My Blog List

Saturday 13 March 2010

Basic Instinct #5

Di balik jeruji besi yang gelap dan pengap, tubuh rio digantung dengan kedua tangannya dirantai dan dikaitkan dengan atap. Ia hanya mengenakan celana dalam saja. Wajahnya tampak kusut dan capek. Sudah lebih dari 10 jam ia ditahan tanpa diberi makan atau minum. Ia juga belum dimintai keterangan apapun, dan tidak diperbolehkan untuk menghubungi siapapun. Ia hanya bisa meratapi nasibnya. Namun, dibalik wajahnya yang pasrah, ia sebenarnya tidak takut dengan apa yang akan dihadapinya. Sepertinya ia sudah terbiasa dengan kerasnya hidup yang harus dijalani.

Sekitar pukul 6 sore, 3 orang polisi terlihat berada di luar sel. Namun hanya seorang yang masuk, ia adalah andi. Sedangkan dua polisi lain berjaga di luar. Andi masuk dan langsung mendekati tubuh rio yang tergantung lemah tak beradaya. Dengan muka sok, andi memegang dagu rio dan mengangkat mukanya supaya melihat matanya. Namun, tatapan andi dibalas dengan ludahan oleh rio. Kontan saja andi marah dan membalas perlakukan rio dengan tamparan keras di muka rio.

“kurang ajar!!” teriak rio sambil mengayunkan tangan kanannya ke pipi rio. Tidak hanya itu, ia kemudian meninjukan juga tangannya ke perut rio, hingga rio melenguh kesakitan.

“arghgh....”

“masih mau lagi?” tantang andi. Kemudian dia berjalan mengitari tubuh rio.

“inilah akibatnya jika tidak menuruti perkataanku. Sudah kubilang jangan mendekati bowo, kamu malah tidak menggubris dan semakin kelewatan. Apa sih yang sebenarnya kamu inginkan??” kata andi keras sambil mengangkat muka rio sekali lagi. Kali ini, rio diam saja tak menjawab. Ia hanya menatap tajam mata andi.

“ayo jawab!” tanya andi lagi sambil meninju perut rio. Tidak puas dengan itu, ia menggunakan kakinya dan menendang paha rio.

“arghhhhhhhh, polisi bajingan!” teriak rio kesakitan.

“hahahahaha...memangnya kenapa kalau aku bajingan? Toh, aku tetap menang. Lihatlah sekarang dirimu, apa yang bisa kamu lakukan?”

“tunggu saja nanti” jawab rio pendek.

“maksudmu, menunggu bantuan dari bowo?cuh....” balas andi sambil meludah tepat dimuka rio.

“apa yang bisa ia lakukan sekarang? Ia sudah tak bisa apa-apa lagi! Lagipula, aku tahu bahwa kamu mendekati dia karena ingin menyelamatkan dirimu dari kasus. Iya kan? Ayo jawab!!!” suara andi semakin meninggi. Tapi rio tetap saja diam, ia tak menggubris perkataan andi.

“okelah kalau kamu diam saja. Itu tidak akan berpengaruh apa-apa. Yang jelas, kamu akan habis. Tidak ada jalan keluar bagimu” kata andi.

Kemudian ia memanggil dua orang polisi yang tadi menunggu diluar sel. Andi kemudian meminta tongkat polisi yang biasa digunakan untuk memukul. Dengan kode yang ia berikan, salah seorang polisi menarik celana dalam rio sehingga sekarang ia tergantung dengan tubuh telanjang. Lalu, andi dengan kejamnya memasukkan tongkat tersebut ke dalam anus rio.

“arghhhhhhhhhhh..........!!!” rio berteriak sejadi-jadinya karena merasakan sakit yang luar biasa.

“ini khan yang kamu inginkan dari bowo!” ucap andi sambil memasukkan tongkat lebih kedalam dan kemudian memilinnya. Bisa dibayangkan betapa sakitanya anus rio. Ia hanya bisa berteriak dan menggerak-gerakkan tubuhnya sambil berusaha melepaskan rantai di tangannya. Namun usaha yang sia-sia. Ia tetap berada pada posisi yang sama. Di pihak lain, andi semakin gila menyiksa tubuhnya. Ia sodok-sodokkan tongkat itu dengan cepat, sehingga rasa sakit yang dirasakan rio semakin menjadi-jadi. Rio sampai mengeluarkan air mata karena rasa sakit yang belum pernah ia rasakan.

“come on honey..enak bukan??” ejek andi. Ia kemudian menghentikan siksaan pada tubuh rio. Namun, bukan berarti rio bisa bernafas lega. Selepas andi keluar dari sel, ternyata dua orang polisi yang menyertai andi juga seorang yang gila. Dua polisi bertubuh besar dan hitam itu, mendekati tubuh telanjang rio yang semakin lemah. Mereka berdua mulai meraba-raba tubuh rio, mulau dari anus, kontol rio sampai pentilnya. Sepertinya mereka ingin mendaptkan kepuasan dari tubuh rio. Mereka pun melepaskan seragam yang dikenakan satu per satu. Sekarang, mereka berdua telanjang bulat dengan kontol yang besar. Satu polisi berada di depan rio, sedang yang satunya lagi membelakangi.

“apa yang mau kalian lakukan?” tanya rio bingung. Ia berusaha melepaskan diri, tapi sia-sia. Polisi-polisi tersebut bertindak semakin liar. Yang mencoba mencium paksa bibir rio, tapi rio menolaknya. Kemudian, ia ganti mencoba memagut leher rio.

“arghhhhh...” birahi rio sontak naik. Apalgi kemudian pria tersebut mengarahkan lidahnya dikedua putingnya. Dijilat dan digigit kedua putingnya sampai merah. Sedangkan polisi yang dibelakang, berjongkok dan menusuk-nusuk lobang anus rio dengan jarinya. Rio semakin kesakitan.

“bajiangan semua kalian! Polisi maniak!! Arggg...!!!” rio berontak., tapi semakin ia berontak, kedua polisi tersebut semakin gila-gilaan. Polisi yang didepan sekarang sudah menjamah kontol rio. Digenggamnya kontol tersebut kemudian ditarik-tarik. Rio merasakan perih. Lalu, kontol rio tersebut dikocok cepat, hingga berdiri. Tanpa sungka-sungkan, polisi tersebut kemudian jongkok dan mengulum kontol rio. Ia hisap kontol rio dengan penuh nafsu.

“ah..ah...” rio merasakan antara sakit dan nikmat. Ia hanya bisa mengadahkan kepala karena tidak tahu harus berbuat apa. Polisi yang di depan tidak jauh berbeda. Puas mengobok-obok lobang anus rio dengan jari, ia mengganti jari dengan kontolnya yang cukup besar. Ia mencoba memasukkan paksa kontolnya tersebut.

“ah, bajingan! Arghhhh....!” teriak rio saat tahu anusnya akan dibobol. Polisi yang dibelakang, kemudian membisikkan sesuatu ke telingan rio sebelum mulai mengentot.

“jangan takut, aku bisa memuaskanmu seperti halnya pak bowo” bisik polisi tersebut nakal.

“kurang ajar! Lepaskan aku!” rio masih saja mencoba untuk berontak, tapi tetap saja sia-sia. Ia akhirnya pasrah saat kontol polisi tersebut memasuki lobang anusnya dengan paksa.

“arrgghhh...” baik rio maupun polisi tersebut sama-sama teriak saat kontol itu masuk. Lalu, dengan sadis dan binal, polisi tersebut menghabisi pantat rio. Bahkan ia juga menggigit dan mencakar tubuh bagian belakang rio. Lebih dari satu jam rio mengalami penyiksaan seksual yang menyakitkan. Kedua polisi tersebut saling bergantian “memperkosa” rio. Rio sampai mau pingsan. Tapi ia berusaha untuk tetap sadar. Akhirnya, penyiksaan tersebut usai setelah polisi yang kedua puas mengentoti pantat rio. “thx's baby, tubuh kamu benar-benar nikmat” kata polisi yang pertama.

“bener banget, pantes pak bowo doyan ama kamu, hahahahaha....” lanjut polisi yang kedua.

Keduanya lalu mengenakan pakaian yang teserak di sel dan kemudian keluar dari sel. Keadaan rio di dalam sel semakin mengenaskan. Sekarang, tubuhnya berdarah-darah. Ia sampai ingin mati karena merasakan sakit yang luar biasa. Namun, ia bertekad tetap bertahan dan akan membalas dendam.

...................

Bowo sedang bingung. Akibat peristiwa tadi pagi, ia menjadi linglung. Bukan karena perilaku seksualnya yang sudah diketahui oleh orang-orang kantor, tapi lebih karena pengkhianatan yang dilakukan oleh rio. Ia merasa sudah mempercayainya, tapi rio tega membohonginya. Malam itu, ia sendirian di dalam apartemen. Hujan sedang turun dengan lebatnya. Ia merenung dan mencoba meresapi apa yang sudah terjadi. Tiba-tiba bel pintu berbunyi. Ia tidak tahu siapa yang datang. Setelah pintu dibuka, ternyata andi yang datang. Andi berkata bahwa ia mampir karena hujan diluar sangat lebat, kurang aman bila tetap berada dijalan. Bowo langsung mempersilahkan andi masuk.

“gimana pak?sudah agak baikan?” tanya andi membuka obrolan.

“lumayanlah, sudah tidak sepusing tadi” jawab bowo sambil merebahkan pantatnya di sofar yang empuk. Andi duduk di depan bowo, sambil mengamati perawakan bos-nya itu yang sangat menarik. Bowo duduk di sofa dengan kaos tanpa lengan, sehingga terlihat dadanya yang bidang dan sedikit bulu ketiaknya menyembul. Selain itu, bowo mengenakan celana jins yang dipotong sehingga menjadi celana pendek. Sangat seksi! Andi sampai menelan air ludah saat melihat itu semua.

“mau minum apa ndi?” tanya bowo tiba-tiba memecah lamunan andi pada tubuh bowo.

“eh...gak usah repot” andi berkata dengan terbata-bata. Sepertinya ia malu ketahuan mengamati tubuh bowo.

“okelah, nanti kalau haus ambil sendiri ya!”

“oke, bos”. Kemudian terjadi kesenyapan sebentar. Sepertinya andi datang tanpa tujuan yang jelas, ia tidak mempunyai bahan obrolan.

“ndi, aku mungkin mau lepas dari kasus itu dulu” kata bowo.

“iya pak, saya tau. Gak usah khawatir, nanti saya tangani” jawab andi. Bowo berkata seperti itu sebenarnya dengan berat hati. Ingin rasanya bagi dia untuk tetap memegang kasus ini. Tapi, karena kasus ada kaitannya dengan rio, penari club yang sudah bercinta dengannya, ia menjadi enggan. Bowo ingin menjauh dan melupakan rio dari pikirannya. Andi sendiri sepertinya memanfaatkan kesempatan ini untuk mendekati bowo. Sudah lama ia menunggu-nunggu saat seperti ini.

“bapak kelihatannya capek?” ucap andi.

“iya ndi, makanya itu saya mau tidur dulu”

“kalo gitu tidur aja pak, gak usah terbebani dengan saya. Nanti saya akan pulang kalau hujan sudah reda” jelas andi. Kemudian, bowo pun beranjak tidur. Ia melepaskan kaos dan celananya, sehingga hanya tidur memaki celana dalam. Andi mengamati itu semua dari jauh dengan hati deg-degan karena sedang menunggu sesuatu.

Satu jam selanjutnya, bowo sudah tertidur pulas. Andi masih berada di dalam apartemen. Setelah menunggu saat yang tepat, ia beranjak dari kursi dan mendekati ranjang dimana bowo tidur. Sampai di bibir ranjang, ia amati sebentar tubuh indah milik bowo yang sudah lama ia idam-idamkan. Lalu ia menarik selimut yang dipakai bowo. Bowo tertidur terlantang. Kemudian, andi dengan pelan-pelan duduk di bibir ranjang. Dan dengan penuh keberanian ia menarik celana dalam hitam yang dikenakan bowo. Ia tarik dengan pelan-pelan supaya bowo tidak terbangun. Setelah menariknya sedikit, sekarang andi sudah bisa melihat kontol bowo dari dekat. Ia amati dengan seksama, betapa indahnya kontol bowo yang setengah menegah dengan bulu-bulu lebat disekitarnya. Hingga akhirnya, ia memberanikan diri untuk mulai bertindak. Ia letakkan tanggannya di atas kontol tersebut, lalu ia mainkan sebentar. Melihat bowo tidak bereraksi, ia lalu menlanjutkan aksinya dengan mengocok kontol tersebut pelan-pelan. Dan karena sepertinya sudah tidak sabar, ia langsung menggunakan mulutnya untuk mengoral. Saat memasukkan kontol tersebut ke dalam mulut itulah, tiba-tiba bowo terjaga. Bowo terjaga karena merasa ada yang aneh dengan kontolnya. Dan saat ia melihat, ternyata andi sudah berada di selangkangannya sambil memegangi kontolnya yang sudah menegang penuh.

“ndi, apa-apaan ini!” teriak bowo kaget dan mengubah posisi tubuhnya dari terlentang menjadi duduk. Bowo juga mengambil bantal untuk menutupi kontolnya.

“pak...” andi berkata sambil naik ke atas ranjang mendkati bowo.

“ndi, sadar ndi!” ucap bowo. Tapi ternyata andi sudah gelap mata. Ia tetap saja mendekati bowo. Bahkan, setelah dekat, Andi menarik bantal yang digunakan bowo untuk menutupi kontolnya dan kembali memegang kontol tersebut. Bowo hanya diam melihat itu semua. Sekarang ia paham, bahwa ini yang diinginkan andi. Dan karena ia merasa iba, ia diam saja. Andi melanjutkan aksinya. Ia kembali mengoral kontol bowo dengan mulutnya.

“arghh....” bowo mulai mendesah. Baru kemaren malam kontolnya disedot rio, dan sekarang sudah disedot oleh andi.

“argh...” bowo menggeliat memperbaiki posisi duduknya dengan rebahan. Melihat bowo sudah nyaman dengan ini semua, andi menjadi semakin bebas. Ia mengoral kontol bowo dengan penuh nafsu. Sudah lama ia menginginkan ini semua. Setiap kali andi menyedot kontolnya dari dalam, bowo selalu menggerang pelan.

“argh...argh...” bowo mendesah sambil memejamkan mata dan meringis. Namun, ternyata andi menservis kontol bowo tidak lama. Ia berhenti dan kemudian membuka semua pakaiannya. Sekarang ia telanjang bulat juga. Setelah itu, ia menindih tubuh bowo. Ia menciumi leher, ketiak dan dada bowo dengan penuh nafsu. Ia sepertinya sudah tidak bisa mengendalikan nafsunya. Bowo yang berada dibawah, hanya menikmati saja tanpa bereaksi yang berlebihan. Sambil menciumi tubuh bowo, andi menggesek-gesekkan kontolnya yang sudah tegang pada kontol bowo. Jadinya kontol mereka saling bergesekan yang menimbulkan rasa nikmat. Naik turun tubuh andi supaya kontolnya menggesek kontol bowo. Mereka berdua sudah saling memacu birahi di atas ranjang. Setelah puas saling menggesek-gesek konto, andi menghentikan aksinya. Dia sekarang mengambil posisi jongkok di atas tubuh bowo. Sepertinya dia ingin supaya kontol bowo memasuki lobang anusnya. Sebelum mulai, ia amati dulu wajah tampan bowo yang berkeringat. Bowo sepertinya juga sudah tidak sabar ingin segera terpuaskan. Bowo tidur terlentang dengan kedua tangannya menopang kepala, sehingga ia seperti pamer bulu ketiak yang lebat. Andi sangat bergairah melihat sosok bowo di atas ranjang saat itu. Setelah itu, andi bersiap-siap memasukkan kontol bowo ke dalam lobangnya. Ia pegangi kontol bowo yang sudah tegang penuh, kemudian ia sedikit demi sedikit menurunkan pantatnya dan memposisikan kontol bowo tepat di lobang anusnya. Setelah pas, ia langsung menurunkan badannya sehingga sekarang kontol bowo sudah terbenam di dalam lobang andi.

”ahhh....” andi mengerang saat lobangnya dimasuki kontol bowo. Begitu juga dengan bowo, ia langsung merasakan kenikmatan pada kontolnya karena masuk ke dalam lobang pantat yang masih sempit.

“ough...pantatmu sempit banget ndi...” ucap bowo.

“argh..argh....bapak suka khan?” tanya andi sambil menggoyang-goyangkan pantatnya supaya mendapatkan kenikmatan.

“argh..argh...argh,..iyah, enak ndi. Ayo terus!!” pacu bowo. Ia belum pernah bercinta dengan posisi seperti ini. Andi sendiri menggerak-gerakkan pantatnya, dan sesekali menaik turunkan badannya supaya mendapatkan sensasi yang bervariasi.

“ah..ah...kontol bapak gedhe, aku suka! Ough...” erang andi sambil terus memacu gerakan pinggul dan pantatnya sambil memegang kontolnya sendiri dan dikocoknya. Andi sesekali juga membungkuk untuk mencium bibir bowo, hingga mereka saling perpagutan.

“ough..ough..terus..ough...” desah bowo.

“argh...argh..argh..argh...” andi menggerang. Ia bisa merasakan kontol besar milik bowo yang berada di dalam anusnya. Kocokan tangannya pada kontolnya sendiri semakin membuatnya tak karaun.

“ough..ough...ough..” mereka berdua terus-terusan memacu birahi. Hawa di dalam kamar itu semakin panas meskipun di luar sedang hujan deras. Dan setelah kurang lebih 20 menit, sepertinya bowo akan mencapai puncak. Ia sudah merasakan pejuhnya berada di puncak.

“ah..ah..ah...ayo ndi, aku mau keluar!argghh...” erang bowo sambil memejamkan mata karena kenikmatan semakin ia rasakan. Melihat bowo akan klimaks, andi semakin memacu gerakan pantatnya.

“ough..ough..ough...” erang andi.

“arghh..argh..argh..arggggghhhhhhhhhh...........!” bowo mengerang dan menggelinjing saat pejuhnya menyembur di dalam lobang andi. Dan saking banyaknya, pejuh itu keluar dari lobang andi dan mengotori yang ada dibawahnya.

“argh..argh..argh..shit...argh...” tubuh bowo masih menggelinjing untuk menikmati sisa-sisa kenikmatan. Andi sendiri sudah mulau menurunkan kecepatan gerakan pantatnya. Sekarang ia berkonsentrasi pada kontolnya ya ia kocok sendiri. Dan tak lama kemudian, ia mencapai puncak juga. Ia mempercepat gerakan tangannya.

“ough..ough...ough...oughhhhhhhhh...” pejuh milik andi muncrat dan mengenai perut bowo.

“hah...hah...hah...” andi mengatur nafas. Mukanya terlihat sangat puas, meskipun terlihat capek juga. Ia lalu merebahkan kepalanya di dada bowo. Keduanya lalu langsung tertidur karena rasa capek yang datang.

Paginya, bowo yang bangun terlebih dahulu. Saat membuka mata, ia mendapati tubuhnya telanjang bulat, selain itu ia juga mendapati andi berada di sisi lain ranjangnya dengan keadaan telanjang bulat juga. Sempat bingung dengan apa yang sudah terjadi, ia akhirnya ingat akan peristiwa semalam. Bowo lalu bangkit dari ranjang dan menuju kamar mandi. Kemudian ia menuju kantor tanpa membangunkan andi terlebih dahulu.

Bersambung........

No comments:

Post a Comment