My Blog List

Saturday 13 March 2010

Toro - Anak Majikan - 2

(Aku berdiri sambl merangkul Toro lalu membimbing dia masuk ke dalam kamar tidurnya... ke kamar pengantinku!.)

Aku mungkin sudah gila... . Mencoba untuk mencabuli remaja SMU, anak majikanku sendiri... Tapi biarlah... . Gelegak nafsu di diriku sudah tak mampu lagi aku bendung.

Didalam kamar, kuputarkan lagi DVD gay tadi dan kubiarkan Toro mengamati adegan video sampai kulihat hasrat remaja Toro terangsang lagi.

Perlahan lahan aku duduk disampingnya dan kupeluk dia, menghimpit tubuhnya dan tanganku membuka kaos singlet basket yang masih basah oleh keringat... Toro patuh mengangkat tangan agar kaosnya mudah kulepas lalu aku mengelus elus badan remaja itu.. Lalu aku mencium dan menjilat serta menggigit gigit puting tetek di dadanya yang bidang, Toro mendesah perlahan dan rambutku diacaknya.

”Ayo, Toro juga buka celana” kataku sambil memelorotkan celananya

Tak ada lagi celana basket yang melekat di badan remaja itu. Kontol Toro sudah ereksi sepenuhnya... Ooohhh kontol Toro mengacung tegak ke arahku. Batangnya begitu besar... mungkin hampir 20 cm, dan tebal. Sungguh ukuran yang fantastis untuk remaja lelaki yang masih bersekolah di SMU. Jembut yang masih sangat jarang dan tipis dari kemaluannya berlanjut ke atas menuju pusarnya. Oh... Begitu muda dan tapi gagah...

Aku semakin bernafsu melihatnya, tapi aku tidak terburu2 menerkam, khawatir Toro jadi ketakutan... aku hanya menyentuh, meraba dan menggenggam seperti biasa supaya Toro tidak merasa terancam.... Toro tidak menolak, karena sejak awal penisnya sudah terbiasa kupegang2.

Lama kelamaan Toro memejamkan matanya seolah dia menikmati perlakuanku...

Lalu aku berpindah ke wajahnya dan mulai mencium pipinya. Lalu tanpa melepaskan pegangan jariku pada penis Toro, aku menyentuhkan bibirku pada bibirnya.

Mulanya dia merasa risih. Aku harus bersabar mengajarinya, dan lama kelamaan kulihat Toro memejamkan matanya seoah2 membiarkan aku meneruskan perlakuanku.. dan tanpa melepaskan kesempatan emas itu aku mulai mengulum bibirnya dan mencium mulutnya.

Perlahan dan secara alamiah Toro membuka bibirnya dan membiarkan aku melumat mulutnya dengan lembut..., lalu dengan hati2 kujulurkan lidahku dan ahh..., Toro menghisap lidahku yang berada didalam mulutnya dan bahkan kemudian dia menjulurkan lidahnya untuk kuhisap perlahan lahan.

Oh...betapa nikmatnya lidah remaja. Aku merangkulkan tanganku diwajah Toro dan kami berciuman bagai 2 manusia dewasa yang sedang berkasih2an

------------------------

Kejadian itu berlangsung begitu indah dan begitu mudah..., aku sengaja membimbing Toro setahap demi setahap dengan penuh kesabaran supaya Toro tahu bahwa aku tidak bermaksud menyakiti dirinya, maka aku sama sekali tidak ngotot atau memaksakan kehendak. Terbukti tak ada penolakan sama sekali dari Toro....

Aku yakin bukan karena Toro punya bakat gay, tapi karena dia merasa tak terancam oleh kemesraan perlakuanku tehadap dirinya. Toro terasa begitu lemah, pasrah dan tak berdaya, seolah2 dia menyerahkan seluruh hatinya, jiwanya dan sekujur tubuh remajanya untuk dipersembahkan kepada diriku.

– Kupikir inilah saatnya....!.

Kubaringkan tubuh telanjang Toro diranjang pengantin, lalu kuraih penisnya yang barusan sempat melembek lemas, sambil melihat wajah tampan pemuda remaja diatas pembaringan,

Kudekatkan wajahku ke selangkangan Toro dan wooowwww..., bau keju menyergap... oo yaaa... bau macam begini tidak pernah aku temui. Bau yang khas dari kontol remaja lelaki yang masih suci.

Kumasukan penis Toro kedalam mulutku dan perlahan2 mulai kuciumi, kujilati dan kuhisap2 dengan penuh rasa cinta.. beberapa saat kulihat mata Toro terpana memperhatikan aku yang sedang memanjakan penisnya seolah2 sedang memuja2 sebuah benda pusaka – dia menelan ludah, dia tak percaya orang yang dia anggap sebagai kakak mau melakukan semua itu..

Aku menjilati kontol Toro sepuasku, mulai dari biji pelirnya sampai keujung kepala penis, dari situ kumasukkan seluruh batang penisnya yang sudah ngaceng besar ke mulutku, ternyata penisnya sangat amat keras, hebat juga penis anak kecil.

Ooohhh ... nikmatnya menjilati alat kelamin Toro, putra kedua bapak & Ibu HARYANTO ini.

Padahal selama ini aku berusaha menganggap Toro sebagai adikku sendiri, tapi tak tebayangkan sekarang aku ngemut kontol remaja lelaki yang menggemaskan ini..., lagipula mana ada kakak yang ngemut kontol adiknya?.

Setelah beberapa lama menghisap kontolnya, Toro semakin mendesah2 dan tubuhnya mulai bergetar, wah, tandanya dia mau keluar nih, pikirku. Semakin kuperkuat hisapanku, kontolnya kukeluar masukkan di mulutku dan tanpa dia sadarti, pantatnya maju mundur seperti orang ngentot ke mulutku.

”Aduh Bang Amir,,, , aduh Bang... Toro enak sekali Baaaang...' teriaknya, "…Aauh……sssshhh……aaahhh…."

Ini dia yang selama ini kudambakan, gairah dan energi Toro yang begitu membuncah Pemuda ini... Benar-benar bernafsu...

Mendadak tubuhnya kejang bagai orang sekarat, kulihat wajahnya merah padam, wajahnya mendongak keatas dan oleng kekiri kekanan..., lalu

‘Aduh Bang.... kenapa Toroooo jadi beginiiiii.... Baaaangg ... Toro ingin kencing Baaanng...’, Tentu Toro tahu bahwa dia bukan mau pipis, tapi dia hampir mendekati klimaks...,

Oohhh sungguh kasihan Toro-kuuuuuu...

Engkau tengah diserang badai birahi yaa...

Engkau sedang dilanda siksaan kenikmatan yang baru pertama kamu rasakan yaa...

Ayyooooo sayang ... Itulah tanda tanda kau akan segera menyerahkan keperjakaanmu Toro…..

"Aaaaah..... Baaaang...... Toro mau kencing Baaang .....aaaaahhhh...."

Toro merintih, kedua tangannya meremas-remas kain seprei, menahan kenikmatan yang baru pertama kali dia rasakan seumur hidupnya.:

"…Aaahh… Baaang, Toro mau pipis…ahhh…". "…Baaang ….ooohhh…Toro tidak kuat lagi, mau pipiiiiisssss..."

Dan akhirnya 'croott...crooottt...crooooottth...'

Batang penis remaja lelaki ini memuncratkan cairan lendir panas yang kental bertubi tubi, terasa panas berhamburan masuk kedalam mulutku..... banyak sekali pejuhnya keluar dari penisnya, langsung kusedot, kutelan dan kureguk lendir asin dan pekat ini dengan penuh perasaan terima kasih dan kenikmatan yang tak terhingga,

Tanganku tetap menggenggam batang kontol Toro supaya tetap tertanam erat didalam mulutku sehingga dengan penuh kepuasan kureguk dan kuminum banjir keperjakaan Toro kedalam mulutku.....sampai penisnya berhenti berkedut2 tanda akhir dari puncak kenikmatan anak lelaki itu. Tubuh Toro melemas, penisnya masih keras, dan nafasnya masih memburu .

Duuuuh..., betapa lezat, gurih dan segarnya air mani remaja lelaki perjaka yang baru pertama kali mengeluarkan benih benih air mani!....

Ada perasaan bangga, haru dan puas luar biasa bahwa sepanjang umur hidupku, ternyata baru kali inilah aku bisa mencicipi air mani seorang remaja laki laki yang masih suci dan perjaka. Rasanya begitu lezat licin, kental panas dan agak asin, dengan aroma yang berbau khas laki laki.

Perasaanku diliputi penghargaan dan terima kasih atas kerelaan Toro membiarkan aku jadi laki laki pertama yang menerima hadiah keperjakaannya.

Dampaknya sangat luar biasa...!, kepusan bathin berlipat ganda karena aku bisa minum kelezatan air mani Toro dan sekaligus jadi orang pertama yang berhasil mereguk kesucian tubuh seorang remaja lelaki yang masih perjaka.

Dengan perasaan takjub aku merosot lagi keselangkangan Toro dan segera kulahap lagi batang kelelakian Toro yang barusan mengucurkan hormon2 protein kejantanan, tapi Toro menolak :

”Udah Bang..., Toro ngantuk Bang... Bang Amir juga bobo yaa...” katanya setengah mengantuk. Aku tidak ingin memaksa.

Untuk Toro pribadi, tentu kenikmatan yang dahsyat seperti barusan belum pernah ia rasakan seumur hidupnya sehingga seluruh tenaganya seperti terkuras habis. Tanpa dapat mengeluarkan sepatahkatapun, Toro langsung tergolek lemas di dalam dekapanku dan tertidur lelap, dia tampak begitu kelelahan. Aku pun puas meski tidak sampai klimaks, kemudian akupun ikut tidur bersamanya sambil berpelukan,.

(Bersambung)

1 comment:

  1. untuk cerita selengkapnya dan cerita2 baru yang lain, coba lihat blog ini:

    http://ceritapanaslelaki.blogspot.com/2010/09/santo-anak-majikan-dan-tukang-kebunnya_18.html

    ReplyDelete