My Blog List

Saturday 13 March 2010

Petualangan Aji, Part 4

11

Aku yakin Mas Bayu tak menyadari kedatangan Dino. Dia masih terus dengan aksi binalnya. Seperti piston kontolnya menghajar lobang pantatku. "Mashhh...." kataku merintih mencoba untuk menghentikannya. Sebenarnya kalo hanya untuk menghentikan aku bisa segera melepaskan diri darinya. Namun pantatku tak rela melepaskan kenikmatan kontol Mas Bayu. Makanya aku hanya berusaha untuk mengingatkannya dengan suara sambil tetap menikmati hajarannya. Karena aku juga tak yakin Dino hendak menghentikan persetubuhan kami. Dugaanku benar, Dino memberi isyarat padaku untuk diam dengan meletakkan telunjuknya di bibir. Pintu kamar ditutupnya.

Selanjutnya dia berjalan ke arah kami. Tanpa bersuara dilepaskannya seluruh pakaiannya. dihadapanku kini terpampang tubuh atletis, mulus milik Dino. Kontolnya mengacung tegak ke arah dadanya. Batang itu panjang, coklat kemerahan, dengan kepala kontol yang besar merah. Lalu digenggamnya batang kontol itu, diluruskannya ke arah mulutku. Dengan cepat kusambar kontol itu dengan mulutku.

"Alo Mas Bayu.." kudengar suara Dino lirih menegor Mas Bayu. Tak ada sahutan dari Mas Bayu, yang ada goyangan di lobangku semakin cepat saja. Nampaknya Mas Bayu cuek dengan kehadiran Dino di antara kami.

Mas Bayu benar-benar perkasa. Sudah hampir setengah jam dia menghajar lobang pantatku tapi dia tidak menunjukkan tanda-tanda kelelahan. Keringatnya sudah membanjiri tubuhku. Tubuhku apalagi, berkilat-kilat dengan simbahan keringat.

"Din, daripadahh lohhh cuman ahhhh....diemut-emut saja ama Ajihhh, mendinghhh lo hajarkkk nih lobang pantat guahhhhh. Pasti lebih ashhhhhhik," katanya. Apa? Mas Bayu mau juga disodomi? Jangan-jangan dia juga sudah sering melakukan praktik homoseks begini.

"Beneran nih Mas Bayu?" tanya Dino.

"Iyahhhhh sinih."

Dino melepaskan kontolnya dari mulutku. Lalu menuju ke belakang. Selanjutnya Aku disuruh telentang oleh Mas Bayu. Dia menungging diatas tubuhku, memasukkan kontolnya kedalam pantatku. Lalu Dino pelan-pelan membenamkan kontolnya di lobang pantat Mas Bayu. Jadilah kami bertiga saling goyang pantat mencari kenikmatan.

Sepuluh menit berlalu, ketika Mas bayu berteriak-teriak sambil kontolnya menyembur-nyemburkan sperma didalam lobang pantatku. "Crott....crot...crot....crot....crot....crot....crot....crot....crot....crot....crot....crot....," banyak sekali seperti tak berhenti. Sebagian cairan lendir kental itu luber keluar pantatku. Selanjutnya dia melepaskan kontolnya dari pantatku. "Ahh...udah..duluhhh........... Din...........udah...," katanya. Dino pun melepaskan kontolnya. Mas Bayu tergeletak lemas di lantai. Napasnya ngos-ngosan kelelahan.

"Aku juga mau keluar nih," kataku pada Dino. Dino mengerti segera dia menelentangkan tubuhnya. Kunaiki dia. Segera kugenjot kontolku dalam lobang pantatnya yang sudah sangat akrab denganku.

12

Lagi asik-asiknya menggenjot tiba-tiba kembali gerendel pintu berputar. Kali ini kepala Kevin yang nongol di pintu kamar. "Pada ngumpul maen gapl....." kata-kata Kevin terputus setelah melihat di depan matanya, pacar kakaknya sedang menelentang pasrah aku genjot.

"Masukhh...ajahghhh Vinh...," kataku berusaha tersenyum seramah mungkin. Meskipun aku yakin tampangku awut-awutan banget saat itu. Kevin segera menutup pintu dan keluar ruangan. Aku tak memperdulikannya, Dino juga. Kenikmatan ini lebih penting daripada kekagetan Kevin. Tapi tak lama Kevin kembali masuk ruangan dengan ragu.

Didepanku berdiri Kevin dengan celana pendek dan kaos tipis tanpa lengan yang menunjukkan otot lengan dan bulu ketiaknya yang halus dan lebat. Saat Kevin masuk itu aku akan segera mencapai puncak. Segera kucabut kontolku, dan segera ku kangkangi muka Dino. Didepan matanya Kevin melihat, calon kakak iparnya sedang mengangakan mulutnya menerima semburan-semburan spermaku yang memenuhi mulutnya. Spermaku ditelan seluruhnya oleh Dino, bahkan setelah semburanku selesai Dino masih membersihkan kepala kontolku dengan lidahnya. Aku melihat Kevin mulai terangsang melihat aksi kami. Kulihat dia meremas-remas selangkangannya.

Aku tergolek lemas disebelah Dino. Napasku ngos-ngosan, dada bidangku naik turun dengan cepat. Dino bangkit dan bersiap untuk mengentotiku kembali. Dia ingin memuaskan hasratnya dalam rongga pantatku. Aku membiarkan saja apa keinginannya. Aku kan tak boleh egois sendiri, dia juga pasti ingin merasakan orgasme seperti aku dan Mas Bayu. Makanya meskipun aku kelelahan tak kularang dia untuk menyusupkan kontolnya di rongga pantatku. Biarlah dia memuaskan dirinya dalam tubuhku.

Aku memejamkan mataku. Mencoba beristirahat menghilangkan lelah sejenak. Kutunggu Dino memulai aksinya merojok rongga pantatku. Namun hingga beberapa saat tak kurasakan bonggol kontol Dino yang sudah demikian akrab dengan rongga pantatku beraksi disana. Lobangku masih terasa kosong. Kubuka mataku untuk melihat apa yang sedang terjadi, mengapa Dino belum juga memulai.

Kulihat Dino sedang menatap Kevin tajam. Tak lama dia bangkit dan meninggalkan tubuhku. Masih dalam keadaan bugil dengan kontol mengacung Dino berjalan ke arah Kevin. Kulihat Kevin kebingungan namun matanya tak lepas dari kontol Dino yang bergoyang-goyang. Ketika Dino berdiri rapat dengannya, Kevin mundur. “Lo, mau apa Din?” tanyanya dengan suara bergetar. Dino tersenyum mesum dan berkata, ”Harusnya gua yang nanya, lo mau apa disini? Tadi kan elo udah cabut kok balik lagi? Pengen nyobain juga?” tanya Dino padanya sambil tangannya nakal menyusup kebalik kaos tanpa lengan milik Kevin. Selanjutnya dengan nakal tangan Dino meraba tubuh dibalik kaos Kevin.

“Din, jangan Din. Gua bukan homo.....” kata Kevin

“Mmmmm..tau gua. Siapa bilang elo homo? Atau maksud lo gua homo? Tanyain Grace deh, gimana dia gua buat pontang-panting barusan...” jawab Dino nakal. “Gua cuman mau nanya aja kenapa elo kemari? Padahal lo kan liat kita lagi pada ngefuck. Lo pengen juga ya? Kalo emang iya ngaku aja. Elo gak bakalan gua telen, tapi kontol lo bisa jadi gua telen itu juga kalo lo mau.............”

Aku terseyum mendengar kata-kata Dino itu. Kulirik Mas Bayu, dia juga tersenyum. Kevin masih ragu nampaknya. Tangannya memegang tangan Dino berusaha untuk mencegah rabaan nakal Dino yang semakin tertuju ke daerah selangkangannya. Tapi aku yakin usahanya juga tidak optimal, atau malah tidak berusaha sama sekali mungkin, buktinya ketika tangan Dino mencoba menyusup ke pinggang celana pendeknya, Kevin mengempeskan perutnya yang berotot itu. Menandakan ia memberi ijin kepada Dino untuk menyusupkan telapak tangannya ke daerah terlarang itu. Akhirnya dengan tanpa halangan telapak tangan Dino menyelusup dengan sukses kebalik celana Kevin.

Kulihat mata Kevin terpejam, napasnya tertarik dalam dan mendesah. Aku yakin kontolnya sedang diremas oleh jemari Dino dan Kevin menikmatinya.

13

Dino benar-benar gentle memperlakukan Kevin. Aksi mesum terhadap calon adik iparnya yang ganteng itu tak dilakukannya dengan terburu-buru. Dibiarkannya Kevin beradaptasi dengan rangsangan-rangsangan seksual dari laki-laki yang mungkin baru sekali ini dirasakannya. Aku lihat Kevin semakin menikmati rangsangan Dino itu. Matanya terpejam bibirnya terbuka sedikit sambil mendesah.

Selanjutnya Dino mendekatkan bibirnya ke bibir Kevin. Dilumatnya lembut bibir tipis kemerahan itu berulang-ulang. Sesekali lidahnya kulihat menjilat-jilat bibir dan hidung Kevin. Tangannya mulai mempreteli kaos Kevin. Tak lama celana pendek Kevin pun sudah dipreteli oleh Dino. Terakhir celana dalam Kevin pun sudah diloloskan dari kedua kaki jenjang berotot milik Kevin. Ciuman Dino tak putus-putus di bibir Kevin. Pelan-pelan Dino mendorong Kevin ke arah ranjang, lalu di rebahkannya Kevin dalam posisi telentang dengan kedua lengan terbuka lebar mempertontonkan bulu ketiak yang halus namun lebat. Kevin berbaring pasrah disampingku.

Mulut Dino selanjutnya mulai menjelajahi tubuh Kevin, mulai dari leher, dada hingga berhenti sementara di daerah ketiak. Ketiak putih bersih berbulu milik Kevin basah sudah oleh ludah dari mulut Dino. Setelah lebih lima menit bermain-main di kedua belah ketiak, Dino kembali melanjutkan penjelajahannya ke daerah perut. Ditelusurinya perut berotot Kevin hingga pusat.

Melihat show dua cowok ganteng itu nafsuku mulai bangkit lagi. Kontolku mulai bergerak naik kembali. Kulihat Mas Bayu pun demikian. Tangannya mulai mengocok kontolnya pelan. Tapi baik aku dan Mas Bayu memberikan kesempatan lebih dulu pada Dino untuk mengenali calon adik iparnya itu lebih dalam.

Bersambung........

No comments:

Post a Comment