My Blog List

Saturday 13 March 2010

AKU DIPERAWANI ARYO (bag.2)

Aryo memeluk tubuhku, entah meniru bapaknya entah karena dorongan naluri, sehingga kami benar2 bagai 2 manusia telanjang yang sedang gancet, padahal kami berdua masih anak2 kecil.

Aryo mulai menekan dan menarik kontolnya, seperti monyet jantan memperlakukan si betina. Tiba-tiba aja bibirku dilumat, dikulumnya bibir bawahku. Ehh, siapa yang ngajarin dia berciuman?. Tangan kanannya menjambaknya rambutku, menahan kepalaku supaya nggak bisa mengelak. Aku kaget dan meronta karena seumur hidup belum pernah dicium dimulutku Bibir bawahku dikulum, lidahnya menjulur paksa masuk ke rongga mulutku, membelit lidahku jadi satu. Ludahnya menerobos masuk ke mulutku tak bisa dicegah dan bercampur jadi satu dengan ludahku. Aku makin gemetar dan tanpa sadar tanganku merangkul lehernya. Makin lama ciumannya makin nafsu dan nggak terasa aku makin melayang nikmat. Ternyata Enak gila! Pelan2 aku belajar meniru gerakan bibir dan lidahnya, membalas ciumannya. Kedua tanganku mencengkeram rambutnya. Sementara tangan kanan Aryo membelai rambutku dan tangan kirinya asyik menggerayangi puting tetek di dadaku.

(cerita hayalan disadur oleh hendyardana@gmail) Tiba-tiba dia berhenti menciumku dan bicara dengan suara gemetar, "Enak banget Jok," katanya. "Kamu gimana, enak juga?" tanya Aryo.

Aku tidak bisa berbohong bahwa aku amat kesakitan. "Aaawwww ..... aduuuuh Yo .... sakit Yoooo... aduuuuhhh..... ngilu Yo..... iiihh...", aku berteriak kesakitan.

"Maaf Jok.... aku mainnya kasar yaah... aku nggak tahan lagi nih ....aahhhhgghghhh ... ...", bisiknya sambil menahan rasa nikmat pada batang kontolnya. Tapi tidak sampai sedetik, Aryo menghantamkan lagi genjotan kontolnya: "Aaarrrgggghhh!" pekikku sambil menggigit bibir bawahku untuk menahan rasa nyeri.

Sementara di lain pihak, Aryo terlihat makin ngos-ngosan sambil terus "menggoreng" aku yang ada di bawahnya. Tidak ada rasa enak, atau nikmat, tidak ada nafsuku yang berkobat, yang ada cuma penderitaan dan kesakitan. Apalagi kelamin Aryo termasuk berukuran besar sehingga membuat penderitaan itu semakin menyakitkan dan aku ingin dia segera berhenti.

Tapi Aryo termasuk anak kecil luar biasa!, karena dia ternyata seperti seorang laki laki dewasa yang perkasa dan tidak mudah ejakulasi, saat itu entah berapa lama Aryo menganal dan mencabik cabik tubuhku dengan gempuran entotan yang begitu bernafsu.

Gila ini!, seandainya ada orang yang mengintip kami berdua, mereka mungkin akan kasihan melihat seorang anak lelaki kecil berbaring dalam keadaan telanjang bulat, tengkurap tak berdaya dibawah tindihan sesama anak lelaki yang lebih besar, dan tepat ditengah selangkanganku tertanam batang kontol gede yang sedang disodok sodokkan kedalam lubang duburku sampai aku menggeliat geliat.

Tapi heran, semakin lama rasa perih berubah ke rasa nikmat sejalan dengan gerakan kontol Aryo mengocok anusku. Aku terengah-engah, “Hah, hah, hah,......” Pelukan kedua tangan Aryo semakin erat ke tubuhku. Semakin lama gerakan kontol Aryo semakin memberi rasa nikmat dan terasa di dalam liang anusku menggeliat-geliat dan berputar-putar. Sekarang rintihanku adalah rintihan kenikmatan.

Aryo kemudian agak mengangkatkan badannya dan tanganku ditelentangkan oleh kedua tangannya dan telapaknya mendekap kedua telapak tanganku dan menekan dengan keras ke atas kasur seakan sedang push-up dan ouwwww........ Aryo semakin memperkuat dan mempercepat kocokan kontolnya, di wajahnya kulihat raut yang gemas. Semakin kuat dan terus semakin kuat sehingga tubuhku bergerinjal dan kepalaku menggeleng liar ke sana ke mari keenakan, sampai akhirnya Aryo merasa air maninya sudah mendesak ingin muncrat keluar....

Aryo mengerang-ngerang dan teriakkannya sesekali terdengar lepas tak ditahannya... Digenjotnya terus anusku, dipacunya gerakan pinggulnya dan lagi-lagi dia mempererat dan mengencangkan pelukannnya sambil merintih, “Ohhh… aahhh… uuuh… enaaaak… teruusss… teruuuuss… sayang…… auuw…. enaaaak…. teruuuus….”, diraihnya wajahku.dan dilumatnya mulutku. Eehmm…. ehmm…. suara yang keluar dari mulut Aryo saat menciumku setiap kali dihentakkan kontolnya keras-keras ke anusku.

Sesaat kemudian tubuhnya mengejang dan kepalanya bergoyang-goyang kekiri dan ke ke kanan, sambil mulutnya mengerang keras. Pinggulnya menghentak-hentak dengan keras diimbangi gerakan pinggulku. Keringat bercucuran membasahi tubuh, membuat lengket tubuh kami jadi satu. (cerita hayalan disadur oleh hendyardana@gmail)

Aryo mempercepat gerakan pantatnya dan terasa desakan dan denyutan di kontolnya semakin menjadi saat ujung kontolnya menggesek dinding dalam liang anusku. Dan pada suatu hentakan yang keras Aryo mendekap kepalaku keras-keras dan melolong histeris, "Ooouuuuhhhggh…”

Aryo merintih keenakan, dan akhirnya dia tak dapat menahan lagi desakan air maninya, disemprotnya air maninya di dalam liang anusku, "Uuuuuuuuuh.......uuuuuhhh......uuuuuhhhh", sambil menekan kuat2 kontolnya yang terbenam itu ke liang anusku. "Huuuuh" desis Aryo dan crooottt maninya muncrat, "Huuuh" desis Aryo lagi dan crooottt maninya muncrat lagi dan tiap kali maninya muncrat aku ikut mengerang, terasa semprotan cairan hangat di dalam lubangku.

Saking enaknya, pada saat bersamaan, di ujung kontolku terasa ada yang berdenyut dan sepertinya mau kencing. "Aaach...ssreeett!". Aneh, rasanya nikmat sekali tidak seperti bila aku kencing biasa di kamar mandi... “Ooh.. aah… aduh…. aduuhh…” Dan ….. crot, cott, crotttt, crotttt, crooootttt, tanpa sekalipun disentuh kontolku muncrat air maninya.

Muncratan pertama mendarat di rambut Aryo, sekali menghantam daguku dan terakhir beberapa kali mendarat di dadaku, bercampur lengket dengan keringat tubuh kami. Sesaat kemudian gerakan dan hentakan tubuh Aryo juga berhenti dan akhirnya kedua kakinya terkulai lemas telungkup di atas tubuhku. Setelah itu aku merasa lega dan nikmat..., badanku terasa ringan dan lemas di sekujur tubuh.

Kupandang wajahnya dan kami saling menatap. Aryo tersenyum, nafasnya masih ngos2an, tangannya mengusap wajahku dan meyibak rambutku yang basah tergerai. Dia mencium mulutku dan mengusap rambutku sambil berbisik, “Gimana rasanya? Enak apa nggak?” Aku tak menjawab namun tersenyum saja, dan langsung kupeluk dia dan kucium mulutnya. Baru sekarang terasa kalo lubang anusku sakit dan perihnya bukan main.

Setelah beberapa menit, Aryo pelan2 mencabut kontolnya yang udah lemas dan “pluk” suaranya seperti penutup gabus botol dibuka.

Kami lemas dan terengah-engah. Lima menit kemudian,:"Wah, aku enak tenan Jok” kata Aryo, ”gimana kamu enak Jok?" tanyanya. "Sesok maning, yo?" (besok lagi ya) Aku mengangguk.

Perlahan Aryo beranjak dari bale, pas menarik kontolnya, dia melihat kontolnya basah oleh lendir kental putih kemerahan, air mani campur darah. Aryo memandangku yang masih tergolek mengangkang, seluruh selangkangku tampak basah dan dari celah lubang anusku yang kini tampak lebar memerah, meleleh lendir mani kental putih kemerahan yang cukup banyak sampai menetes di bale2.

Perlahan dibimbing nya aku berdiri, nggak lama dari lubang pantatku jatuh lagi campuran lendir kental mani campur darah dilantai dan kali ini lebih banyak. Ada juga yang meleleh di pahaku yang mulus. Pantatku sakit dan perih sekali, lubangnya terasa ngilu dan pegel. Kakiku lemas banget sampai nggak kuat berdiri.

(cerita hayalan disadur oleh hendyardana@gmail) Malamnya aku susah tidur, Aku masih merasakan betapa sakitnya lubang pantatku akibat main bapak-mamak. Kuusap pantatku masih terasa ada ganjalan titit Aryo yang terasa masih menyumpal lobangku..

Keesokkan harinya ketika kami pergi sekolah, Aryo bertanya: “apa kemarin itu kamu betul-betul enak? Aku mengangguk tapi entah kenapa, aku merasa malu. Aryo merangkul pundakku dengan gaya seperti lelaki dewasa pada pacarnya: “Sini aku mau cerita” katanya.

“Kemarin itu artinya kita kaya kawin kayak bapak sama emakku” ujarnya sok tahu. “masa?” aku tak mengerti “Ya, artinya kita udah kawin, aku sekarang jadi suami kamu” kata Aryo lugu “kita main lagi yok?” ajaknya sambil merangkul bahuku dan mengajak ke sungai. Heran, aku merasa tentram berada didalam pelukan Aryo dan patuh mengikuti “suamiku” Teman2 tidak ada yang heran melihat aku berangkulan dengan Aryo berjalan berdua ke arah sungai.

Sejak kejadian pertama itu, kami semakin sering melakukan hubungan badan. Kadang kami melakukannya di gubuk, di sawah, disungai dan disembarang tempat. Dan namanya juga anak yang masih berdarah muda, Aryo sering kali minta maen seks. Setiap pulang sekolah Aryo pasti menuntut minta maen seks lalu kami belajar bersama dan mengerjakan PR. Malam hari, kami juga suka melakukannya apabila ada kesempatan, begitulah setiap hari bisa sampai 2 kali berhubungan badan. (cerita hayalan disadur oleh hendyardana@gmail)

Semakin hari, Aryo semakin lihai dan bereksperimen melakukan berbagai gaya, tapi aku selalu jadi wanita dan dia jadi lelaki. “Aku kan suami kamu” kilahnya.

Karena belum mengerti apa yang terjadi diantara kami berdua. Sungguh!, saat itu kami begitu lugu dan menganggap perbuatan itu hal yang wajar2 saja. Walau tentu kami tidak pernah memperlihatkan kemesraan didepan teman2, tapi kami selalu berduaan dan Aryo selalu jalan sambil merangkul bahuku, seolah2 dia melindungi aku. Bahkan teman2 dan para tetangga heran melihat keakraban kami berdua.

Orang tua kami tidak ada yang curiga melihat keakraban kami berdua. Meraka menganggap hubungan kami sebagai persahabatan biasa. Padahal hampir setiap hati melakukan hubungan seks seperti suami istri.

Hampir 1 tahun kami menjalin hubungan. Dan suatu hari, entah siapa yang memberi tahu, Aryo bilang perbuatan yang kita lakukan adalah HOMOSEKS dan seks sejenis adalah salah.

Sejak kejadian itulah, sikap Aryo agak berubah.... Dia tetap sering menggauli aku, tapi kudengar dia juga mulai berpacaran dengan cewek teman sekolahnya di SMA

Tapi mungkin karena terlanjur kebiasaan berperan sebagai seorang ”suami” yang hampir setiap hari menggauli aku untuk menyalurkan kebutuhan biologisnya, akhirnya terjadilah malapetaka: Aryo kebablasan menghamili pacarnya dan terpaksa menikah di kelas 1 SMA pada umur 18 tahun, Usia yang terlampau muda belia untuk jadi seorang suami sungguhan.

Aku sedih sekali, ketika Aryo bertandang kerumah dan memberitahu aku. Di depan kedua orangtuaku aku dan Aryo bertangis2an berdua sampai kedua orang tua kami heran kenapa hal itu membuat kami berdua begitu bersedih.

Aryo minta maaf kepadaku, karena keteledorannya. Aku diam saja. Sejak itulah hubunganku dengan Aryo terputus total.

1 comment:

  1. untuk cerita selengkapnya, coba masuk ke blog ini:

    http://ceritapanaslelaki.blogspot.com/2010/09/diperawani-aryo.html

    ReplyDelete