni akhirnya punya kesempatan juga mencoblos lobang pantat perjaka. Kami meninggalkan Jono tanpa mengenakan celana dalam. Dengan cueknya kami berjalan menuju rumah dalam keadaan bugil. Oahhh, aku menguap lebar. Menyusul kemudian Mas Doni. Rasa kantuk mulai menyerang kami. Aku pengen tidur barang sebentar saja, mengistirahatkan tubuhku yang rasanya lemes banget. Segera aku menuju kamar tidurku diikuti oleh Mas Doni. Sampai di kamar Mas Doni segera merebahkan tubuhnya diatas ranjangku. Sebelum tidur kusempatkan menyetel jam bekerku terlebih dulu pada angka 8 pagi. Bagaimanapun capeknya tubuhku karena ngentot tadi aku tetap tak boleh telat ke kampus. Banyak urusan yang masih harus kukerjakan siang nanti. Suasana politik negara yang sedang genting tetap harus difikirkan kan? Siapa lagi yang akan memikirkannya selain kami para mahasiswa yang masih punya idealisme. Selanjutnya aku menyusul Mas Doni yang sudah tertidur lelap. Kurebahkan tubuhku disebelah tubuhnya yang bugil. Tak lama akupun tertidur lelap sembari memeluknya. Bersambung............

No comments:

Post a Comment