My Blog List

Saturday, 13 March 2010

Basic Instinct #4

#4 Bowo dan Rio sedang makan malam bareng. Mereka terlihat mesra.

“ke kos yuk?” ajak rio.

“mau apa?”

“ah, pura-pura gak tau”

“oo..udah mulai gatel lagi?”

“aduh, mana ada pantat gak gatel kalo ada kontol polisi gedhe!” kata Rio berkelakar.

“hahahaha..ada-ada saja”

“ayo...” ajak rio sambil berdiri dan menarik tangan Bowo. Lalu, mereka keluar dari tempat makan dan menuju kos.

Tiba di kos, mereka sudah tidak bisa mengendalikan diri. Mereka langsung saja berciuman. Sambil berciuman penuh nafsu, mereka saling melepaskan pakaian masing-masing. Mulai dari baju, celana sampai celana dalam, semuanya sekarang sudah tanggal dari tubuh mereka. Bowo dan Rio sekarang sudah telanjang bulat dan saling memamgut satu sama lain. Leher dan belakang kuping pasangannya tidak luput dari bibir mereka. Ough...birahi mereka naik dengan cepat. Sambil tangan mereka yang menggerayangi sekujur tubuh satu sama lain. Hingga akhirnya, Rio berinisiatif untuk jongkok dan menghadap tepat di depan kontol Bowo. Ia langsung memegang kontol gedhe milik Bowo dan membauinya. Ough...bau maskulin menyeruak di dalam hidung yang semakin menmabah gairah Rio. Lalu tanpa basa-basi lagi, Rio mengocok pelang kontol Bowo sehingga kontol tersebut menjadi mengacung tegak. Ah..kontol Bowo benar-benar sangat besar. Rio sangat memujanya. Tangan kananya mengocok-ngocok pelan, sambil tangan kirinya memainkan bulah pelarnya.

“ough....” Bowo mulai mendesah keenakan. Tak berapa lama, Rio langsung memasukkan kontol tersebut di dalam mulut. Dan saat sudah berada di dalam, ia menghisapnya.

“arghhhhhh...” Tubuh Bowo menggelinjing, sampai-sampai ia harus menjambak rambut Rio yang sedari tadi sudah ia pegangi.

“ah..ah..ah...” Bowo mendesah karena nikmat. Kuluman Rio memang enak. Ia masukkan kontol ke dalam, ia sedot dari dalam, ia keluarkan lagi, ia kocok dengan tangan, berulang-ulang kontol Bowo diperlakukan seperti itu. Siapa yang bisa tahan!

“ough...lagi..ough...” desah Bowo setiap kali kontolnya di hisap dari dalam. Ia hanya bisa mendesah dan menggelinjing saat kontolnya mendapat sensasi luar biasa dari mulut Rio.

“ough..ough...” keringat mulai bercucuran keluar dari tubuh Bowo. Hingga akhirnya, tak lama kemudian, ia merasa akan klimaks.

“ough shit...mo keluar, ough...” kata Bowo. Lalu Rio mempercepat kocokan dan sedotannya.

“ah..ah..ah..” dan akhirnya,

“ourrrrgggghhhhhhhhhh.............” Crot, crot. Crot....mani muncrat dari kontol Bowo.

“ough..ough..ough...shit...” kata Bowo sambil nafasnya yang tidak teratur. Mani yang ia muncratkan mengani muka Rio. Dengan senang hati, rio juga menjlati sisa-sisa mani yang berceceran di muka dan kontol Bowo.

“ah..ah..ah..” desah Bowo masih untuk menikmati nikmat. Lalu kontolnya yang masing dalam gengaman rio mulau mengecil. Rio lalu bangkit dari jongkok dang berdiri untuk langsung mencium mesra bibir Bowo. Setelah itu, Bowo menarik tubuh rio dan membaringkannya ke atas ranjang. Sepertinya, Bowo pun ingin merasakan kontol Rio. Dengan sigap, Bowo langsung memegang kontol rio yang sudah menegang. Kontol rio berukuran cukup besar, meskipun tidak sebesar kontol Bowo. Yang menari dari kontol rio adalah bulu-bulu jembutnya yang tidak terlalu banyak. Sepertinya ia rajin mencukurnya. Mungkin itu sebagai tuntutan pekerjaan penari telanjang. Tangan Bowo mengocok pelan kontol rio yang sudah menegang.

“ough....” rio mulai mendesah. Kemudian, seperti sudah tidak sabar lagil Bowo langsung memasukkan batang kontol rio ke dalam mulut.

“ough...ahh....” rio semakin mendesah. Apalagi saat mulut Bowo sedikit demi sedikit mulai memompa kontol rio. Bowo sangat menikmati kontol rio. Sebelumnya ia belum pernah merasakan yang seperti ini. Ia sempat heran mengapa bisa menyukai kontol. Namun ia tepis pikiran tersebut, ia tetap saja menikmati kontol rio. Ia masukkan ke dalam mulut, lalu ia sedot dalam-dalam, dan kemudia ia keluarkan.

“oughhhhh...ah...ah...” tubuh rio mengalami sensasi yang luar biasa. Ia sampai menggelinjing berulang kali karena rasa nikmat. Permainan mulut Bowo pada kontol rio tidak berlangsung lama. Ternyata Bowo sudah tidak tahan ingin segera ngentot lobang rio. Ia kemudian memnita rio berganti posisi. Bowo ingin gaya dogystyle. Rio pun menurut dan mengambil posisi nungging. Bowo sendiri mempersiapkan diri dengan mengocok-ngocok kontolnya agar tegang sempurna.

“ayo, masukin...” pinta rio memohon saat menoleh untuk melihat Bowo. Ia juga melihat betapa besarnya kontol Bowo saat tegang.

“masukin kontol gedhe kamu, please....” pinta rio lagi. Namun Bowo belum akan mulai. Ia ternyata masih memberikan pemanasan terlebih dahulu pada lobang rio dengan menggunakan jari-jarinya.

“ourgh....” rio sudah menggeliat saat jari Bowo mulai masuk. Ia bisa merasakan jari-jari Bowo yang menari-nari di dalam anusnya. Setelah di rasa cukup, Bowo mencabut jari-jarinya dan mulai mempersiapkan kontolnya.dan, blesss...kontol gedhe milik Bowo masuk ke dalam lobang rio.

“ough...ough...ough....” Bowo mulai memacu pinggulnya. Ia gerakkan depan belakang sehingga kontolnya menusuk-nusuk lobang anus rio.

“argh..argh...”

“ough...ough...” hawa makin memanas. Dari tubuh keduanya, keringat keluar dengan derasnya. Bowo memaju-mundurkan pinggulnya sambil memegangi pinggang rio.

“oah...oah...lagi! lebih dalam...ough...” rio sangat menikmati kentotan Bowo.

“uu yeah...uu yeah...” gerakan pinggul Bowo makin ganas. Sesekali ia menunduk untuk mencium punggung rio. Bahkan tak segan, ia menggigitnya halus.

“arghhh....” rio terdengar berteriak kecil.

“kontol kamu enak banget! Masukin lebih dalam.

"Ah..ah....” desah rio yang tak tahan merasakan sensasi di lobangnya. Bowo mendengar itu makin bersemangat. Gerakan pinggulnya semakin cepat dan dalam.

“ough..ough...ough....” kontol bowo yang 19cm, keluar masuk dari lobang rio yang sudah merekah merah.

“agh..agh..agh…”

“ough…ough…ah…”. Suara desahan mereka silih berganti. Sesekali bowo menahan kontolnya di dalam anusku dan kemudian baru menggoyangkannya.

“ough………..argh…..” rio sangat suka dengan gerakan itu.

“ough....enak!!!goyang lagi, please....” pinta rio ketagihan.

“ough…ough…” rio bisa merasakan jelas saat kontol bowo berada di dalam dan menusuk-nusuk lobangnya. Rio menoleh dan melihat muka bowo yang berkeringat karena mengeluarkan seluruh tenaganya untuk mengentot. Setelah kurang lebih 10 menit, bowo menghentikan kentotannya.

“kok berhenti?” tanya rio sedikit kecewa.

“gak kok, cuman ganti posisi” terang bowo dengan senyum menggoda. Sekarang rio disuruhnya terlentang. Lalu kakinya diangkat ke atas dan dibuka lebar-lebar sehingga lobang anus rio terbuka. bowo sempat menjilati anus rio dengan lidahnya.

“ough…” tubuh rio kembali bergetar. Lidah bowo yang bermain-main di bibir dan di dalam anus sangat membuat rio merasakan nikmat. Bowo bersiap-siap memasukkan kontolnya lagi ke dalam anus rio. Kontol besarnya ia kocok sebentar untuk memaksimalkan ketegangan. Lalu setelah dirasa cukup, ia memasukkannya ke dalam lobang rio.

“Ough….” rio memejamkan mata sejenak untuk menikmati saat-saat yang mendebarkan sekaligus mengenakkan.

“Argh…arghh..” terrdengar rio juga mendesah. Lalu saat semuanya batang kontolnya di dalam, bowo menggerakkan pinggulnya lagi. Bulu jembut bowo yang sangat lembut menggelitik bibir anus rio. Sambil bertumpu pada kedua tanganya yang berada di samping tubuhku, bowo mengentot rio dengan lebih garang. Keringat bowo sampai jatuh berceceran.

“ough..ough…ough…”

“ah…ah…” mereka berdua mendesah karena semakin panasnya hawa. Gerakan pinggul bowo makin lama makin cepat, dia semakin beringas mengentoti rio. Ia menyodok-nyodokkan kontolnya ke dalam anus rio dengan sangat bernafsu. Maju-mundur, kadang kanan-kiri, ah..gerakan pinggul bowo sangat seksi.

“ough..ough..ough…”

“ah..ah..ah…” rio yang ditindih semakin tidak karuan karena merasakan nikmat yang sangat. Hingga akhirnya…

“ah..ah..ah..oughhhhhhhhh…” bowo sepertinya akan sampai ke puncak duluan. Ia semakin mempercepat gerakan kentotannya. Ia lalu menarik kontolnya dari lobang rio dan memeganginya. Kontol bowo yang sudah kembang kempis itu dikocoknya cepat, hingga akhirnya, crot..crot..crot…mani kental putih muncrat dari kontolnya berulang kali dan mengenai perut rio. Rio merasakan mani bowo yang hangat berada atas perut.

“argh..argh…” bowo mencoba mengatir nafas sambil menikmati sisa-sisa kenikmatan.

“ah..ah..ah..” muka bowo terlihat merah dan berkeringat, mungkin karena rasa enak yang sedang ia dapatkan. Lalu, melihat rio yang belum klimaks, bowo langsung mengulum kontol rio. Argh…rio seperti disengat listrk ketika bowo mulai menyedot kontolnya di dalam mulutnya.

“Argh..argh…” rio semakin tidak karuan, kuluman bowo membuatnya bergetar. Tak butuh lama untuk mengocok kontol rio. Hanya kurang dari lima menit, kontol rio sudah muncrat mengeluarkan mani kental seperti lahar yang mengeluarkan magmanya.

Crot..crot…ough…ough… rio menggelinjing saat itu semua terjadi. Setelah itu puas melampiaskan nafsu, mereka berdua sangat capek dan akhirnya tertidur. Bowo memeluk erat rio. Mereka berdua tidur telanjang bulat dengan mesranya, tanpa mereka tahu apa yang akan terjadi keesokannya.

..............

Keesokan harinya, sekitar pukul 06.00, 2 mobil polisi berhenti di depan kos rio. Sejumlah polisi turun dari mobil yang salah satunya adalah andi. Tanpa meminta ijin, mereka langsung masuk ke kos tersebut dan sesuai perintah andi, polisi-polisi itu menuju kamar rio. Dan karena kebetulan kamar rio tidak dikunci, sehingga mereka masuk tanpa ada halangan apapun. Andi berada paling depan, diikuti oleh sekitar 4 polisi. Saat mereka masuk, polisi-polisi tersebut mendapati bowo dan rio masih tidur di atas ranjang tanpa sehelai benagpun dan berpelukan. Para polisi sangat kaget dengan apa yang mereka lihat karena melihat atasannya, Bowo, sedang bergumul dengan pria. Mereka sempat terdiam dan hanya saling memandang. Namun, segara andi memberi kode supaya membangunkan mereka. Salah seorang polisi menggoyangkan ranjang dengan menggunakan kaki. Seketika, bowo dan rio terbangun. Mereka langsung kaget taktala melihat beberapa orang mengelilingi ranjang.

“sodara rio, anda ditangkap atas dugaan 2 pembunuhan!” teriak salah polisi sambil mengacungkan pistol. Bowo dan rio yang masih setengah sadar, belum sepenuhnya sadar apa yang terjadi. Yang jelas, mereka langsung menarik selimut untuk menutupi tubuh mereka yang telanjang bulat. Mereka berdua masih bingung.

“sodara rio, anda akan dibawa ke kantor polisi” kata seorang polisi sekali lagi. Kemudian, tanpa bilang apa-apa, ia 2 orang polisi menarik paksa rio turun dari ranjang. Rio yang tidak siap, langsung jatuh.

“aaahhh...” teriak rio. Bowo yang melihat kejadian itu, mencoba turun dari ranjang untuk menolong rio. Namun, ia dihalang-halangi oleh andi.

“apa-apaan ini!” kata bowo dengan nada marah. Ia lalu memandang andi.

“tenang pak, ini sudah sesuai prosedur” jelas andi singkat.

“maksudnya?” tanya bowo sekali lagi sambil melihat rio yang dengan paksa harus merelakan tangannya diborgol padahal dia belum mengenakan pakaian.

“pak, rio telah terbukti sebagai pembunuh atas kasus yang terjadi minggu lalu. Selain tiu, ia juga menjadi tersangka utama atas pembunuhan terhadap Roy, bartender club “heaven” yang terjadi semalam” terang andi.

“tidak, itu tidak mungkin” ucap bowo sambil terus berusaha melepaskan diri dari pegangan andi dan seorang polisi lain.

“tenang pak, saya sudah melakukan penyelidikan. Dan semua yang didapat, mengarah pada rio. Dia harus dibawa sekarang” kata andi. Ia lalu memberikan perintah kepada polisi yang lain untuk membawa keluar rio. Rio yang tangannya diborgol, terlihat tenang. Bahkan tidak terlihat sedikitpun rasa takut. Ia sepertinya sudah menduga dengan apa yang akan terjadi. Dan sebelum ia keluar pintu, ia sempat memandang tajam mata bowo. Bowo yang melihat rio seperti itu, jadi merasa bersalah. Akhirnya rio keluar ruangan dan dibawa ke kantor polisi.

Di dalam kamar, bowo bersama andi. Bowo masih belum bisa menerima apa yang sudah terjadi. Dengan hanya melilitkan handuk di pinggang, bowo berdiri di depan jendela menatap luar ruangan. Matanya menerawang jauh..

“pak...” sapa andi. Ia berusaha untuk membuat bowo mengerti. Duduk di kursi tak jauh dari tempat bowo berdiri, andi terlihat belum tenang sebelum bowo mau mengerti. Ia menatap punggung bowo yang gagah dan pantat yang seksi. Ia sangat menyukai itu semua.

“apa kamu sudah yakin dengan temuanmu?” akhirnya bowo berbicara.

“sudah pak. Saya tidak mungkin salah. Maaf kalau saya belum membicarakan ini semua dengan bapak”

“hm..sudahlah, saya tidak ingin membicarakan ini lagi” bowo bericara sambil berjalan menuju kamar mandi.

“oh iyah, pastikan apa yang terjadi pagi tadi ditidak tersebar” perintah bowo.

“baik pak” jawab andi. Kemudian, tubuh gagah bowo masuk ke dalam kamar mandi. Andi hanya menatap sambil menelan ludahnya sendiri.

Bersambung ..................

No comments:

Post a Comment