My Blog List

Saturday 13 March 2010

Petualangan Aji 2, Part 4

9 Hampir setengah jam aku bermain-main di lobang kenikmatan Bram. Berbagai jurus sudah kukeluarkan. Menjilat, menghisap, menyedot, menyelip-nyelipkan lidahku ke lobangnya yang sempit bahkan menyodok-nyodokkan jariku disana. Bram benar-benar keenakan dengan aksiku. Pantatnya bergoyang-goyang dan sekali-kali menekan mukaku. Kontolnya sudah tegak penuh dalam genggaman tanganku yang tak pernah berhenti meremas-remas. Kamar Bram ramai dengan erangannya. Setelah kurasakan lobang pantat Bram sudah cukup siap untuk memasuki babak selanjutnya, kuhentikan aksi rimmingku. Segera aku mengambil posisi tegak dibelakangnya dengan kedua kaki menyiku. Tanganku membuka celah pantatnya selebar-lebarnya. Kontolku kubasahi dengan ludahku banyak-banyak. “Ji, pelan-pelan ya,” Bram kembali mengingatkanku. “He eh,” jawabku singkat, lagi serius kok diajak bicara. Kepala kontolku kudekatkan ke mulut lobang pantat Bram. Mmmmm geli-geli nikmat coy rasanya ketika kepala kontolku menggesek kulit lobang pantatnya yang keriput dan berbulu halus itu. Kugesek-gesekkan kepala kontolku disana. Brampun kelihatannya merasakan kenikmatan juga. Dia mendesah-desah. Pelan-pelan kusorong kepala kontolku mencoba menembus gerbang kenikmatannya yang sempit itu. “Ohhh,” erangku. Sempit banget. Kucoba lagi, tanganku membantu dengan melebarkan celah lobang pantat Bram sambil terus mendorong kontolku. “Ahhhh,” desahku saat menembus lobang sempit itu, kurasakan kepala kontolku terasa seperti sedang dipijat-pijat. Bram mengerang. Dia pasti merasakan sakit disekitar daerah itu. Kuteruskan usahaku. Setiap aku malakukan gerakan menekan kontolku ke dalam, saat itu pula Bram terdengar mengerang sambil perutnya kembang kempis menarik napas. Betapa nikmatnya. Kenapa aku seringkali beruntung seperti ini, mendapatkan pantat perjaka. Aku jadi teringat lobang-lobang pantat perjaka lainnya yang pernah kutembus dengan sukses, Dino, Irfan, Anton, Dwi, dan masih banyak cowok-cowok lainnya. Akhirnya hari itu menjadi hari yang paling dikenang oleh Bram dalam hidupnya. Hari ketika lobang pantatnya dengan sukses kuperjakai dan kemudian kuentoti berulang-ulang hingga aku tertidur kelelahan tertelungkup diatas tubuhnya. Aku mengentoti Bram seperkasa dia mengentoti Andreas. Tanpa ampun kuhajar lobang pantatnya dengan sodokan-sodokan kontolku yang cepat dan bertenaga. Bram hanya bisa mengerang-erang tertahan dengan menahan volume suaranya saat menerima hajaran kontolku. Rupanya dia tak mau suaranya akan menimbulkan kehebohan di kos itu. 10 Aku benar-benar menikmati sensasi mengentot dengan Bram saat itu. Kenikmatan yang sama juga kurasakan malam ini. Dengan tubuh penuh keringat Bram menumpukan kedua tangannya pada meja komputer, dia berdiri membelakangiku, menunggingkan pantatnya sambil merenggangkan pahanya sedikit. Dibelakangnya aku berdiri, juga dengan tubuh bersimbah keringat, memeluk pinggangnya erat-erat dengan selangkangan rapat, lengket di bongkahan buah pantatnya. Kontolku tertanam dalam di lorong sempit dan gelap, lobang kenikmatan miliknya. Kami saling menggenjot pantat dengan cepat dan berlawanan arah. Suara erangan, desahan, ditingkahi jeritan-jeritan kecil sesekali, plus suara-suara yang timbul akibat pertemuan pahaku dan bongkahan pantatnya yang seperti suara menampar-nampar itu memenuhi ruangan yang satu jam lalu kami gunakan sebagai tempat rapat membahas gerakan mahasiswa. “Ohh Bramhh, ohh...Bramhhhh...oh.........Bramhhhh, enahkkghhhh bangethgggg...” racauku keenakan tanpa peduli apakah ada yang mendengar suara racauku itu. Sementara Bram yang kugenjoti hanya mengerang-erang, sesekali dia mengatakan agar aku menekan lagi lebih dalam. Capek juga dengan posisi berdiri begini. Aku pengen merubah posisi ngentot kami sekarang. Dengan tidak menghentikan genjotan kontolku yang terbenam dalam di anusnya, kutarik tubuh Bram untuk sama-sama berbaring denganku di lantai. Kini aku berbaring di lantai dengan tubuh Bram yang berbaring diatasku. Kakinya mengangkang diantara kedua kakiku. Kuarahkan muka Bram agar menoleh ke mukaku. Langsung kusambar bibirnya. Kemudian sambil saling melumat bibir masing-masing pantatku bergerak naik turun melanjutkan aksi tarik sorong kontolku dalam lobang pantatnya sambil berbaring bertindihan. Tanganku mengocok-ngocok kontolnya yang tegak perkasa itu. Rasanya begitu nikmat menyetubuhi Bram sambil meremas-remas seluruh tubuhnya yang liat berotot itu. Lobang pantatnya yang lembab terasa hangat dan erat mencengkeram batang kejantanan milikku yang bergerak-gerak naik turun menggesek dan mendorong dalam-dalam disana. “Ohhh.....ohhhhhh......ohhhhhhhhh......ohhhhhhhh......,” brengsek, maniku udah memaksa pengen keluar nih. Aku berusaha menahannya, namun tak bisa. Tanpa kompromi denganku terlebih dahulu maniku sudah menyembur-nyembur deras didalam lobang pantat Bram. Crot..crot..crot...crot...crottttttttttttt...... Pantatku pun secara otomatis menekan keras ke atas membenamkan sang kontol yang sedang muntah-muntah dalam ke lobang pantat Bram. Tanganku mengocok-ngocok kontol Bram yang gemuk panjang itu dengan cepat. Memaksa kontolnya untuk menyemburkan mani juga. “Akhhhhhhhhhhhh.....akhhhhhhhhhh.....akhhhhhhhhhh....ohhhhhhhhhhh........ohhhghhhhh......,” teriakan kenikmatan kami berdua yang bersahut-sahutan disertai nafas yang saling memburu, mengakhiri persetubuhan malam ini. Bersambung...........

No comments:

Post a Comment